Ambulan yang kadang Hilang dan Kembali, Ini Ambulan Apa Mantan

9 1 0
                                    

"Slurrpp..  Ahh" ku sruput kopi hitam dengan ditemani dingiinnya malam serta derasnya air hujan yang jatuh ke tanah. Berbincang lama aku dengan temanku membahas banyak hal yang random, mulai dari konspirasi dunia, hingga hal receh yang tidak jelas arahnya. Namun, entah mengapa tiba-tiba ia membahas mengenai kisah horor rumah sakit yang ada di desanya. Mungkin karena cuaca yang mendukung, serta suasana yang semakin sepi mengajaknya untuk bercerita kisah mistis yang telah ia simpan lama. Saat itu sudah pukul sebelas malam. Di kedai kopi itu hanya tinggal aku, temanku zidni (bukan nama asli) , dan satu penjaga kedai.

Kisah ini dimulai dari rumah sakit  terbengkalai yang ada di desa kawanku.  Sebenarnya dulu tempat itu masih berfungsi sebagai mana mestinya. Tidak ada keanehan sama sekali,  ya seperti halnya rumah sakit biasa, dipenuhi dengan pasien maupun orang-orang yang mungkin menemani atau berkunjung ke sanak saudara yang sedang dirawat di situ.
Konon katanya, karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit swasta, timbul permasalahan pendanaan yang membuat rumah sakit tersebut terpaksa ditutup dan akhirnya membuatnya terbengkalai. Mungkin gara-gara lama ditinggalkan tidak terpakai, keanehan-keanehan mulai terjadi,  salah satunya seperti kejadian yang di alami oleh teman ku ini.

Setelah menghisap rokok surya ia angkat bicara dengan menggunakan bahasa jawa dan logat khas Blitaran. Namun, biar kalian tidak perlu kesulitan membuka google translate, akan langsung saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "ngab, kamu tau RS kosong di desaku itu kan,  tau kan kalau di depan RS itu ada ambulan rusak?"  aku yang awalnya duduk dengan bersandar pada kursi kini menegakkan badan untuk berusaha mendengarkan agar tidak terganggu oleh suara deburan air hujan yang semakin deras.

Seperti yang dikatakan temanku itu, di depan rumah sakit terdapat mobil ambulan tua yang sudah tidak bisa digunakan,  karena memang beberapa bagian mesin yang sudah hilang maupun rusak. Tiada yang terlihat aneh, wajar saja bila di rumah sakit terbengkalai terdapat ambulan yang rusak tidak terpakai. Namun keanehannya adalah ambulan tersebut pada malam-malam tertentu tidak ada di tempatnya, entah hilang begitu saja, padahal kondisinya sendiri sudah rusak dan tidak bisa berjalan, bahkan bila didorong pun pasti akan sangat menyulitkan. Di lain waktu ambulan tersebut kembali dengan sendirinya, persis dengan kondisi awal sebelum berpindah tempat.

Kembali ia menghisap Surya kemudian meneruskan ceritanya, "kan minggu kemarin aku sama temanku sekitar jam 8 berangkat ngopi lewat situ, nah gatau kenapa aku auto lihat ke arah RS itu, ku lihat ambulan masih ada di situ. Nah pas pulang, aku lewat situ dan melihat ke arah RS lagi, ku kira rumor tentang ambulan itu hanya bualan, eh ternyata kok ambulannya gak ada beneran, ya auto aku merinding, dan itu pas malam jumat pula, tapi pikirku ya ga masalah ambulan yang gak ada ditempatnya itu, selagi tidak ngejar aku masih aman, lah tapi kok ternyata gak seperti itu. Batin ku, kenapa kok kena sial yang beginian" dengan kesal ia menceritakan bagaimana kejadian horor yang ia alami itu.

Perasaan merinding yang ia rasakan itu menghilang seiring waktu ia berbincang dengan teman yang memboncengnya itu, hingga akhirnya pertemuannya dengan ambulan horor itu bermula. Ketika melewati jalan yang berada di antara lahan sawah panjang, tiba-tiba montor yang mereka kendarai mogok, padahal siang tadi katanya baru diservis. "Woalah asu,  kok ya mogok di tempat gelap gini, padahal tadi siang sudah tak servis" sambil mengumpat temannya itu berusaha mencari apa masalah yang terjadi pada montor yang mereka tumpangi itu. Ketika zidni melihat sekitar guna mencari tahu adakah rumah warga yang ada di dekat situ, yang mungkin bisa dimintai pertolongan, ia justru melihat ambulan yang semestinya ada di depan rumah sakit tadi. Hal itu sontak membuatnya  kaget dan ketakutan. Ia menyenggol temannya memberikan isyarat untuk mendorong montornya saja agar bisa segera menjauhi ambulan horor itu. Dengan rasa takut, mereka berdua saling diam dan segera menuntun montor untuk menjauhi ambulan.

Mungkin sudah ada setengah kilo dari tempat ia bertemu ambulan itu. Mereka berdua berhenti untuk istirahat sekaligus kembali mengecek montornya yang mogok itu. Namun dari kejauhan, di depan ia melihat kembali ambulan yang tadi. "aslinya aku pingin ngajak temanku itu kembali lagi, tapi kan justru tambah jauh, jan asu tenan"  dengan kesal ia mengingat kejadian itu. Tak lama setelah melihat ambulan yang ada di depan, mereka dengan segera mendorong montor mereka kembali agar segera menjauh. Dengan terpaksa mereka mendorong ke arah ambulan itu. Ketika berpapasan dengan ambulan, mereka berdua tak berani melirik ke arahnya, dan entah mengapa membuat kaki mereka menjadi terasa semakin berat, ditambah montor yang mereka dorong itu seperti ada yang nggandoli hingga terasa berat. "zid, montornya jadi berat, buruan bantuin dorong" dengan keringat dingin menjalari keduanya, mereka berusaha mendorong montor menjauhi ambulan itu.

Dirasa mereka sudah jauh dari ambulan itu, dengan dengan keringat yang mengguyur tubuh mereka berhenti. "zid jangan kamu tinggal aku, eman montorku, badan ku juga besar, bakal gakuat ngejar kalau lu tinggal lari sendiri" temannya itu berusaha meyakinkan zidni agar ia tidak lari duluan, namun walaupun ia juga sangat takut, tapi tiada terbesit niatan untuk lari meninggalkan kawannya itu. Walaupun zidni anak yang begajulan, namun ia bukanlah orang yang meninggalkan kawannya jika ada kesulitan.
"trus gimana ini, coba tsarter lagi, mati kita kalau ga nyala-nyala, capek aku lari dari ambulan itu" mereka berdua berusaha untuk menyalakan montor nya itu, namun tetap saja, tidak ada tanda-tanda bahwa montornya mau menyala.

"kamu tau gak apa yang terjadi setelah itu?" guntur bergelar beberapa kali, menambah kengerian pada malam itu. "saat aku sama temanku nyoba nyalain montor tiba-tiba ada lampu nyala dari arah belakang sad, ku kira kesialan ku sudah selesai sampai situ, eh taunya ambulan itu sad, berjalan perlahan mendekati" sontak hal yersebut membuat zidni langsung menaiki montornya itu, dan memukul-mukul pundak temannya "cepet asu, ndang digass coeg,  slah en" entah mengapa tiba-tiba montor itu bisa nyala, padahal temannya itu menyalakan dengan rasa panik. Mereka langsung megegas dan menjauh dari ambulan.
"apes-apes, gak ngulangi lagi aku lewat situ, kanji (trauma) tenan aku." di sini yang membuat ku heran adalah, bagaimana bisa ambulan yang terbilang tidak ada mesinnya itu bisa berjalan sendiri, kadang hilang, kadang kembali ke tempat semula, lah ini ambulan apa mantan ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HororpediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang