Di malam yg harusnya memberi ketenangan, tapi mengapa fikiranku tak karuan? Dipenuhi pertanyaan2 yg aku sendiri pun tak tahu pada siapa pertanyaan itu akanku lontarkan. Kucoba menyelipkan satu pertanyaan pada sela2 doa kepada Tuhanku,tak lupa juga aku minitipkan permintaan kepadaNya "Tuhan kenapa perasaan itu masih ada? Bukankah dulu aku pernah meminta? Disaat terjebak di dalam dua pilihan, aku meminta kalau memang Engkau izinkan ku bersamanya tolong pisahkan aku dari laki2 yg saat ini bersamaku, tapi jika memang aku di takdirkan tidak untuknya tolong hapuskan rasaku untuknya, karena tak mudah bagiku untuk menyimpan dua nama di hatiku terus menerus. Tapi sampai saat ini Engkau belum menjawabnya, Engkau biarkan aku bersama laki2 itu, tapi mengapa Engkau biarkan perasaan untuknya tetap hadir? Adilkah ini? Di saat raga dan jiwaku yg tak lagi utuh bersama laki2 itu, ada belahan jiwaku yg lain sedang berkelana mencari raganya namun tak kunjung bersemayam bersamanya. Yang membuat aku tak tahu harus berbuat apa lagi untuk belahan jiwaku yg sakit menahan rindu yang tak kunjung menjemputnya. Aku tahu ini memang salah, tapi apakah aku harus menyalahkan perasaanku yg masih sayang padanya? Aku tak tahu harus menjatuhkan cintaku pada siapa, semuanya berjalan begitu saja, andai aku tahu harus menjatuhkan cinta ini pada satu orang saja mungkin tak kan ada tulisan2 ini, ya aku memilih tuk mengiklaskan dirimu hilang dari hidupku, bukan aku tak mencintaimu lagi tapi karena aku ingin menjalani kehidupan yg tenang dengan keluarga kecilku. Tapi nyatanya sampai tulisan ini di publish rasa sayangku padamu masih sama tak berkurang sedikitpun. Seperti kutipan kata boy candra " kita tidak berhenti, hanya menemukan jalan masing2, kita masih terus melanjutkan, meski tidak lagi satu tujuan."