Tambahan

539 50 12
                                    

WARNING!
KINDA 18+? [SEPERTI YANG SUDAH DI JELASKAN SKIP 5 TAHUN, JADI USIA MEREKA SUDAH 21tahun (LEGAL)]

[Name] POV on
Selang beberapa hari, dimana aku dan anak anak panti berkumpul, sekarang aku kembali mengurus pantiku ini.

Aku sedang melipat baju baju anakku yang manis di ruang tamu, haha lucu sekali, dulu aku mengatakan bahwa aku tak Sudi menjadi mama, namun sekarang aku malah memiliki panti ku sendiri.

Aku melihat anak anakku yang sedang bermain, aku tersenyum dan bersyukur, aku sangat bahagia mereka tumbuh dengan sehat, walau mereka bukan anak kandung ku namun aku menyayangi mereka.

"Hua mama mama!!" -??

Aku melihat dua anak ku yang sedang berlarian, sambil menangis.

"Ara-ara Fuutsuki, Kyu-chan, ada apa?" -[Name]
"Huwaa mama!!, Lee jatuh dari pohon" -Kyu-chan
"Lee terjatuh karena memanjat pohon, untuk mengambil pesawat, Kyu-chan" -Fuutsuki
"Ya ampun, baiklah mari mari susul Lee" -[Name]
"Hiks... Ini salah Kyu, kalo saja kyu pandai bermain pesawat, pesawat kyu tidak akan tersangkut di pohon dan Lee tak akan jatuh" -Kyu-chan
"Hsstt.. kyu-chan jangan berpikir begitu, lebih baik sekarang mari susul Lee" -[Name]

Aku mengambil kotak obat terlebih dahulu, sebelum aku menyusul Lee,
Aku berlari menemui Lee, lalu mendekatinya, saat aku mendekatinya lukanya cukup parah, banyak bercak darah.
Aku segara nemeluk anakku itu.

"Astaga, Ya Tuhan anakku" -[Name]
Tangan ku gemetaran lalu membuka kotak obat, saya aku akan menyembuhkan lukanya, tiba tiba saja lukanya itu sudah di perban, aku tidak tau kapan di perban, atau mungkin karena aku terlalu panik, hingga tak menyadari bahwa kaki Lee sudah di perban?.

"Mama, daijobu, Kaka laki laki yang di sana menolongku" -Lee
"Ah?" -[Name]

Aku menoleh ke arah pohon depan, seperti yang Lee tunjukkan, aku tidak sadar akan adanya lelaki itu. Dengan segera aku menyuruh Fuutsuki dan Kyu-chan, untuk memanggil reva dan para sister lainnya, untuk membersihkan bercak darah Lee, dan menyiap kan makan siang ini sudah masuk jam makan siang, sementara itu aku akan menggendong Lee lalu menemui lelaki itu untuk berterimakasih.

"Fuutsuki dan Kyu-chan, paham kan apa yang harus di lakukan? Segera panggil sister Reva dan lainnya, lalu ajak Kaka dan adik kalian masuk kepanti, mama akan menemui Kaka laki laki yang sudah menolong Lee" -[Name]
"Ayay! MAMA!" -Fuutsuki Kyu-chan

setalah melihat Fuutsuki dan Kyu-chan pergi, aku menemui lelaki itu, sembari menggendong Lee

"Anu, permisi Tuan, terimakasih telah membantu Lee, ah untung sekali kau lewat taman kami, ngomong-ngomong tuan, apa tuan orang yang akan mengadopsi anakku? Em mari kita-" -[Name]
"Masih sama seperti dulu ya, kau banyak omong Dewi" -??

Kataku terhenti, saat tau siapa dia, badanku lemas entah apa yang terjadi padaku, rasanya ada ombak yang menerjang badan ku.

"Ah ngomong-ngomong, luka anak ini baru ku tambal perban, agar pendarahannya tidak semakin banyak, lebih baik kita segera obati dia" -Ray
"Ray..." -[Name]

Suaraku bergetar seperti aku tidak bisa berbicara apa apa lagi, saat akan berjalan ke arah panti, aku bertemu Reva.

"Astaga Lee, kau bisa jatuh begini, Mama [Name] biar saya saja yang obati Lee" -Reva
"Emm tidak usah Reva, biar aku saja kau bantu yang lainnya saja, siapkan makan siang" -[Name]
"Makan siang sudah di siapkan Mama [Name], untuk bercak darah, sudah di bereskan oleh para sister yang lainnya, untuk Lee biar saya yang urus, anda pasti butuh waktu juga mama [name] -Reva

Entah apa yang di pikrikan Reva, namun sepertinya dia mengerti bahwa aku mau menghabiskan waktu bersama Ray

"Baiklah, Lee menurutnya dengan sister Reva, jangan nakal, dan Reva tolong obati Lee ya" -[Name]

Reva menganggukkan kepalanya, lalu meninggalkan kami berdua di taman, Canggung sekali...

"Em Ray, di sini panas bagaimana jika kita ke ruangan ku?" -[Name]

Ray hanya mengangguk, aku mengajakknya menuju ruangan ku, sesampainya di ruangannku, aku menyuruhnya duduk di sofa, lalu aku menuangkan jus untuknya.

"Akhirnya kau kembali Ray, aku benar benar merindukan mu" -[Name]
"Aku lebih merindukkanmu" -Ray

Aku duduk di dekatnya, ingin sekali ku memlukknya, namun ku urungkan niatku itu saat aku melihat cincin yang ia kenakan.

"Kapan kau kembali?" -[Name]
"3 hari yang lalu" -Ray
"Hee kenapa tak langsung mengunjungi ku?" -[Name]
"Ku dengar dari Gilda, panti mu sedang mengadakan study kota, jadi kau tidak ada di panti saat itu" -Ray
"Ah benar, aku sedang di kota lain mengajak anak anak belajar di museum, hahaha aku lupa" -[Name]

Hening, tidak ada perkataan lain hingga akhirnya, Ray memelukku, tentu saja aku membalas perlakuannya itu, aku benar benar merindukkannya, namun sayang cincin yang ia kenakan menyadarkanku

"Aku mencintaimu [Name]" -Ray

Aku mengeluarkan air mataku, bagaimana dia mengatakan cinta padaku sedangkan dia memakai cincin.

"Kau bohong cincin itu" -[Name]
"Kau juga memakainya, lihat lah ke tangan mu" -Ray

Aku melihat tangan kanan ku, betapa terkejutnya aku, cincin dengan motif yang sama dengan Ray, sudah terpasang di jariku.

"Ray... Ini.." -[Name]

Belum selesai aku berbicara
Ray sudah dulu mencium bibirku, dia memasukkan bibirnya dengan sangat dalam, lidahnya terus memaksa kan masuk sehingga mau tak mau aku harus memberinya akses lebih.
Ciuman kami bersatu seperti bara api, rindu, kasih sayang, nafsu semua menyatu di ciuman kami ini.
Lumatan demi lumatan memilikki arti tersendiri.

Ray menidurkan diri ku di atas sofa yang kami duduki, membaringkan ku, lalu dia sedikit naik keatas tubuh ku, ku kalungkkan tangan ku di leher Ray, dan mengimbangi permainan mulutnya ini, seakan akan mulutnya itu sedang memproteskan kerinduannya.

Selain mulut dan bibrinya, tangannya juga mengekspor beberapa tubuhku, dia benar benar rindu memegang bagian tubuh ku.

Dia melepas ciuman itu, terlihat benang salvia panjang saling terulur, nafas kami saling berlomba.

Namun tidak sampai di situ Ray membuka, 1 kancing baju ku, lalu menyesap leher ku.

"Ahh" -[Name]

Rasanya seperti di setrum listrik bertubi², tubuhku benar benar bergetar, namun bukannya berhenti Ray malah makin menyesap leher ku.

"Mphh, kau milikku, selamanya aku ingin memiliki mu di mana pun itu" -Ray

Setelah Ray mengucapkan kalimat itu, Ray menggigit leher ku dengan cukup kuat kali ini dan membuatku sedikit mendesah lebih keras.

"Ahh~!!" -[Name]

Ray tersenyum, lalu bangkit, dan membisikkan

"Jika kita sudah resmi, aku ingin kau mendesahkan namaku, saat kita sedang menyatu, bukan hanya sebatas kata "ahh" saja" -Ray

Tubuhku langsung lemas mendengar itu, Ray memang sudah menjadi pria dewasa dan aku juga sudah menjadi wanita dewasa.

Aku bangun lalu menutup kancingku, dan mengambil syal lalu melilitkannya di leher ku.

"Kenapa di tutup?" -Ray
"Anak anak bisa tau nanti Ray" -[Name]

Pipiku terasa panas saat mengatakan itu, lalu aku mengajak Ray untuk makan siang dan berakhir dengan Ray yang bermain bersama anak anakku.

End

Yey selesai 🤗


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

let's run together (Ray TPN x Reader)|ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang