Part 40 - We're So Messed Up

342 61 7
                                    

"Jadi?" bisik Reno di telinga Ella pelan, pria itu  berusaha terlihat nyaman berdansa bersama gadis mungil dalam dekapannya dan mengabaikan pandangan penuh tanya banyak orang.

Kalau bukan karena Ella yang menariknya turun dan berbaur dengan para tamu undangan, ia pasti masih menikmati keheningan yang di tawarkan balkon lantai dua dengan pemandangan pepohonan sekitar.

Reno mengamati Ella dengan seksama, gadis itu kini beralih menatap kancing kemejanya yang semula memilih menatap lurus melewati bahunya. Ia bisa melihat Ella sedikit salah tingkah setelah mendengarnya berbisik di telinga gadis itu. Ha! Susah payah ia mencoba menciptakan jarak di antara mereka agar kecanggungan kemarin tidak terulang, di sinilah mereka sekarang hampir tidak berjarak.  Bagaimana ia bisa berpikir dengan benar di sekitar gadis ini?

"Ada apa? Sekarang gantian mengagumi tubuhku?" godaannya sukses membuat Ella mendongakkan wajah menatapnya.

"Well, Kak Reno memang punya tubuh yang-" Reno mengecup bibir Ella singkat sebagai upayanya untuk menghentikan ucapan Ella yang justru menanggapi godaannya.

Melihat ekspresi kaget Ella, Reno kini terkekeh pelan sebelum kembali bicara pelan sehingga hanya terdengar di telinga mereka berdua, "Fuck, you're so hard to resist."

Tatapan penuh tanya Ella membuat Reno akhirnya memilih untuk menghentikan  gerakannya yang disusul Ella yg ikut berhenti berdansa. Kini keduanya hanya berdiri berhadapan di sekeliling para tamu undangan yang masih bergerak mengikuti alunan lagu.

"we're so messed up." Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Reno menunduk dan menyandarkan kepalanya di bahu Ella. Sejenak berhenti melawan perintah otaknya untuk pergi dari sisi gadis itu, yang terbukti sulit. Entah sejak kapan, Reno tidak berani mencari tahu. Seketika itu juga perkataan Danu kini menjadi masuk akal, ia ingin membuat gadis ini bahagia meski mengorbankan dirinya sendiri.

Ia tidak ingin mengakui ia menganggap Ella lebih dari sekedar 'adik', karena dengan begitu ia benar-benar harus pergi dari sisi Ella. Reno pun sadar, mereka sudah melewati batas sejak lama.

"I know." Ucap Ella seakan memahami semua gejolak yang dirasakan Reno.

Reno kembali menegakkan badan dan menatap gadis mungil itu lembut, sebelah tangannya bergerak untuk mengusap pipi gadis itu dan ujung jarinya mengusap pelan bibir Ella. Dia ingin kembali mencium gadis itu namun ditahannya, ia bisa membayangkan headline apa yang akan muncul di koran besok pagi. Kecupan singkat tadi saja sudah menjadi salah satu kecerobohannya.

Tangan Ella menahan jemari Reno yang masih bermain di pipinya, ia yakin pipinya sudah memerah saat ini sehingga yang bisa dilakukannya adalah menghentikan gerakan tangan Reno yang mengundang tatapan banyak orang.

Kalau ini cara pria itu menyiksanya karena bungkam, Ella menyerah.

"Aku mendengar sesuatu tadi sebelum menjemput kak Reno di balkon."

"Dan?"

"Lalu saat melihatmu, yang terpikir di kepalaku hanya keinginan untuk memeluk Kakak dan bilang 'you're doing great'"

Ella mencoba untuk mundur selangkah agar memberi mereka jarak, namun ia akhirnya menyerah saat pria di hadapannya itu mengunci dirinya dalam dekapan dengan satu tangan masih tetap di pinggulnya.

"Kurasa aku melewatkan bagian kamu bilang kalimat itu?" Reno menaikkan satu alisnya penasaran.

"Well, anggap saja aku skip." jawab Ella seadanya, perhatiannya kini terbelah dengan beberapa tatapan mata yang tertuju pada mereka.

"Jangan mengalihkan pandangan dariku, biar saja mereka melihat."

"Tapi kan Kak Reno yang peduli anggapan mereka."

Cinderella's BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang