LET ME IN 2

167 26 0
                                    


Typo bertebaran!





Niki.

Atau lebih tepatnya, Nishimura Riki.

Sunoo tak tahu lebih jauh tentang nama itu. Bahkan meski mereka berada di satu kelas yang sama selama ini, ia tak tahu seluk beluk tentang Niki selain ia anak pemilik sekolah yang sekarang ia tempati. Bahkan jika bisa dihitung, Niki terbilang jarang masuk kelas. Sunoo meragukan apa anak itu dapat menangkap semua mata pelajaran jika terus seperti itu.

Dan lagi,

Manja

Itu adalah hal yang tersirat dalam benak sunoo ketika mendapati presensi anak kaya raya seperti Niki.

"Menyebalkan." Ucapnya.

"Kau mengatakan sesuatu?" Jungwon menghentikan pergerakan dari melahap makanan yang ada dihadapannya. Saat telinga kecilnya mendengar suara pelan dari Kim sunoo diantara bisingnya kantin sekolah.

"Tidak."

"Telingaku masih berfungsi dengan baik, kiddo."

"Aku tidak bertanya."

"Karena memang disini aku yang sedang bertanya, kau gila?" Jungwon menoyor kepala sunoo hingga pemuda disampingnya sedikit terjengkang.

"Sakit."

"Tentu saja sakit, apa aku terlihat tengah mengelus kepalamu?"

"Sialan."

Umpatan sunoo terdengar renyah, jungwon langsung tergelak tawa.

"Hey, pulang sekolah kau akan membantuku lagi kan?" Pertanyaan jungwon membuat sunoo menatapnya. Awalnya ia mengernyit, tapi ketika ia paham apa yang dimaksud jungwon, ia pun segera menjawab.

"Kurasa tidak, aku kerja paruh waktu sekarang."

"Ternyata kau tidak bercanda tentang itu ya(?)"

"Tentu saja."

Jungwon menghela nafas, "Padahal, kedai akan lebih ramai jika ada kau, sayang sekali."

Jika dibilang, kedai milik ayahnya benar-benar akan berkali-kali lipat lebih ramai dari biasanya jika sunoo ada Disana. Entah iri atau tidak, tapi yang pasti jungwon sedikit bingung kenapa para pelanggan yang datang lebih ingin dilayani oleh sunoo ketimbang dirinya. Padahal anak pemilik kedai kan dirinya.

"Aku kan sudah beritahu dirimu jika aku bekerja paruh waktu disupermarket dekat persimpangan jalan raya daerah rumah kita, bahkan sunghoon Hyung juga ada Disana."

"Benarkah?"

Sunoo mengangguk, "kalau tidak salah, ia satu bulan lebih dulu bekerja Disana dibanding diriku."

"Mengesankan." Ujar jungwon.

"Apanya?"

"Ya sunghoon Hyung." Jungwon benar-benar melupakan makanannya, lebih tertarik berbicara pada sahabatnya," maksudku, Dia tampan, bahkan dia anak beasiswa, bukankah tak ada yang lebih baik dari hal itu, ditambah lagi tentang dia yang kerja paruh waktu, sekarang aku meragukan apa aku anak yang sudah membanggakan orang tua ketika melihat betapa kerja kerasnya sunghoon hyung, aku jadi iri."

"Kau itu beban keluarga."

"Apa katamu?!" Jungwon merasa tidak terima.

"Be--

Perkataan sunoo terpotong karena lagi-lagi jungwon menoyor kepalanya.

"Tutup mulutmu bocah tengik!"

"Kau yang harusnya berhenti menoyor keningku seperti tadi, sialan!"

LET ME IN ; find the truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang