❤️
Matahari yang cerah mulai meninggi. Seulgi dan Irene yang terlelap di atas ranjang mereka seakan tidak terusik dengan sinar matahari yang masuk melalui celah jendela kaca yang tertutup tirai. Mereka masih dalam mimpi indah yang seakan tidak ada ujungnya. Irene yang pertama terbangun saat bunyi alarm dimeja nakas. Ia mengerjapkan matanya pelan dan mematikan alarm yang mulai mengganggu itu. Irene menggeliat dalam pelukan Seulgi. Menyadari sesuatu, matanya terbuka perlahan dan menoleh. Ia tersenyum saat melihat Seulgi yang masih terlelap sambil memeluk pinggangnya dari belakang. Pemandangan yang menyenangkan untuk Irene, melihat Seulgi selalu berada disisinya setiap pagi dan malam. Ini bukan sebuah mimpi lagi. Ini nyata. Hubungan mereka semakin indah dan manis setiap hari.
Tidak ingin membuat Seulgi terbangun, Irene perlahan melepaskan rangkulan tangan Seulgi. Ia mendekat dan mengecup bibir Seulgi seperti biasa. Seulgi menggeliat dibuatnya dan menggeram seperti anak beruang sambil mengangkat kedua lengannya, tidak sengaja membuat kaos putih tidurnya itu tersingkap. Irene yang masih disampingnya tertawa kecil tapi kemudian tidak ada pilihan selain menatap perut kencang Seulgi. Irene menggigit bibirnya tanpa sadar. Jantungnya semakin berdetak tidak karuan setiap kali tatapan matanya turun mengikuti bulu halus disekitaran perut Seulgi yang kemudian hilang dibalik lipatan celana panjang tidurnya. Irene mengalihkan pandangannya sambil menggeleng. Sekali lagi ia melihat wajah polos Seulgi yang masih tertidur dan seketika merasa bersalah. Ia merasa seperti sudah melakukan sesuatu yang tidak senonoh kepada Seulgi. Wajah Irene bersemu merah dan menghangat membayangkan sesuatu. Tiba-tiba ia merasa malu sendiri.
“Ya Tuhan...” Irene turun dari ranjang dan langsung masuk kedalam kamar mandi.
-
Seulgi yang sudah rapi dengan stelan kantornya segera keluar dari kamar. Ia melihat Irene sedang berdiri di samping meja makan, mengaduk secangkir kopi sementara pandangannya tidak berkedip kearah dinding. Dahi Seulgi mengernyit melihatnya, Irene sedang melamun jauh, ia bahkan tidak menyadari saat Seulgi sudah berada dibelakangnya.
“Kau melamun hm?” Seulgi memeluknya gemas dan tersenyum saat melihat wajah kaget Irene. Beruntung cangkir kopi ditepi meja itu tidak jatuh. “Selamat pagi.” ia kemudian mencium pipi Irene sebelum duduk untuk menikmati sarapannya yang sudah siap.
“Selamat pagi.” Irene tersenyum akan sikap manis Seulgi kepadanya. Ciuman di pipi kanan tidak pernah absen setiap pagi. Ia sangat menyukai itu.
Irene menaruh kopi di samping kiri Seulgi yang langsung berterima kasih kepadanya dengan senyuman tampan itu. Sudah beberapa bulan ini Bibi Choi tidak lagi bersama mereka karena Irene yang ingin mandiri untuk mengurus rumah dan suami tercintanya. Seulgi yang awalnya melarang akhirnya mengijinkan saat melihat betapa semangat dan bangganya Irene setiap kali ia menyelesaikan tugas-tugas rumahnya. Seperti membersihkan rumah, memasak, menyiapkan baju dan mencucinya yang tidak lain malah menjadi hobi barunya. Bahkan salah satu ruang kosong di dapur, Irene jadikan tempat untuk menyimpan semua perlengkapannya yang tidak boleh diganggu. Pewangi pakaian berbagai merek dan juga aroma semuanya ada. Sudah seperti mini market saja.
Pernah satu waktu, Seulgi kaget saat pulang lebih awal dari bekerja karena bau menyengat mawar yang menyebar ke setiap sudut rumah. Ternyata pelakunya adalah Irene yang sedang bereksperimen dengan banyak pakaian, busa dan botol-botol pewangi didalam sana. Seulgi akan selalu tertawa setiap kali mengingat waktu itu. Ia tidak akan pernah melupakan raut wajah malu, tegang dan takut Irene menatapnya karena sudah tertangkap basah. Dan pada akhirnya Seulgi membantunya membereskan kekacauan itu. Kenapa Seulgi harus marah? Yang dilakukan Irene adalah hiburan gratis untuknya melepas penat.
Mungkin dimata orang lain itu hal yang biasa dan sepele tapi untuk Irene yang tidak pernah melakukan pekerjaan rumah sebelumnya, setiap usahanya pantas untuk dihargai. Irene bilang pada dirinya sendiri kalau ini adalah satu bentuk tanggung jawabnya sebagai istri walau Seulgi juga tidak menuntutnya untuk itu, untuk sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
᯽ MAKE LOVE ᯽ end ᯽
Fanfiction- Sequel of Love Back - "Seul, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Irene tidak tahan. "Hm, apa itu?" tanya Seulgi sambil menggigit roti selainya. "Kenapa kau tidak mau melakukan seks denganku?" • [ Seulgi Kang & Irene Bae ] vers. 2023