4. Bang Ada yang Nyariin

28 6 0
                                    

Hari itu aku baru aja sampai rumah setelah ekskul mading yang isinya cukup membosankan. Kegiatan rapat yang sama sekali gak seru, tapi di sana aku sedikit merasa nyaman karena tidak ada perempuan aneh yang meminta dikenalkan pada dua Abang ku. Meskipun ekskulnya bukan aku banget, setidaknya aku merasakan satu waktu dimana semua orang mengenalku sebagai Minju. Bukan Adik perempuan dua kembar populer.

Ku buka sepatu ku, meletakkannya di rak, lantas melewati Bang Jungwoo yang sedang belajar di ruang tamu. Sendirian. Tumben sekali. Pasti Bang Minho lagi kasih makan tiga kucingnya di taman belakang.

"Gimana ekskul?" Abang ku yang satu  itu cukup normal sewaktu bertanya mengenai ekskul yang sejujurnya membosankan.


Tapi aku gak mau lebih membosankan jika pria itu mengajakku masuk ke dalam ekskul beirisi anak olimpiade Sains. Bukannya seru, otakku bakalan meledak.


"Yah, lumayan," jawab ku, duduk di salah satu sofa ruang keluarga, melirik tugas Bang Jungwoo yang cukup membuat mata ku slieweran. Itu soal atau apa sih, kok bikin stress.

Cowok itu kembali pada tugas Fisikanya, aku pun setelah menghabiskan segelas es teh yang aku buat pun langsung beranjak ke kamar. Berniat mandi, lantas menontron drama sampai bunyi bel mengacaukan segalanya. Aku mengela napas jengkel, agak kesal karena ada satu kebiasaan buruk dari Bang Jungwoo yang aku gak suka selain ketawanya yang receh banget. Cowok itu kalau udah ketemu soal, seluruh dunia dianggap tak ada. Alias dia itu fokussss banget.


Hebat sih.


Tapi nyusahin!


Dengan perasaan dongkol, apalagi Bang Minho kemungkinan masih bermain dengan tiga anaknya, aku langsung menuruni tangga buru-buru. Membuka pintu rumah lalu melirik seorang perempuan dari balik pagar hitam rumahku. Perasaan ku agak sangsi menemukan perempuan asing--yang suka tiba-tiba dateng terus ngelempar bingkisan yang bisa bikin tetangga salah paham kalau keluarga ku penganut tuyul akibat tiap menit ada aja paket yang dateng.


Padahal mah itu semua hadiah dari fans-fans Abang ku yang doyan ngirim hadiah meskipun perasannya bertepuk sebelah pantat.

Aku tidak langsung membuka gerbang, menatap gadis di seberangku dengan waspada. "Kalau mau kasih hadiah, lempar aja. Gue gak takut, gue punya Allah," kata ku setengah lebay, setengah gak jelas.

Perempuan itu agak mendelik. "Nggak, ya!"


Eh.


Tunggu.


Ini cewek baru aja mendelik! Umumnya fans-fans Kakakku pasti kegirangan atau bahkan malu malu meong sambil ngelempar hadiah sebelum lari ngibrit udah kayak maling.


"Gue mau ketemu Jungwoo."

"Lah, ngapain?"

"Apa lagi?" perempuan itu menunjukkan totebag berisi beberapa buku, baik itu buku tulis ataupun buku pelajaran. "Ya kerja kelompok, lah. Pake nanya lagi," cewek itu agak menggerutu.

Membuatku sedikit sangsi. "Oke..." aku membuka gerbang, menatap lagi perempuan itu. "Bang Jungwoo di ruang keluarga," kata ku sembari berjalan memandu perempuan itu lantas berteriak kencang. "Bang Jungwoo! Ada yang nyariin nih," omelku, meninggalkan perempuan itu yang sudah berjalan mendekat ke arah Abangku. Sedangkan aku sudah naik kembali menuju kamar ku, tapi Bang Minho yang menunggu di dekat kamarnya lebih dulu menarikku mendekat sebelum berbisik seraya mengintip ke bawah.

"Siapa?"

Aku mengedikkan bahu. "Katanya temen Bang Jungwoo, mau kerja kelompok," jawabku cuek, menepis tangan Abangku yang satu itu yang sangat bau--bentar, BAU TAI KUCING!

"BANG LO ABIS BERSIHIN TAI CUCI TANGAN DULU KEKK!"

Demi Tuhan, tidak adakah hari normal untuk diriku???!


a.n

Wkwkwk gak tau ini chapter isinya apa pokoknya selamat malam minggu!!

Trio Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang