Chapter.3.Wen Ruohan Telah Ditaklukkan!

789 91 9
                                    

Chapter.3.Wen Ruohan Telah Ditaklukkan!

TOLONG!,DIBACA DENGAN TELITI!!!,
JANGAN LUPA,VOTE SETIAP CHAPTER DAN FOLLOW AKUN WATTPAD SAYA INI!!!

Sorry,Apabila Ada Kesalahan dalam pengetikan (typo) karena itu tidaklah disengaja🙏.

---

Saat ini,di sekte Qishan Wen,lebih tepatnya di kamar Wen Ruohan.
Wen Ruohan sedang Duduk di ranjangnya sambil berpikir dengan serius.

(Ah,apa perasaan ini?,apakah aku menyukai Wei Wuxian?, bagaimana bisa hal ini terjadi? Ah,tapi dia baik dan manis. Aku ingin dia, menikahinya. Ya tampaknya aku memang mencintainya.) 'Batin Wen Ruohan kasmaran sambil mulutnya tersenyum-senyum.

Lalu,Suara ketukan pintu pun menyadarkan Wen Ruohan dari pikirannya.

Tok-tok-tok!

Wen Ruohan:"Siapa?" Tanyanya dari dalam pintu.

Wei Wuxian:"Ini aku mengantarkan Makanan." Katanya dari luar pintu.

Wen Ruohan:"Oh Masuklah." Katanya sambil tersenyum senang.

Setelah itu pun, Wei Wuxian masuk dengan membawa nampan di tangannya.

Ceklek!

Wei Wuxian menaruh nampannya di meja samping tempat tidur Wen Ruohan.

Wen Ruohan:"Kenapa kau kadang bersikap seolah kau itu pelayan?" Tanyanya heran.

Wei Wuxian yang saat ini sedang berdiri di depan Wen Ruohan pun menjawab,

Wei Wuxian:"Oh tidak,aku hanya ingin. Apakah salah?" Tanyanya

Wen Ruohan:"Tidak. Tapi kau bukan pelayan." Katanya sambil menggeleng.

Wei Wuxian mendengar itu hanya tersenyum.

(Wen Ruohan benar-benar beda!) 'Batin Wei Wuxian lega dan senang.

Wen Ruohan:"Ada yang ingin ku tanyakan padamu." Katanya dengan serius.

Wei Wuxian mendengar nada dan ekspresi serius dari Wen Ruohan itu menjadi bingung dan penasaran.

Wei Wuxian:"Iya apa?" Tanyanya

Wen Ruohan:"Kenapa selama ini kau selalu menggodaku?,merayuku?" Tanyanya dengan serius dan berdiri sangat dekat tepat di depan Wei Wuxian.

Wei Wuxian yang mendengar pertanyaan itu menjadi bingung harus menjawab apa dan kaget dan juga gugup karena tiba-tiba jaraknya dengan Wen Ruohan itu sangatlah dekat hingga bahkan hidung mereka hampir menempel satu sama lain sebentar lagi.

Wei Wuxian:"E-eh itu..,tidak ada ko. Aku hanya ingin berteman,kan sudah ku katakan begitu dari awal." Katanya dengan hati-hati dan gugup.

Wen Ruohan:"Benarkah?,apakah cara mendekati teman seperti itu?" Tanyanya tak percaya sambil menaikkan satu alisnya.

Wei Wuxian mendengar itu menjadi semakin bingung harus menjawab apa dan matanya sempat melirik ke arah lain untuk menghilangkan kegugupannya.

Wei Wuxian:"I-itu..,ada ko." Katanya gugup.

Wen Ruohan:"Benarkah?,Setauku bukan seperti itu cara mendekati teman." Katanya dengan serius sambil menaikkan satu alisnya.

Wei Wuxian mendengar itu menjadi semakin gugup dan bingung harus menjawab apa karena ia memang tau apa yang dikatakan Wen Ruohan itu memanglah benar.

(Ya,aku juga tau.) 'Batin Wei Wuxian.

Wei Wuxian:"I-iya maaf jika aku salah." Katanya sambil menunduk dengan gugup.

Wen Ruohan yang melihat Wei Wuxian menunduk pun menjadi menghela nafas..

Wen Ruohan:"Bukan salahmu. Ada yang ingin ku katakan padamu,sebab itulah barusan aku menanyakan hal itu padamu." Katanya dengan serius sambil jari telunjuknya mengangkat dagu Wei Wuxian supaya tidak menunduk lagi.

Wei Wuxian mendengar itu menjadi memandang Wen Ruohan dengan penasaran.

Wei Wuxian:"A-apa itu?" Tanyanya masih sedikit gugup dan penasaran.

Wen Ruohan:"Aku mencintaimu, menikah lah denganku!,aku tidak menerima penolakan! Kau sudah merayuku hingga sampai ke tahap ini,jadi kau harus bertanggungjawab." Katanya dengan serius.

Sontak, Wei Wuxian mendengar itu pun menjadi membelalakkan matanya sangat kaget dan tak percaya karena ia tak menyangka kalau Wen Ruohan akan bisa jatuh cinta padanya hanya karena ia merayunya saja.

Tanpa menunggu jawaban dari Wei Wuxian, tiba-tiba tanpa aba-aba,Wen Ruohan langsung mencium bibir lembut merah muda yang manis dan kenyal milik Wei Wuxian. Sontak hal itupun,membuat Wei Wuxian semakin membelalakkan matanya sangat kaget dan tak percaya. Tapi, Wei Wuxian menikmati ciuman lembut dari Wen Ruohan itu.

Setelah ciuman berakhir,Saliva mereka masih membasahi bibir mereka masing-masing dengan wajah Wei Wuxian yang merona padam karena sangat malu.

Next, Chapter.4→

Mencegah dengan Rayuan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang