lembar 00: pendahuluan

3.2K 374 146
                                    

"Yah.. Kok gantung sih?!"

"Apanya yang gantung?"

"Ceritanya lah!"

Kekehan terdengar tepat setelah salah seorang pemuda protes akan cerita yang menggantung, mengundang decakan sebal dari pemuda yang tadi protes.

"Aku udah kenyang kena gantung, please jangan gantung aku lagi!" Mohonnya.

"Bilang dulu, Ayah Jaeyun ganteng tiada tanding. Cepetan!" Balasnya bersemangat.

Pemuda di hadapannya berdecih, "Nggak mau! Karena sejujurnya dan kenyataannya, aku yang paling ganteng disini. Papah aja lewat!!" Serunya.

Jake, pria itu, dia mengusap kasar wajah pemuda di hadapannya. "Bacot banget buah kesemek, yaudah nggak akan Ayah lanjutin." Ancamnya.

"Dih gitu!"

"Bodo amat, mau sampe muka mu berubah jadi lonjong pun Ayah nggak akan lanjutin!"

"Rasis anjg,"

"Tuhkan! Ngomong kasar lagi, fix bakal Ayah bilangin ke Papah! Biar black carrd mu kena sita 42 tahun, jhahaha!"

"Cih, yaudah! Aku bakal minta adek ke Papah! Mampus dah tuh di gempur," Balasnya cekikikan.

Jake yang tadinya tertawa jahat kini terdiam, menatap anak sulungnya itu dengan tatapan datar. "Tanpa kamu minta, Papahmu itu emang udah gempur Ayah setiap malem! Eh tapi nggak setiap malem juga sih.. Ya intinya sering lah!"

"Ohh, pantesan aja setiap malem aku gabisa tidur... Kirain dari tetangga sebelah gitu,"

"Ya nggak lah anjrit, itu tetangga desah pake mikrofon apa gimana kalo bisa sampe kedengeran ke kamar kamu!" Ujarnya kesal.

"Jadi nyesel juga ya kawin sama bapakmu," Lanjutnya.

"Kok nyesel?" Tanya anaknya memancing.

"Mesumnya ituloh, haduh! Kalo ada kamera, kayaknya Ayah bakal lambai karena nggak kuat!"

"Masa mesum doang bikin nyesel nikah," Balas sang anak kembali memancing.

"Papahmu itu dari dulu selalu bikin jantung nggak aman!! Terus kalo udah marah tuh serem banget, merinding..."

"Persis kayak cerita yang Ayah ceritain? Ayah bilang si salah satu karakter utamanya itu selalu dibikin salting terus,"

Jake mendadak terdiam. Kemudian mengangguk pelan, "Iya, mirip kayak gitu deh pokoknya." Jawabnya

Sang anak mengangguk, "Terus apalagi yang bikin Ayah nyesel?"

Jake nampak berpikir sesaat, lalu menjentikkan jarinya. "Oh! Papahmu itu nggak peka, nggak ada capeknya, apalagi kalo urusan olahraga di ranjang. Masa nih ya, kalo Ayah ngomong kasar, dia seenaknya bakal langsung nyosor. Kan nggak banget!" Cerocosnya.

"Ya gusti, otakku kotor..." Balas sang anak.
















"Jadi, kamu nyesel nikah sama aku?"

Suara bariton terdengar mengintrupsi dari arah pintu, membuat Jake menengok ke asal suara dengan spontan. Kemudian kembali menengok ke arah sang anak dengan tatapan galak.

"Kok kamu nggak bilang kalo ada Papah?!" Tanyanya berbisik.

Sang anak tersenyum miring, mukanya ngeselin banget. "Aku sengaja, h e h e."

Saat hendak membalas ucapan anaknya, Jake merasakan tubuhnya melayang. Ternyata suaminya lah penyebabnya, spontan ia mencengkram kemeja putih suaminya itu dibagian dada agar tidak oleng dan terjatuh.

Park's.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang