Extra Part

827 98 7
                                    

"Aku sangat merindukanmu Saku." Sasuke memeluk Sakura dengan erat. "Aku mencintaimu, pokoknya aku sangat mencintaimu."

"Aku tahu Sasuke-kuuun." Sakura menghela napas keras. "Kau sudah mengatakannya sebanyak tiga puluh kali malam ini." ujar Sakura dengan wajah merengut.

Sasuke terkekeh kecil. "Pasti bibirmu sudah maju beberapa senti. Sama seperti mulut bebek."

Syukurlah, Sasukenya sepertinya masih tetap sama. Tidak berubah. Masih senang merendahkan orang lain aka masih senang mengejeknya.

"Dasar ayam menyebalkan!" seru Sakura. Dia berusaha melepaskan pelukan Sasuke.

"Diam. Aku tidak mau melepasmu." ujarnya. "Lagipula apa-apaan itu? Kenapa aku di samakan dengan ayam?"

Sakura mengangkat kedua bahu tak acuh. "Karena rambutmu memang mirip seperti bokong ayam." Sakura menunjuk kaca besar di sudut kamar. "Mengacalah! Maka kau akan tau bentuk rambutmu itu."

"Hei! Kenapa kau mengejek model rambutku? Ini model yang sangat bagus kau tau." protes Sasuke.

"Kau yang memulai." Sakura memutar bola mata malas.

"Baiklah, maafkan aku." Sasuke mengecup pipi Sakura dengan bunyi 'muah' yang kentara. "Aku mencintaimu."

"Kau mengatakannya lagi." keluh Sakura. "Ugh ... pipiku jadi basah."

"Karena kau pantas mendapatkannya." Sasuke mengerucutkan bibirnya. "Apa kau tidak suka? Lagipula kau belum membalas ucapanku. Sedari tadi kau hanya membalas, 'iya Sasuke-kun' atau 'aku tau Sasuke-kun' saja."

Sakura mengernyit. "Hei, aku membalas ungkapan cintamu saat pertama kali datang!" pekik Sakura.

"Kau tidak!"

"Aku iya!"

"Tidak!"

"Iya!"

"Tidak!" Sasuke masih bersikeras.

"Aku tidak!" pancing Sakura.

"Kau iya!" seru Sasuke.

"Lihat! Kau sendiri mengatakan iya." Sakura memeletkan lidahnya ke arah Sasuke.

"Kau curang! Kau menjebakku!" Sasuke mengelak.

"Sudahlah, terima saja kekalahanmu." Sakura memutar otak, mencari celah. "Atau aku akan merajuk padamu."

"Tidak adil." Sasuke mencebik. "Kau menggunakan senjatamu."

"Ya ya, tidak perlu hiperbola seperti itu." Sakura menarik hidung sasuke dengan keras. "Tidak cocok denganmu."

"Sakit," Sasuke membalas mengecup hidung Sakura berkali-kali.

"Sudah cukup, Sasuke-kun! Ini sangat geli!"

Sasuke berhenti, tapi karena bunyi perutnya sendiri.

"Pftt," Sakura berusaha menahan tawa, tapi gagal. Tawanya kini membahana di dalam kamar Sasuke. "AHAHAHA!"

"Berhenti tertawa." rajuknya. "Sakura aku lapar. Ayo suapi aku."

"Ekhm, baiklah. Aku akan turun untuk mengambil makanannya." ujar Sakura.

Tapi Sasuke malah semakin mengeratkan pelukannya setelah mendengar ucapan Sakura. "Tidak perlu. Aku tidak mau nanti kalau kulepas kau akan pergi lagi."

Sakura menghela napas. "Aku tidak akan pergi lagi, aku berjanji. Sekarang ayo makan dulu, kau kelaparan Sasuke-kun, perutmu sampai berbunyi. Bukankah kau lapar?"

Quiet Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang