Part 12 - You're Not Alone

2.7K 249 25
                                    

Ella tersentak saat tangannya ditarik dari belakang oleh seseorang. Saat ia membalikkan badan, ia melihat Kyra sudah berdiri di hadapannya. Sedikit kelelahan karena berusaha mengejarnya.

"Ada apa?" tanya Kyra di sela nafasnya.

Melihat Kyra dihadapannya, dan mengetahui keluarganya pasti cemas dibelakang sana membuat Ella memeluk sang Kakak erat. Ia takut, ia sangat takut sesuatu yang buruk telah terjadi pada ayahnya. Saat mendengar kabar itu, yang ia tahu ia harus melihat sang ayah, satu-satunya keluarga yang ia punya. Tapi melihat Kyra dihadapannya, ia tahu ia salah dan ia tidak sendiri. Kakak-kakaknya tidak akan membiarkannya terpuruk sendiri.

Semua pemikiran tentang siapa yang bersalah, siapa yang merusak kehidupan siapa selalu bertabrakan di dalam kepalanya. Meskipun tujuh tahun sudah berlalu, ia terkadang masih merasa ia hanya memiliki sang ayah. Disisi lain ia juga merasa bahagia memiliki tambahan keluarga baru, dan terakhir ia merasa asing dengan keluarganya sendiri setelah mengetahui fakta paling baru.

Contohnya saat ini, ia hanya mengingat sang Ayah seorang bahkan tidak peduli sekitarnya. Ia tidak akan mampu berdiri tegak setelah mengatakan berita buruk yang barusan di terimanya pada orang lain.

"Ella?" tanya Kyra ulang.

"Papa Kak, aku ingin bertemu papa" hanya itu yang bisa Ella ucapkan saat ini, ia tidak bisa berkata lebih. Kyra yang sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan Ella memilih diam dan tidak bertanya lebih lanjut. Ia hanya harus menyiapkan mental sebelum menemani Ella.

Danu dan yang lain sudah ikut berada di sekitar mereka, seseorang sudah akan membuka suara namun Kyra menghentikannya dengan gelengan kepala.

"Masuklah ke kursi penumpang, aku yang akan mengantarmu" perintah Kyra yang langsung dituruti Ella dengan senang hati.

"Boleh pinjam mobilmu Kak Bastian?," setelah mendapat anggukan dari pria itu Kyra beralih ke arah Danu menunggu jawaban Danu. Bukan Danu namanya kalau ia tidak bisa mengerti tatapan sang istri yang meminta ijin padanya, Kyra hanya perlu menatapnya lama dan menunggu jawaban final dari Danu.

"Pergilah," kata Danu singkat. Sejujurnya ia tadi sempat kaget saat melihat sang istri tiba-tiba berdiri dan mengejar Ella bukannya melakukan apa yang kebanyakan orang lakukan, memanggil dan berteriak. Istrinya itu memang selalu bertindak sesuka hatinya, mendadak ia teringat tingkah Kyra yang sampai nekat memecahkan kaca jendela hanya untuk mencari Ella di sekolah.

"Nanti aku telepon, jaga Diandra ya?" perkataan Kyra menghentikan pikiran Danu untuk mengingat semua tingkah spontan Kyra dahulu.

Pria berjalan mendekat ke arah Kyra dan tanpa peduli sekitarnya langsung mencium Kyra lembut sebelum menjawab, "Hati-hati."

****

Suasana di dalam mobil sangat hening, sesekali Ella melirik sang kakak yang masih sibuk menyetir. Ia sangat menyesali tingkahnya tadi, bagaimana pun juga harusnya ia bilang ke Kyra karena papa juga papanya Kak Kyra.

"Kak..." kata Ella mencoba buka suara.

"Iya? Sudah agak tenang?" tanya Kyra dengan suara datar. Ella bahkan tidak peduli dengan sikap kakaknya itu, Ella justru bahagia memiliki kakak yang tidak pernah berubah sikapnya meski selama apapun waktu berlalu.

"Papa masuk rumah sakit, Kak" terucap sudah apa yang mengganjal di hati Ella.

"Aku juga menduganya," kata Kyra lagi.

"Kakak tidak cemas?" Ella tahu ini pertanyaan bodoh tapi tetap saja ia tanyakan.

"Tentu saja cemas, tapi apakah aku harus menampilkannya sepertimu? Kalau kita berdua sama-sama panik siapa yang akan berpikir rasional diantara kita dan menyupir dengan selamat sampai rumah sakit? Dimana rumah sakitnya?"

Cinderella's BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang