Chapter 2

779 108 37
                                    

Happy Readings

📖📖📖

.

.

.

⚜⚜⚜TSUNDERE⚜⚜⚜

Jika ada kenangan manis, aku pastikan itu adalah kamu.

Di dalam aula persidangan, Hakim ketua tengah membuka persidangan. Kemudian membacakan surat dakwaan kepada tergugat.

Florence beserta orang-orang yang terlibat pun menyimak secara seksama surat dakwaan tersebut. Meski tidak dipungkiri, jika kadang atensi wanita itu teralih pada pria di seberang.

Beruntung ia cukup ahli menyembunyikan gerak-geriknya karena pengalamannya sebagai pengacara. Jadi, orang yang bersangkutan tidak menyadari sikapnya.

"Kepada pihak tergugat, sesuai dengan surat dakwaan bahwa pihak penggugat menggugat tentang pelanggaran kontrak eksekutif yang tidak sesuai dengan surat perjanjian. Yaitu dengan menandatangani kerjasama tanpa sepengetahuan pihak penggugat ... "

"Dengan ini pihak penggugat meminta pemutusan pembatalan kontrak sesuai undang-undang yang berlaku. Kemudian meminta pihak tergugat membayar denda sepuluh kali lipat karena adanya pelanggaran kontrak. Serta bersedia meminta maaf kepada pihak penggugat," tutur jaksa penuntut umum.

"Keberatan Yang Mulia," sanggah penasehat hukum yang tak lain adalah pengacara dari Leonard Dimitri. Pengacara yang dipanggil Michael.

"Sesuai dengan surat perjanjian yang tertera, kami merasa tidak melakukan pelanggaran atas tuduhan yang dimaksud. Bahkan kami merasa jika pihak penggugat yaitu Anna Lawrance lah yang melakukan kecurangan," lanjutnya.

"Interupsi Yang Mulia," sergah Florence.

Michael yang mendapat sergahan itu pun menoleh pada Florence. Sedangkan Florence menatap balik pada rivalnya. Kemudian ia pun mengalihkan pandangan ke Hakim ketua.

"Kami keberatan atas tuduhan yang tidak berdasar oleh pihak tergugat," lanjut Florence tidak terima.

"Mohon maaf Yang Mulia. Kami bisa membuktikan jika Nona Anna Lawrance sudah mengetahui dan menyetujui tentang kerjasama tersebut. Kami akan meminta manajer Nona Anna untuk memberikan keterangan tersebut," tolak Michael.

Hakim ketua nampak berpikir. Kemudian beliau memberikan waktu kepada sang tergugat untuk  menghadirkan saksi sanggahan.

Florence yang melihat itu pun menghela napas panjang. Lantas, ia duduk dan beralih pada kliennya. Terlihat jika ada gurat gelisah di wajah sang klien. Dan ia menangkap ekspresi tak biasa itu.

"Kenapa? Seharusnya tidak masalah bukan jika mereka membawa manajermu?" selidiknya.

"Hm ... I-itu ... "

Kening Florence mengerut saat Anna mencondongkan tubuh ke arahnya. Kemudian mulai berbisik.

"Sebenarnya aku ingat tentang kontrak itu. Hm ... Hanya saja saat itu aku tidak terlalu memperhatikan ucapan manajerku karena sibuk membaca naskah. Tapi ... Bukankah itu sama saja dengan melanggar kontrak karena manajerku tidak mengkonfirmasi lagi tentang kerjasama itu?"

Mata Florence memejam erat. Bisakah ia mengatakan bodoh dan sangat bodoh pada kliennya saat ini? Kenapa bisa sepenting ini dia tidak cerita?

"Kenapa anda tidak memberitahu saya sedari awal Nona?" geram Florence lirih menatap kliennya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TSUNDERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang