Part 2

35 11 9
                                    

*holaaaa aku up lagi nih
jangan lupa vote dan comment
untuk mereview ceritaku ini ya
apapun keluh kesah kalian membaca cerita ini tuangkan lah dalam kolom komentar.*
-selamat membaca-

***

"ihhh kamu!" lantang Sera

"ngapain kak pong disini! hush hush kamu sana pelgi dali sini." usir Sera sambil mengibas- ibaskan tangannya.

"dek nggak boleh gitu ah, masak sama teman sendiri kayak gitu. nggak baik loh dek." peringat bunda seraya menghampiri sang anak. si empu yang menjadi permasalahan hanya diam dengan wajah datar khasnya. sedangkan ayah sera tak menimpali, tetap tenang melanjutkan makan malam dengan wajah tengilnya.

"tadi kan Sela dah bilang bunda, kak pong jahat udah usil sela dali taman. jadi, Sela ndak mau lagi belteman sama kak pong." ujar sera menggebu.

"siapa juga yang mau temenan sama kamu!." jawab anak laki- laki itu.

Elvandio Ghani Sudrajat. putra sulung  dari keluarga sudrajat. anak berusia enam tahun yang memiliki ketampanan dominan dari sang ayah namun kelakuan yang berbanding terbalik. wajah  datar dan jambul khasnya menambah kesan dewasa, namun dia mempunyai satu rahasia atau bisa dibilang aibnya yang hanya diketahui oleh gadis kecilnya. siapa lagi kalau bukan Sera.

"yah.. bantuin bunda dong, jangan diem aja gitu. makan terus yang dipikirin." sebal bunda Sera yang sedari tadi memperhatikan suaminya asyik menikmati hasil masakan jeri payahnya itu hingga hampir tandas. lahh padahal kan yang lain belum makan. nggak kebagian dong si sera sama elnya.

mendapat sindiran dari sang istri, membuat dirinya langsung bertindak. bisa- bisa nggak dapet jatah seminggu kalau begini. bisa lemes ini terongnya.
"Sera minta maaf sama El. nggak baik loh ngomong kayak gitu sama yang lebih tua."

"iya sih kak pong emang udah tua, yaudah deh sela minta maaf ya. kita temenan lagi ya kak pong." dengan wajah dibuat semanis mungkin. emang dasarnya sera yang polos langsung bisa memaafkan. mengarahkan jari kelingkingnya yang sebesar tutup bolpoin itu ke wajah el.

El hanya mendengus mendengar perkataan sera. sejujurnya dia agak sedikit salah tingkah melihat wajah sera yang sangat imut itu. tapi wajahnya yang datar itu mampu menutupi kegugupannya.

"apa?"

"ihh masak kak pong nggak tau, ini itu tanda peltemanan." sebal Sera yang langsung menarik tangan el dan mengaitkan jari kelingking el ke jari kelingkingnya sendiri. uhh manisnya..
el hanya bisa memalingkan wajah supaya pipi yang yang bersemu itu tidak menjadi tontonan.

"nah gitu dong. itu baru anak ayah." gemas sang ayah yang langsung memeluk sang putri.

"ihhh jauh- jauh ayah bau ikan!" usir Sera dengan salah satu tangan sudah terpaut dihidung mungilnya.

gimana nggak bau sera, orang ayah makan nya pake tangan hehhehe. batin sang ayah

ayah laknat emang.

"udah kan baikannya, ayo lanjut makan lagi, el pasti udah lapar kan nak?" ajak bunga Sera.

"iya bunda udah lapellll, ayo kak pong!" dengan wajah tak bersalahnya seralah yang menjawab pertanyaan bundanya, dengan menggandeng tangan El duduk ke kursi makan. si El hanya mengangguk- anggukan kepala saja. emang dasar tembok ya mau gimana lagi yang penting penurut ya nggak sera?. Skip

"kok makanannya udah habis!!!" ucap Sera

"Ayahhhhhhhhhh!!!." teriakan menggemparkan belahan dunia itu berasal dari perempuan beda generasi. sang pelaku sudah ngacir duluan kekamar sambil membawa buah- buahan yang tersedia di meja makan tadi. salah siapa kan dari tadi berantem jadi nggak kebagian deh makanannya. sedangan si el menutup telinganya kuat- kuat mendengar teriakan itu.

SERANDIO  (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang