" Satu lagi, cari pengrajin batu terbaik. Buatkan saya sebuah kalung dari batu ini. Harus selesai hari ini juga, antarkan ke kamar saya". Pinta Mew tegas.
" Baik Tuan". Jawab si penjaga itu.
Mew pun kembali ke dalam istana dan berjalan menuju kamar.
" Tabib bagaimana keadaan Gulf saat ini ?". Tanya Mew khawatir.
" mohon maaf tuan, dia belum ada perkembangan dia belum keluar dari masa kritis".
Saat Miw dan ketua tabib sedang berbicara tentang perkembangan Gulf, tiba-tiba Gulf kejang mulutnya mengeluarkan busa dan darah keluar dari hidungnya.
Mew yang melihat langsung kejadian itu seketika panik dan menyuruh tabib untuk segera mengobatinya.
" Apa yang terjadi dengan Gulf cepat bantu dia, cepat tolong dia aku tidak ingin kehilangan dia selamatkan nyawanya, cepat-cepat bagaimanapun caranya aku ingin dia hidup".
Tangis Mew pecah lagi air matanya berlinang membasahi kedua pipinya, dia mengepalkan tangan tangannya dan memohon kepada Dewi Agung agar memberikan kehidupan bagi Gulf.
Sudah 1 jam ketiga tabib itu berusaha menyelamatkan Gulf.
Mew sedikit lebih lega ketika melihat Guf berhenti kejang. Namun para tabib merasakan bahwa nyawa Gulf sudah tidak ada, ya nyawanya sudah tidak tertolong.
Busa dari mulutnya sudah berhenti keluar dan darah dari hidungnya juga.
" Apakah dia sudah melewati masa kritis?" Tanya Mew cemas.
Ketua tabib itu berbalik badan dan membungkuk kepada Mew.
" kami mohon maaf nyawanya tidak bisa tertolong, kami sudah melakukan pengobatan semaksimal mungkin tapi dewa berkehendak lain.
Mew jatuh tersungkur ke lantai pandangannya kabur, tangannya gemetar kakinya lemas. Mew tidak bisa menerima kehilangan Gulf untuk kedua kalinya.
Mew berteriak kepada para tabib itu.
" kalian adalah tabib terbaik di negeri ini tapi kenapa kalian tidak bisa mengobati Gulf".
"Kami mohon maaf tuan, kami memang tabib terbaik di negeri ini tapi kami bukanlah dewa yang bisa memberikan kehidupan kepada orang lain, kami mohon maaf kami sudah bekerja semampu kami. Kami mohon maaf tuan".
Tabib itupun menutupkan kain putih ke Badan Gulf yang sudah kaku dan dingin.
Mew langsung marah kepada tabib tersebut.
" apa-apaan kau ini lancang sekali menutup badan Gulf , dia belum mati masih ada harapan dia untuk bisa hidup lancang sekali kamu keluar kalian dari sini keluar". teriaknya.
Mew pun menaiki kasurnya dan berbaring di sebelah Gulf.Mew menyentuh badan Gulf yang memang sudah sedingin es.
Perlahan Mew membalikkan badan Gulf supaya menghadap ke wajahnya.
Mew membelai rambut Gulf perlahan, air matanya tidak bisa berhenti menetes Mew berbisik kepada Gulf.
" Badanmu Dingin sekali, aku yakin kamu hanya kedinginan. Iya kan? aku yakin kita akan bersama, aku yakin kamu akan terus hidup. Aku yakin kamu bisa sembuh, aku akan mengorbankan segalanya demi dirimu. Aku akan mengorbankan nyawaku untuk dirimu. Aku hanya ingin kita bersama Aku tidak ingin kita berpisah lagi dengan cara menyakitkan seperti ini jika kamu mati aku pun harus mati".
Mew terus memeluk tubuh Gulf yang semakin, namun Mew masih yakin bahwa Gulf tetap hidup.
Tok tok tok ... Seorang penjaga istana mengetuk pintu kamar Mew.
" Tuan, saya ingin mengantarkan kalung yang anda minta ".
" Masuk ". Ucapnya.
Mew bangun dari kasurnya dan mengambil kalung yang di berikan oleh penjaga tersebut.
Saat Mew melangkah kembali ke kasur nya, datanglah seorang penasihat istana.
" Tuan, izinkan saya masuk".
" Mario .. masuklah ". Ucap Mew lirih
Mario pun masuk dan menghampiri Mew.
" Tuan, saya mendengar tentang kematian Gulf".
Mew kembali menangis, memang Mew tidak bisa menyangkal bahwa benar kekasih yang dia cintai itu meninggal.
" Aku harap anda bisa bersabar dan menerima ini dengan lapang dada. Kasihan Gulf jika dia hanya dibaringkan seperti itu tuan. Sebaiknya kita adakan upacara pemakaman untuknya".
Mario tahu, ini sangat berat untuk Mew. Namun, inilah satu satunya cara agar Gulf bisa tenang di alam sana.
Mew menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin menguburkan Gulf. Hatinya berat melepas Gulf.
" Aku yakin Gulf tidak ingin melihat anda seperti ini". Bujuk Mario.
Lama Mew berfikir, Mario tetap menunggu jawaban dari Mew sambil menenangkannya.
" Baiklah kita adakan upacara pemakaman untuknya. Aku ingin dia di makankan di samping patung Dewi Aphrodite ".
Mario mengiyakan permintaan Mew, dipanggilah petugas untuk mengurus jenazah Gulf yang sudah semakin kaku.
Gulf dimandikan dan di dandani bak pangeran kerajaan. Jenazahnya dimasukan kedalam peti putih berhiaskan bunga.
Sepanjang jalan menuju patung Dewi Aphrodite isak tangis Mew tak berhenti terdengar.
" Haruskah kamu meninggalkan diriku lagi Gulf .."
----------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Devil 2 ( MEWGULF )
FantasiaSebelum membaca cerita ini, disarankan untuk membaca Romantic Devil terlebih dahulu. Agar pembaca mengerti dengan alur cerita yang di sajikan. Happy reading everyone Jangan lupa follow dan berikan vote agar author lebih semangat dan lebih kreatif me...