Sesaat kendaraan mereka terparkir dihalaman rumah, Irene langsung keluar tanpa menunggu Seulgi membukakan pintu mobil untuknya seperti biasa. Seulgi mendesah pelan dibuatnya dan segera menyusul Irene masuk. Ia membuka pintu kamar dan melihat Irene yang sudah duduk di sofa sedang melepas kalung dan kedua antingnya dengan malas, sementara mantel miliknya terjatuh dilantai. Wajah Irene terlihat semakin muram saja dan ia menjadi lebih pendiam. Apa sudah terjadi sesuatu di hotel tanpa sepengetahuannya ataupun hal lain? Apa ia sudah membuat kesalahan tapi tidak menyadarinya? Astaga. Seulgi tidak bisa menebak dan tidak bisa tenang karenanya. Diambang pintu, Seulgi terus memperhatikan gerak-gerik Irene tanpa dilirik sekilaspun olehnya.
"Apa— apa yang kau lakukan?" Irene mengerjap kaget dan bingung. Tiba-tiba Seulgi sudah berada dibawahnya, berlutut, sekarang membantu melepaskan kedua hak tingginya. Seulgi hanya menatapnya sambil tersenyum kecil. Sangat menawan hati. Dan jika tatapan bisa membunuh, Irene yakin ia sudah mati sekarang.
Belum selesai dengan senyuman dan tatapan itu, tubuh Irene bergidik tegang dan waktu seakan melambat diantara mereka. Tangan Seulgi mengusapi hangat kaki Irene dari ujung. Irene menelan ludah merasakan telapak tangan besar itu mulai menelusuri kulitnya. Geli dan juga mulai terasa panas. Tapi ia tidak menolak, lidahnya kelu sementara detak jantungnya tak menentu, terus menanti apa yang akan dilakukan Seulgi selanjutnya.
Usapan perlahan dan hangat itu naik ke paha membuat gaunnya ikut tersingkap. Seulgi bisa merasakan bahan celana dalam Irene yang berenda. Ia meremas pinggul ramping Irene sambil membawanya lebih dekat, melingkarkan kaki jenjang itu di pinggangnya. Seperti terhipnotis, Irene hanya mengikuti arahan Seulgi dalam diam. Tangannya bertumpu di bahu Seulgi.
Tatapan mereka tidak lepas sedetikpun kedalam mata satu sama lain. Seulgi mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Irene. Sekali, dua kali, lalu mencium penuh bibir manis yang di dambanya itu. Irene yang sebelumnya membeku seperti patung mulai tersadar, seketika larut dengan bibir dan suasana yang dibuat Seulgi. Irene membalasnya, tangannya sekarang melingkar dileher belakang Seulgi, membawa tubuh mereka semakin dekat. Irene membutuhkan ini untuk mengalihkan kegelisahan hatinya. Kedua mata Seulgi dan Irene terpejam menikmati apa yang sedang mereka lakukan.
Tidak lama, pagutan manis dan sentuhan lembut itu berubah lebih berani. Tangan Seulgi tidak tinggal diam, mencoba meraba-raba setiap lekuk tubuh Irene sebisanya. Membuat wanitanya itu tanpa sadar mendesah dibibir mereka. Betapa Seulgi menyukai desahan manjanya dan ingin mendengarnya terus-menerus. Ia akan melakukan apapun hanya untuk mendengar suara itu. Irene terkesiap, matanya terbuka kaget lalu melepaskan ciumannya saat merasakan tangan Seulgi meremas sebelah buah dadanya yang masih tertutup kain gaun itu tanpa merasa bersalah.
"Seul—"
"Hhmn..."
Tapi Seulgi tidak berhenti seperti sedang dirasuki roh jahat. Mulutnya tidak bisa berhenti mengecup dan mengesap rahang dan leher jenjang Irene. Wangi tubuh dan parfum lavender miliknya yang bercampur menusuk segar ke hidung Seulgi, membuatnya ketagihan seperti candu. Seulgi bergeser naik, mendorong tubuh Irene dengan tubuhnya. Membuat tubuh kecil itu terperangkap diantara sandaran sofa dan tubuhnya. Dan ia kembali membungkam Irene dengan mulutnya. Menciumnya dalam dan sedikit tidak sabaran.
Irene mencoba untuk mengimbangi Seulgi. Bagaimana cara ciumannya atau sentuhannya tapi ia tidak bisa. Ini adalah kali pertama ia melihat dan merasakan Seulgi yang tidak ragu lagi atau menahan diri kepadanya. Bukan Irene tidak suka dengan apa yang Seulgi lakukan. Ia sangat menyukai sifat dominan Seulgi padanya. Ini yang ia inginkan. Mereka tidak pernah melakukan sejauh ini. Setiap sensasi yang diberikan Seulgi ke tubuhnya lebih dari bayangannya. Ia dan Seulgi bahkan belum memulai apapun. Irene yakin.
Tapi pertama-tama Seulgi harus tenang dan Irene juga ingin menjernihkan pikirannya. Lagi pula malam masih panjang untuk cepat berakhir.
"Seulgi!" Irene menarik gemas rambut belakang Seulgi. Sekarang keduanya terengah saling menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
᯽ MAKE LOVE ᯽ end ᯽
Fiksi Penggemar- Sequel of Love Back - "Seul, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Irene tidak tahan. "Hm, apa itu?" tanya Seulgi sambil menggigit roti selainya. "Kenapa kau tidak mau melakukan seks denganku?" • [ Seulgi Kang & Irene Bae ] vers. 2023