Encounter

5 1 0
                                    

2 Tahun Kemudian

??? POV

"Aku berangkat!"

Setelah pamit pada keluargaku dari depan rumah, aku menutup pintu pagar yang mengelilingi rumahku, lalu segera berjalan menjauh. Angin yang sejuk dan sinar matahari yang tidak terlalu terang membuatku nyaman.

Saat aku melewati sebuah toko, bibi disana menyapaku, dan aku pun membalasnya dengan ramah. Keluargaku baru pindah ke kota ini tiga minggu yang lalu, namun sudah akrab saja dengan penduduk sekitar.

Aku bertemu dengan dua kucing di jalan, mereka memiliki kerah. Dengan perlahan aku mendekati mereka, dan beruntungnya mereka tidak berlari menjauh. Aku pun bermain dengan mereka untuk sementara waktu.

Beberapa menit kemudian, aku melihat jam tanganku lalu berdiri dan berjalan pergi. Aku menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang dan kulihat kedua kucing tersebut terus memandangiku.

Lima menit kemudian, aku sampai di depan sekolah baruku. Aku berjalan masuk melewati gerbang sekolah bersama dengan beberapa murid yang baru datang. Setelah mengagumi bagian luar sekolah, aku pun masuk ke dalam gedungnya.

Aku berkeliling mencoba mencari kelasku, sekalian melihat-lihat. Terkadang aku juga melihat murid lain menatapku saat aku lewat. Ada yang tersenyum, ada yang seperti menilaiku dari bawah sampai atas, ada juga yang hanya sekedar menoleh.

"Ah!"

Karena tidak fokus, aku tidak sengaja menabrak bahu seseorang. Aku memegang bahuku sendiri kemudian menoleh dan mendapati orang yang ku tabrak tadi sedang terduduk di lantai. Ah.. Sepertinya aku menabraknya agak keras.

Aku pun segera meminta maaf dan mengulurkan tanganku untuk membantunya. Ia nampak memandangi tanganku sejenak sebelum meraihnya. Saat berdiri, ia membersihkan bajunya dari debu.

Rambutnya coklat mencapai pinggang dan matanya berwarna hijau zamrud. Ia mengenakan hoodie hitam.

Ia membungkuk padaku sejenak sebelum pergi berjalan ke arah berlawanan denganku. Aku menunggu punggungnya tak terlihat sebelum melanjutkan pencarian kelasku. Akhirnya aku pun menemukan ruang guru.

- Time Skip | Masuk Kelas -

"Silahkan masuk."

Aku berjalan melalui pintu kelas yang sudah terbuka sejak wali kelas baruku masuk. Segera, aku berdiri tepat di sampingnya.

"Ini adalah teman baru kalian. Akrablah dengannya."

"Salam kenal, namaku Ryan Valendra. Mohon bantuannya ya, teman-teman," ucapku sebelum membungkuk.

"Baiklah Ryan, silahkan duduk di bangku kosong sebelah sana," guruku mengarahkan tangannya ke meja yang dimaksud.

Saat aku berjalan menuju mejaku, sekilas aku melihat gadis yang ku tabrak pagi tadi di meja pojok paling belakang.

"Aku akan mencoba mengajaknya berbicara nanti."

- Time Skip | Istirahat -

Aku berjalan di koridor sekolah dengan membawa kotak bekal, mencari tempat yang cocok untuk makan siang. Saat aku melewati daerah adik kelas, beberapa gadis pun menghampiriku. Mereka mengajakku untuk makan siang bersama, namun aku menolaknya.

Akhirnya aku berjalan keluar menuju taman. Ku lihat gadis yang kutemui tadi pagi sedang terduduk di salah satu bangku disana. Aku pun menghampirinya.

Saat aku berjarak tidak jauh dengannya, ia menoleh. Aku berhenti berjalan, kemudian tersenyum canggung.

"Hai," sapaku. Ia hanya menatapku.

"Kau.. Tidak bersama teman-temanmu?" ia menggeleng pelan setelah mendengar pertanyaanku. "Oh.. Baiklah.."

Aku terdiam sejenak sebelum kembali bertanya. "Um.. Boleh aku duduk di sampingmu?" tanyaku sembari menunjuk sebelahnya. Ia melihat arah yang ku tunjuk, kemudian melihatku kembali, lalu bergeser.

"Terima kasih.." ucapku sembari duduk di sebelahnya. Aku membuka kotak bekalku, kemudian melihat kotak bekalnya. "Eh? Kau tidak memakannya?"

Ia melirikku, kemudian melihat kotak bekalnya. Ia menggeleng lagi. "Tapi.. Bukankah itu masih banyak?"

Ia hanya diam dan kembali memandangi lapangan sekolah. Seorang pendiam, ya.

Beberapa menit kemudian, aku sudah selesai memakan bekalku. Lebih cepat dari biasanya, agar aku bisa berbicara dengannya.

"Hei, apa kau memiliki teman?"

Ia menoleh. "Ah- maaf jika pertanyaanku kurang sopan.."

Netra zamrud-nya memandangku, kemudian ia menggeleng lagi untuk ketiga kalinya. "Eh? ..sama sekali?" akhirnya ia mengangguk.

"Ya.. Aku juga belum punya teman, sih," aku menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal. "Apa kau mau menjadi teman pertamaku?" tanyaku sembari mengulurkan tangan. "Aku yakin kau sudah mengetahui namaku saat di kelas tadi."

Ia memandangi tanganku sejenak- tidak. Ia memandanginya cukup lama. Aku tidak tahu apa yang ia pikirkan, namun sekarang tanganku mulai sakit.

"Um-"

Saat aku hendak mengucapkan sesuatu, ia menerima uluran tanganku. Aku mengerjapkan mata, kemudian perlahan mengangkat kepalaku untuk menatapnya.

"Ayari."

Aku terkejut. Aku tidak menyangka suaranya sangat lembut.

"Ah- um.. Iya. Salam kenal.." ucapku sembari tersenyum canggung. Aku melihat matanya yang tanpa cahaya.

Kosong, namun begitu indah.

[ To be continued ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's [Not] YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang