lembar 01: kasus sekolah

2.1K 348 56
                                    

Keesokan harinya, tubuh Jake benar-benar terasa remuk. Bahkan hendak mengambil ponsel miliknya yang sedari tadi berdering pun ia nampak tak sanggup.

"Hoon, ambilin handphone aku."

Sunghoon mengangguk, dia meraih ponsel Jake yang ada di nakas sambil melihat siapa yang menelpon. "Nomor tak dikenal," Ucapnya seraya memberikan ponsel itu kepada sang pemilik.

Jake menggeser tombol hijau pada ponselnya, lalu mendekatkan pada telinganya. "Halo?"

"......."

"Iya, saya sendiri. Ada apa?"

"........"

Sunghoon memperhatikan Jake, dapat dia lihat suami manisnya itu menghela nafas. "Iya, saya kesana sekarang. Dengan kecepatan larry si siput turbo,"

"........."

"Oh salah, harusnya larry itu lobster ya?"

".........."

"Terima kasih infonya. Saya segera kesana,"





Pip!

"Siapa?"

Sunghoon bertanya saat Jake sudah mematikan sambungan telpon, pria manis itu menatap Sunghoon dengan tatapan memelas.

"Anterin aku ke sekolah Youngtae,"
















































******

"Jadi, anak saya kenapa?"

Sunghoon, pria itu bertanya saat dirinya sudah sampai di ruangan BK sekolah anaknya, Taeyoung. Seharusnya, Jake lah yang datang. Namun sepertinya tak memungkinkan karena jalannya yang masih pincang dan susah.

Taeyoung sebenarnya sedikit ketar-ketir, dia mengira bahwa Jake yang akan datang dan menemaninya di dalam ruangan adem namun menyeramkan ini.

Eh, tau-taunya Sunghoon. Dahlah, Taeyoung hanya akan menunggu waktu untuknya dimarahi.

"Begini, pak. Taeyoung membuat ulah lagi, dia kelahi dengan teman sekelasnya──"

"Lagi?" Sela Sunghoon, jengah.

"Dengan dia?" Tanyanya sambil menunjuk seorang pemuda yang tengah terduduk di samping Taeyoung.

Sang guru mengangguk, "Benar. Bisa dilihat, wajahnya babak belur. Ntah sudah diberi tinju berapa kali oleh Taeyoung."

Sunghoon mengerenyit, ada yang mengganjal. "Tunggu, hanya wali Taeyoung yang dipanggil? Mana wali dia?" Tanyanya lagi.

Guru itu tersenyum, lalu menengok ke arah pemuda yang duduk di sebelah Taeyoung. "Doyoung, sudah hubungi orang tuamu?"

Pemuda yang berwajah babak belur itu mengangguk, "Udah." Jawabnya malas.

"Udah sampai di depan," Lanjutnya.










Cklek..


"Maaf terlambat,"

Pintu ruangan terbuka, memperlihatkan seorang pria yang nampaknya berumur tak jauh dari Sunghoon. Pria itu membungkuk sopan sambil tersenyum hangat, lalu duduk di samping sang anak.

"Ada apa, pak? Kenapa anak saya bisa babak belur begini?" Tanyanya.

"Kedua anak ini, terlibat perkelahian. Saya tidak tau apa alasan dibalik mereka sampai bisa berkelahi, biar mereka berdua yang menjelaskan." Jawab sang guru.

Park's.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang