"Akan ada pembelajaran berharga dibalik setiap peristiwa"
• • • • •
Desember 2019
Bulan terakhir di tahun 2019, tidak terasa kisah di tahun ini akan selesai dan lembaran baru telah siap untuk menyapa. Di bulan ini, asramaku masih disibukan oleh persiapan ABG yang tinggal menghitung bulan saja. Dibalik setiap kesibukan tersebut, terdapat hal yang membuatku ingin sekali menangis dan mengeluarkan segala yang kurasakan. Di kelas X ini pertemanan sangat berbeda dengan putih biru. Ku kira pertemanan masa putih abu-abu akan begitu indah tapi nyatanya membuatku sumarah. Jumlah siswa di kelas bahasa terdiri dari 26 siswa, 21 perempuan dan 5 laki-laki. Di kelas memang duduk berdua-dua tapi berbeda denganku, aku duduk sendirian dikarenakan jumlah siswi yang ganjil. Rasa sepi selalu menjalari raga ini, bayang-bayang masa putih biru terus menghantui. Jujur aku iri melihat teman-temanku yang begitu akrab dengan teman sebangkunya. Memang ada saja yang mengajakku mengobrol, tentu itu hanya sementara. Ditambah anak kamarku yang berubah entah karena aku sering main dengan anak jurusan lain atau ada hal lain yang belum ku ketahui. Tapi, aku merasakan keberadaanku di kamar 3 muncul rasa tidak suka kepadaku dan akupun tidak tahu alasannya. Padahal aku selama ini baik-baik saja kepada mereka. Disaat aku benar-benar sudah tidak betah di kamar dan kelas, aku selalu keluar untuk menemui temanku yang berbeda jurusan. Aku berani terbuka kepada mereka dan kepada anak kelas aku justru bungkam. Padahal masa putih biru aku lebih terbuka kepada teman sekelas.
"Asha, kamu ada masalah?" tanya Naya
"Ngga kok, aku cuman bosen di kelas makanya aku ke kelas kamu," jawabku di depan kelas Naya
"Serius?" tanyanya lagi meyakinkanku
"Hmm...jujur aku sekarang belum bisa berbaur dengan anak kelas dan rasanya susah sekali supaya bisa jadi satu frekuensi dengan mereka," jawabku menahan air mata
"Asha, kamu ngga sendiri. Apa yang kamu rasakan akupun merasakannya juga,"
"Tapi kamu di kelas ngga duduk sendirian,"
"Iya Sha, aku justru merasa Amira yang duduk denganku yaudah kek masing-masing aja. Rasanya berbeda sekali dengan temanku di masa SMP, ditambah temen-temen sekelasku seperti itu juga," jelasnya
"Aku pernah ada hasrat ingin pindah sekolah tapi aku selalu mikir, orang tuaku sudah bayar mahal untukku," sambung ku
"Iya aku sepemikiran denganmu, aku berusaha untuk bertahan dan aku pasti bisa melewatinya,"
"Semoga ya," ucapku tersenyum padanya
"Iya. Kan cewek di kelas kamu ganjil tuh ya semoga aja suatu saat nanti bakalan ada yang pindah biar kamu ngga duduk sendirian lagi," Naya berusaha menyakinkaku
"Keknya ngga mungkin deh hehe," ucapku terkekeh
"Eh kalo Allah berkehendak, semua yang ngga mungkin bakalan jadi mungkin. Nih Allah berfirman dalam surat yasin ayat 82:
اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
Artinya: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu,"
"Masyaallah, iya sih rencana Allah ngga ada yang tau. Makasih ya udah buat aku semangat dan sadar bahwa aku ngga sendiri,"
"Iya Sha, sama-sama,"
"Andaikan kita bisa sekelas, aku pasti bakalan seneng banget bisa dapat sosok teman sepertimu. Tapi, takdir berkata lain dan aku tetap bersyukur bisa mengenalmu," ucapku dalam hati sambil melihat ke arah Naya yang sedang menikmati pemandangan sekolah dari atas kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Salah (ON GOING)
FantasyKisah tentang seorang gadis yang pernah trauma karena cinta, sehingga bertekad tidak ingin membuka hati lagi untuk orang lain. Namun siapa sangka sang kupu-kupu cinta justru datang menyapa. Tentang hijrah cinta, cita-cita, dan penantian berharga. B...