Emma Norman

506 66 5
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya, sorry kalo ada typo, enjoy!

Malam di hari kepergian Cony, dua anak berambut putih dan oren itu, tengah menangis dan menjerit.

Norman POV on

"Norman itu bohong kan?, Tubuh itu? Percakapan itu?" -Emma
"Emma itu benar" -Norman
"Norman... Hiks... Cony, dia mati, kita? Kita?... Arghhh.." -Emma

Emma menangis semakin kencang aku memegang tangannya.

"Emma tenang lah, jangan menangis, ayo kita kabur" -Norman
"Norman, teman teman kita yang di adopsi, apakah mereka juga berakhir seperti Cony?" -Emma
"Mungkin saja, sudah ayo kedalam, dan cobalah untuk seolah tidak terjadi apa apa, kita rahasia kan ini ya?" -Norman
"Yah Norman" -Emma

Aku membawa Emma kedalam panti, kami berjalan masuk, sebenarnya aku akan langsung membawanya kedalam kamar namun, di tengah jalan aku bertemu Ray dan [Name].

"Bagaimana dengan Cony? Apa kalian berhasil mengembalikan, bonekanya?" -Ray
"Yah kami berhasil, Ray, [Name] aku sangat lelah, aku permisi, Norman ayo" -Emma
"Ah sepertinya kau sangat sedih dengan kepergian Cony, beristirahat lah, Norman jaga Emma ya" -[Name]

Aku hanya mengangguk, menjawab [Name], aku membawa Emma kedalam kamar, saat sampai di kamar Emma hanya menangis, aku sudah mencoba menenanginya, namun gagal, sampai akhirnya aku mengelus kepala Emma dan dia tertidur.

Aku melihat wajah Emma yang tertidur itu, tenang? Oh tidak aku melihat kegelisahan dan ketakutan di wajahnya, aku ingin melindungi nya, Emma aku akan menjaga mu aku akan membawa mu kabur.

"Oyasumi Emma" -Norman

Norman POV off

Author POV on

Setelah Norman menenangkan Emma yang menangis, kini Ray lah yang sedang berusaha menenangkan [Name].

"Ray mereka sudah tau bagaimana ini? Aku merasa gagal menjaga mereka" -[Name]
"Tenang lah [Name], mereka anak yang pintar, semua akan baik baik saja, dan kita sudah berusaha sejauh ini, aku pastikan kita kabur bersama, bahkan sebelum kau di rekrut sebagai mama" -Ray
"Ray, bagaimana jika kita gagal? Aku tidak mau kalian mati, dan aku tidak mau menjadi mama, aku tidak mau membunuh anak anak" -[Name]
"Tidak, percayalah kita akan berhasil" -Ray

Selang beberapa jam Ray masih belum bisa tertidur, Ray melihat ke ranjang sebelah, di sana ada [Name] yang sedang tertidur, Dewi ludus yang dia kagumi, Ray benar benar menjaga nya, bahkan rasa sayang nya pada dia benar benar tidak wajar dengan umur nya saat ini, bagi Ray [Name] adalah dewi nya yang harus dia lindungi, karena Dewi nya itu yang telah memberi cahaya pada dirinya, yang terjebak dalam permainan mama dan panti asuhan ini.

Author POV off
Ray POV on

Flashback

"Apa ini? [Name] sudah mengetahui semua nya?" -Mama Isabella

Terkejut? Tentu, aku baru saja memberitahu laporan yang ku terima dari mama kepada [Name].

"Syukurlah, kau sudah tau, jadi kau bisa menirima tawaran ini dengan ikhlas saat kau dikirim" -Mama Isabella

"Apa maksudmu mama" -Ray
"Aku merekomendasikan Emma dan [Name] menjadi mama, sebenarnya jika mereka di panggil nanti, mereka akan di beri pilihan hidup sebagai mama, atau mati dan di makan, menjadi mama di panti hal yang menyenangkan" -Mama isabella

Brak!...

Suara buku terjatuh, ternyata itu [Name] yang membanting buku, dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Aku tidak akan pernah menerima tawaran sebagai mama, pekerjaan menijikan!" -[Name]
"Hahah tentu saja sekarang kau akan mengatakan itu, karena kau belum, merasakan takutnya akan mati" -Mama Isabella
"Ha?h..." -[Name]

let's run together (Ray TPN x Reader)|ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang