Tunggu apa?

445 63 8
                                    

Hai, jangan lupa tekan vote nyaa
Sorry kalo banyak typo, enjoy!.

Di pagi hari di bawah pohon, perdebatan sengit terjadi disini, bahkan silir silir angin pun, tidak cukup untuk meredakan, panas nya perdebatan ini.

"Hoy, kau gila? Semua nya?, Emma! bagaimana cara kita bertahan hidup di luar sana?, Kita tidak punya makanan sebanyak mama memasak di panti, bayi tidak bisa berjalan!, Anak anak tidak bisa bertahan hidup melwan musuh, Apakah kau berpikir sampai situ?"

"Iya Ray aku gila, tapi aku bisa lebih gila jika keluarga ku hidup menderita Ray"

Itu benar sekali, Emma dan Ray mereka masih saja meributkan itu hingga [Name] mulai jengah, dan akhirnya menggrebak mereka.

"KALIAN!, SUDAH HENTIKA CUKUP, APA KALIAN TIDAK LELAH?!, DENGAR, ARGUMEN KALIAN ITU BENAR, DUA DUA NYA SAMA SAMA HARUS DI PERHATIKAN, DAN ITU BISA KITA BAHAS NANTI, KITA HARUS MENYELESAIKAN ALAT YANG KITA BUAT UNTUK KABUR, KALIAN SUDAH BESAR, BERPIKIRLAH YANG LUAS, PAHAM KALIAN?!" [Name]

"Maaf [Name]" -Ray Emma

[Name] POV on

Setelah menggrebak Ray dan Emma, aku akhirnya mengusulkan kepada mereka untuk memberitahu kan hal ini kepada Gilda dan Don, awalnya mereka menolak namun pada akhirnya mereka menyetujui ku.

Hingga akhirnya sekarang, pada malam hari 1 jam sebelum makan malam, kami sudah berhadapan dengan Gilda dan Don.

"Hahah lelucon macam apa itu? Mama? Menjual kita ke orang jahat" -Don

"Don ini memang kebenarannya, mama adalah musuh" -Norman

"Hahah lelucon" -Don

"Don, jangan seperti itu, kau tau kan Norman bukan orang yang suka berbohong, Emma juga sekarang jarang berdekatan dengan mama, Ray dia lebih sering mengurung diri, sedangkan [Name] dia bahkan lebih sering menghabiskan waktu di belakang panti dari pada dapur bersama mama, kenapa kau masih mengira ini lelucon Don?, Dan juga mereka anak tertua, tidak mungkin mereka melakukan lelucon, seperti ini" -Gilda

Terkejut? Tentu, kami sudah menjelaskan berkali kali pada Don, namun dia tidak percaya, tapi setelah Gilda menjelaskan dengan panjang lebar, akhirnya Don mau bergabung dan membantu, bohong? Ya kami memang bohong, ini ide Emma dan Norman mereka ingin Gilda dan Don bisa menyesuaikan dulu baru memberi tahu mereka, menurutku ini sedikit kejam, namun aku tetap mengikuti saja, karena aku juga tak punya pilihan lain.

Pagi harinya
Kami ber6 pergi ke belakang panti untuk melanjutkan rencana kami, bahkan Norman sudah memberitahu kepada Don dan Gila tentang tali yang akan di gunakan.

"Okai! mudah di mengerti" -Don
"Baiklah mari kita jalan kan tugas masing masing, [Name] mari ke hutan" -Emma

"Mari emm-"

Ding... Dong..

Terdengar bunyi bell, kami sangat terkejut karena ini masih sangat awal untuk makan siang, kami ber6 bergegas menuju kedalam panti.

Saat sampai di dalam panti, ada 1 wanita, em muka nya sedikit menyeramkan, dan 1 anak bayi.
Aku terkejut karena ini terlalu mendadak? Apakah mama sudah tau kalau Emma dan Norman sudah tau tentang kebenaran panti?.

"Anak anak ku, ini adalah sister Krone, dia akan membantu mama untuk menjaga kalian, semoga kalian bisa dekat dengan nya" -Mama Isabella
"Haloo anak anak manis, semoga kita bisa berteman ya" -Sister Krone
"Dan si kecil manis ini, dia keluarga baru kalian, namanya Carol, nah sekarang, mari berkenalan satu persatu dengan sister dan Carol" -Mama Isabella

Kita semua berbaris dan bersalaman dengan Carol dan Sister Krone, mereka semua tampak senang dan bergembira karena mendapat teman baru, dan mendapat sosok mama? Lagi? Ya mungkin seperti itu, tapi bagi kami anak tertua, Sister Krone adalah musuh tambahan.

Aku berbaris di belakang Thoma dan Lannion, duo bocil ini memang sangat rusuh, mereka saling mendorong dan hampir terjatuh, untung saja aku sempat menarik kerah belakang, baju mereka, hingga akhirnya mereka berdua tidak jatuh.

*Gepp....brukk...

Aku menarik mereka hingga mereka jatuh ke pelukan ku, aku memegang dada mereka agar tidak jatuh ketanah langsung.

"Ah [Name]!" -Ray
"Ahh Thoma, Lannion, jangan seperti itu lagi, kalian bakal dapet gilir nanti, dan juga itu bahaya, bagaimana jika kalian jatuh?" -[Name]
"Maaf [Name]" Thoma Lannion
"Astaga kalian ini, mari sister bantu" -sister Krone

Sister membantu kami bertiga berdiri, lalu Thoma dan Lannion mereka menyalami sister dan Carol, mereka lalu pergi bermain, bahkan anak anak lain pun sudah langsung bermain, mama juga sudah pergi karena banyak tugas yang perlu dia kerjakan, katanya, sekarang waktu ku untuk menyalami Sister dan Carol dan di sini hanya tersisa aku, Ray, Carol dan Sister Krone.

"Salam kenal sister, aku [Na-]" -[Name]
"Kau pasti Name kan, aku sudah melihat biodata mu" -sister

*Deg... Jantung ku seperti terpompa sangat cepat

Sister mendekat ketelinga ku dan berbisik

"Gadis berambut [h/c] dengan bando putih, sangat sayang dengan keluarga, dan wajah yang imut, sudah lebih dari cukup untuk masuk jadi kriteria mama panti" -Sister Krone

Aku mengepalkan tangan ku dengan kuat, ingin sekali aku menghajarnya, bisa bisanya dia juga menginginkan ku menjadi mama.

Aku hampir menampar wajah nya, namun tangan Ray menahannya, dia maju bersebelahan dengan ku.

"Jaga omongan mu, dewi ku tidak pantas menjadi mama panti" -Ray
"Hoho kisah anak kecil, sungguh naif, yah tapi tak apa, lagian kalian berdua sudah tau kebenarannya" -Sister Krone
"Apa yang kau maksud" -Ray
"Haha ayolah, kita hanya ada kita ber 3 disini, ouh sepertinya anak anak panti ini memang suka bermain, dan mama panti ini memang sangat sibuk" -Sister Krone
"Apa yang kau tau?, Diamlah jangan banyak omong" -[Name]
"Huhu tentu aku tau" -Sister Krone

Flashback on

"Kau adalah asisten ku, bukan mama, tugas mu hanya mengawasi" -Mama Isabella
"Baik Mama Isabella" -Sister Krone
"Awasi anak tertua, mereka sudah tau tentang rahasia panti ini" -Mama Isabella
"Apa? Jika atasan tau kau-" Sister Krone
"Sudah ku bilang, kau hanya asisten aku adalah mama, aku yang berhak mengurusnya kau hanya perlu patuh, kepada ku hanya itu" -Mama isabella
"Baik mama" -Sister Krone
"Ini adalah biodata anak anak ku, aku harap kau segera menghapal nama dan muka mereka" -mama Isabella

Falshback off

"Yeah kurang lebih seperti itu, mudah di tebak, siapa yang sudah mengetahui rahasia panti ini, jika kau tidak tau rahasia panti ini, saat aku menawarkan mu menjadi mama tadi, pasti kau akan menerimanya, ya jika kau menolak, pasti kau akan menolak dengan halus dan lemah lembut, bahkan anak laki laki ini pun, pasti tidak akan marah, saat aku menawarkan mu menjadi mama, kecuali dia sudah tau kebenarannya" -Sister Krone
"Tch" -Ray
"Yeah salam kenal, [Name] Ray, semoga kita bisa bermain bersama" -Sister Krone

Setelah mengatakan itu, sister pergi meninggalkan ku dan Ray, Aku langsung menarik tangan Ray dan membawa Ray kedalam perpustakaan.

"Oyy [Name], santai saja" -Ray

*Bruk..

Aku menubrukkan Ray ke dinding sudut, dan menguci pergerakannya.
Aku mendekatkan wajah ku ke wajah Ray, sembari memegang kerah baju nya

"Kita dalam bahaya, mama sudah tau tentang kebenarannya, kita bisa dikirim kapan saja bisa jadi kau lebih dulu, bisa jadi aku, maka dari itu aku ingin kita kabur, pada pekan yang akan datang" -[Name]
"Aku mengerti, akan ku usahakan, kita sudah memiliki perlengkapan untuk kabur, bahkan tali yang kita buat, sudah hampir jadi" -Ray
"Makasih Ray"
"Sudah ku bilang, Daijobu semua akan baik baik saja" -Ray

Setelah mengatakan itu, Ray menarikku keluar, menemui anak anak tertua, dan mengatakan semua yang terjadi, mereka bahkan setuju tentang pelarian yang akan di lakukan pada pekan mendatang.

TBC

Halo halo, ketemu lagi sama saya
Hahay
Semoga suka ya sama chapter ini, jangan lupa tekan bintangnya

Dadah bye bye 😁👍





let's run together (Ray TPN x Reader)|ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang