Scene 1

1.3K 112 7
                                    

Tokyo. Siapa yang tidak mengetahui ibu kota negara Jepang ini? Biasanya pada siang hari, walaupun dengan matahari yang bersinar terik, tidak akan mengubah kebiasaan orang-orang yang sedang berlalu lalang di kota ini menjadi malas. Termasuk dengan seorang pria yang sedang beradu mulut dengan sahabatnya di pinggiran trotoar jalanan daerah Shibuya.

"Aku tidak akan ikut Dobe." ujar pria dengan tone rambut sewarna dark blue yang mencuat seperti bokong ayam.

"Ayolah Teme, kau harus ikut malam ini. Kasihan Neji, dia 'kan sudah mengundangmu untuk ikut dalam pesta bujangnya." Pria satunya menyahut dengan paksaan. Dia memiliki bentuk rambut yang aneh dengan bentuk bak durian berwarna kuning jabrik.

"Tidak tetap tidak." Sasuke, si pria bersurai dark blue tetap kokoh dengan pendiriannya.

"Ayolah Sasuke-chan, kali ini saja ya? Ya ya ya? Sekalian untuk kau sedikit refeshing agar kau bisa merasa sedikit fresh. Oke?" Naruto yang tidak mau kalah memasang jurus puppy eyes andalannya. Tapi bukannya merespon ucapan Naruto, Sasuke langsung melenggang pergi.

"Hentikan. Itu menjijikan." katanya sebelum berlalu pergi.

"Grr, awas kau Sasuke. Pokoknya aku tidak mau tau, bagaimana pun kau harus tetap 'datang' ke pesta itu atau aku yang akan menyeretmu untuk datang!" Naruto berteriak dengan penekanan pada kata 'datang'.

Dan tentunya si pria emo itu tidak akan memperdulikan perkataan si rubah jelek.

🌸🌸🌸

Setelah berhasil kabur dari ocehan Naruto yang menurutnya sangat tidak penting, Sasuke rupanya tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan dia datang ke tebing di bukit belakang sekolahnya dulu. Tepat di belakang Senior High School Konoha Gakuen.

Dia menatap pemandangan gemerlapnya kota Tokyo pada malam hari dari atas tebing dengan pandangan kosong. Memori bertahun-tahun lalu yang dengan sekuat tenaga berusaha ia kubur, dengan lancangnya kembali berkeliaran dalam benaknya.

Sekejap ia menutup matanya, mencoba untuk mencoba menghalau munculnya bayangan di masa lalu yang menghantuinya. Tapi sesaat kemudian, ia kembali membuka kedua matanya karena bayangan itu yang tak kunjung hilang. Pada akhirnya, ia hanya bisa meresapi bayangan-bayangan itu, menikmatinya dengan tenang. Karena bagaimanapun, bayangan tentang gadis masa lalunya yang menghilang entah kemana tak akan pernah bisa ia lupakan.

Sasuke menghembuskan nafas lelahnya. Dan tanpa ia sadari, air bening merembes keluar dari kedua retinanya yang memancarkan kehampaan. Dengan cepat ia menghapus air matanya sebelum ada seseorang yang melihatnya. Walaupun kenyataannya tidak akan ada yang datang ke tempat ini karena hanya ia dan gadisnya yang tau letak tempat ini.

Setelah puas menumpahkan seluruh perasaan resahnya, kini ia membalikan tubuhnya dan berjalan menjauh dari tempat yang membuatnya teringat dengan semua kenangan tentang gadisnya. Kini ia merasa bebannya sedikit terangkat dengan menumpahkan emosinya melalui air mata.

Sasuke menyadari bahwa sebelumnya dia tidak pernah menangis dalam hidupnya. Tidak bahkan pada saat kematian neneknya, dia tidak mengeluarkan setetes air mata pun. Tapi kenapa hanya karena kehilangannya dia sampai menangis setiap malam sebelum tidur?

Ya, itu sudah jelas karena dia mencintainya.

Dia mencintai seorang gadis yang selalu mengisi harinya dengan penuh warna. Ini bukan berarti dia tidak mencintai neneknya, ia juga mencintai neneknya sebesar cintanya kepada Sakura. Hanya saja dia tidak mengerti mengapa dia akan menjadi cengeng jika itu menyangkut tentang Sakura.

Tanpa terasa dia melamun dengan kaki yang bergerak ke arah stasiun. Yang mana stasiun itu sudah berada di depannya. Sambil menunggu kereta selanjutnya, Sasuke kembali melamun sampai dia tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang mengawasinya dari kejauhan.

Seseorang itu melayangkan tatapan prihatin ke arah Sasuke yang sudah seperti mayat hidup dimatanya. Badan yang menjadi lebih kurus, wajah yang menjadi lebih pucat, juga lingkaran hitam di bawah matanya yang menunjukan bahwa sasuke tidak tidur sama sekali tadi malam.

Dalam diam, sang pemuda yang mengikuti Sasuke menatap hampa udara di hadapannya. Mengingat kembali kenangan rumit yang menimpa keluarganya.








To be continue.


Quiet Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang