2

10 3 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca, ya!!!

HAPPY READING!!!!

Aku dan Jaemin tengah fokus melatih kekuatan kami di hutan. Jaemin mendapat banyak buruan, memang putra Artemis itu sangat pandai berburu.

"Aku dapat empat kelinci dan dua rusa," ucap Jaemin.

"Apa tidak terlalu banyak?" tanyaku padanya.

Jaemin terlihat berpikir, pasti dia juga merasa bahwa itu terlalu banyak. Dia menampilkan senyum pasta giginya.

"Tidak apa-apa, nanti kita ajak saja para demigod baru yang kita kenal." Jaemin mengikat rusa dan kelinci menjadi satu agar mudah di bawa.

"Baiklah ayo, sayurannya kurasa sudah cukup." Aku mengangkat keranjang besar berisi sayuran.

Aku dan Jaemin memang selalu ke hutan mencari bahan makanan sekaligus berlatih. Jaemin yang adalah anak Artemis bisa dengan mudah mencari hewan buruan. Sementara aku yang adalah anak Persephone dapat dengan mudah mencari sayur mayur yang dibutuhkan.

"Baiklah, ayo kembali ke kabin." Aku membuat lingkaran menggunakan bunga, lalu berteleportasi menuju kabin.

***

Junkyu selaku anak Hera sedang sibuk memasak sekarang. Aku tentu membantunya untuk memotong sayuran. Hanya ini yang kubisa, aku tidak mau mengambil resiko membumbui masakan yang akan berakhir terasa seperti air laut.

"Jaemin lama sekali, memangnya ada berapa orang yang dia kenal?" tanya Junkyu padaku.

Jaemin memang satu jam yang lalu pamit dari kabinku untuk mengajak para demigod baru makan bersama. "Mungkin tidak banyak, tapi jarak kabinnya berjauhan."

"Benar juga, di tambah kabinmu adalah kabin terjauh dari pusat camp," ucap Junkyu.

Kabin Persephone memang cukup jauh. Itu karena anak-anak Persephone mudah terlihat pertengkaran dengan orang lain, sebut saja kami para anak Persephone ini mudah baper.

"AKU KEMBALIIII!!!"

Terlihat Jaemin masuk dengan beberapa orang di sana. Sepertinya aku mengenal mereka semua. Aku mempersilahkan mereka masuk.

Setelah mereka semua duduk, aku membantu Junkyu membawa makanan-makanan yang sudah matang. Menata makanan itu dengan rapih di atas meja.

"Baiklah, ayo perkenalan diri kalian satu persatu!" ucapku.

"Aku Choi Beomgyu, putra Apollo."

"Aku Kim Minkyu, putra Aphrodite."

'Tampannya,' batinku.

"Aku Shin Ryujin, putri Athena."

"Wah kalian semua anak dewa olimpus, ya!" Aku tersenyum ramah.

Mereka mengangguk lalu tersenyum canggung. Beruntung ada Jaemin yang menyelamatkan kecanggungan dengan menanyakan beberapa topik, seperti bagaimana mereka lahir, kekuatan apa yang dimiliki, dan lain-lain.

"Oh iya, kau tadi ke mana saja? Lama sekali!" tanya Junkyu pada Jaemin.

"Aku tadi ke kabin Hades. Sudah mengetuk sampai tanganku pegal, tetapi tidak kunjung dibukakan." Jaemin mengerucutkan bibirnya lucu.

"Bukankah kabin Hades selalu kosong?" Sekarang aku yang bertanya.

"Tidak, Hyung. Aku rasa kau mengenal orang yang ada di kabin itu." Ryujin menatapku dengan yakin.

"Begitukah?"

Aku jadi berpikir, siapa yang mungkin ada di sana. Aku menciba bertanya pada Jaemin, tetapi dia hanya menggeleng tak tahu. Saat aku coba bertanya pada Ryujin, dia justru dengan menyebalkannya mengatakan jika itu rahasia.

Siapa kau sebenarnya?

Apa yang di toilet juga kau?

TBC

Maaf banget baru bisa up lagi, ada beberapa kendala kemarin. Semoga masih ada yang mau membaca, ya. Terima kasih sudah berkunjung!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demigod; PandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang