Bella kini sudah sampai di depan rumahnya dengan selamat bersama Alviandra yang bersedia mengantarnya, Bella kemudian turun dari motor dengan hati-hati.
"Makasih ya Al, udah nganterin aku ke rumah" kata Bella tulus sambil tersenyum.
"iya" jawab Alviandra singkat.
"Yaudah kalau gitu aku pamit ke dalam nya, kamu hati-hati dijalan" Ucap Bella sedikit canggung.
Alviandra tidak menjawab, ia langsung menyalakan mesin motornya untuk segera pergi. Tapi sebelum benar-benar pergi Alviandra sempat mengatakan sesuatu yang membuat jantung Bella berdebar hebat.
"Tolong jangan berhenti ganggu gue, gue janji bakal berusaha buat buka hati." Kata Alviandra tanpa membiarkan Bella menjawabnya.
Setelah itu Alviandra pergi meninggalkan halaman rumah Bella, sedangkan Bella masih diam membisu dan masih mencerna ucapan lelaki itu.
*****
Setelah kejadian malam tadi, pagi ini terlihat Bella yang tak biasanya diam sambil melamun di kamarnya selepas mengganti pakaiannya dengan seragam. Malam tadi Bella benar-benar tidak bisa tidur karena ucapan Alviandra, Bella seperti terlihat orang linglung dan masih sibuk mencerna ucapan lelaki itu.
Benarkah Alviandra tak membiarkannya untuk pergi? Atau itu hanya kebohongan lelaki itu untuk mulai menyakitinya.
"Ya ampun aku harus gimana? Itu bener Alviandra kan?" Tanya Bella pada dirinya.
Tok..tok..tok..
Ketukan pintu dari luar membuat lamunan Bella buyar. Bella kembali teringat jika hari ini sekolah, dan ia segera merapihkan barang-barang yang perlu ia bawa ke sekolah.
"Bella sayang, ayo bangun ini sudah pagi" sedikit teriakan dari luar sambil mengetuk-ngetuk pintu.
"Iya mah, ini lagi beres-beres dulu" Sahut Bella dari dalam kamar sambil tergesa-gesa.
Sial, gara-gara memikirkan ucapan Alviandra dia sedikit terlambat dan melupakan segalanya.
Bella kemudian keluar dari kamarnya turun ke bawah untuk sarapan pagi.
"Selamat pagi mamahku sayang" Ucap Bella riang sambil mengecup kening mamahnya.
"Pagi juga anak mamah" Balas wanita paruh baya itu sambil mencium kening Bella juga.
Setelah itu Bella duduk di kursinya untuk sarapan. Bella benar-benar menikmati sarapan pagi ini sampai ia lupa jika mamahnya juga ada disini.
"Semalam pulang sama siapa bel?" Tanya ibunya Bella di sela-sela makannya.
"Hah? enggak sama siapa-siapa kok, cuma temen" Jawab Bella sedikit terkejut, ternyata ibunya tau.
"Kan mamah bilang sama siapa, gak nanya itu temen apa bukan" Ucap paruh baya itu yang membuat lidah Bella kelu.
"I-i-ya maksudnya itu Alviandra temen aku" Jawab Bella sambil tersenyum kikuk.
Paruh baya itu hanya ber'oh' ria saja lalu kembali melanjutkan sarapannya. Sedangkan Bella akhirnya bisa bernafas dengan lega setelah percakapan mematikan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak berujung
Teen FictionGabriella putri, seorang gadis yang nekat menyukai seorang Alviandra sang pentolan sekolah sejak 1 tahun yang lalu. Gabriella atau kerap dipanggil bella ini memang sudah menyukai Alviandra sejak dia masuk sekolah, bella menyukai secara diam-diam kar...