5. Berbincang Dengan Bripka Setyo

9 2 1
                                    

"Sorry, do you speak english, Sir. I mean you doesn't look like american?" ujar Anisa sambil duduk di samping Bripka Setyo.

"Yes, i am Indonesian," kata Bripka Setyo.

"Indonesia? Ah, saya orang Indonesia," kata Anisa senang.

"Iya, aku tahu," ujar Bripka Setyo.

"Anda tahu? Tapi kenapa bicara bahasa Inggris denganku?" tanya Anisa.

"Karena kau yang memulai bicara dalam bahasa Inggris. Aku hanya menjawab pertanyaanmu," kata Bripka Setyo.

"Ah, maaf," kata Anisa.

"Kau berlibur di New York?" tanya Bripka Setyo.

"Emm, berlibur? Lebih tepatnya melarikan diri," kata Anisa.

"Hemm," ujar Bripka Setyo mengangguk.

Mereka berdua tak mengenali satu sama lain. Padahal hubungan mereka ayah dan anak.

Bripka Setyo belum pernah melihat Anisa dewasa. Karena saat itu Anisa masih kecil.

"Bagaimana dengan Paman? Apa yang Paman lakukan di New York?" tanya Anisa.

"Sama sepertimu," ujar Bripka Setyo seraya tersenyum.

"Hem," ejek Anisa.

Ia lantas mengulurkan tangannya ke arah Bripka Setyo.

"Saya Anisa," kata Anisa.

"Anisa?" gumam Bripka Setyo menjadi teringat pada putrinya.

"Iya, nama itu pemberian ayah saya," kata Anisa.

"Nama yang indah. Aku Setyo," kata Bripka Setyo.

"Nama Anda juga bagus," kata Anisa.

"Kenapa kau sendirian di sini? Ini New York, apapun bisa terjadi. Jangan keluyuran sendiri apalagi malam hari," kata Bripka Setyo memberi nasehat.

"Paman, mirip sekali dengan kakak saya. Dia juga cerewet seperti Paman," kata Anisa.

"Apa kakakmu juga setua aku?" goda Bripka Setyo.

"Tidak, kakak saya baru menjelang empat puluhan tahun," kata Anisa.

"Maaf Anisa, aku hanya bercanda," kata Bripka Setyo.

"Aku juga paman," kata Anisa seraya tersenyum.

"Kau cantik sekali," kata Bripka Setyo.

"Kau tak sedang menggodaku kan, Paman. Ku beritahu, aku sudah ada yang punya," kata Anisa.

"Ha, ha, ha. Kau pikir aku sebrengsek itu menyukai wanita muda sepertimu? Meskipun sudah tua, aku juga punya wanita yang kucintai," kata Bripka Setyo.

"Aaah, maaf Paman. Aku salah paham padamu," ujar Anisa merasa bersalah.

"Tak masalah, aku sudah biasa," kata Bripka Setyo.

"Wanita seperti apa yang kau cinta, Paman? Apa dia bersamamu di New York?" tanya Anisa.

"Tidak, dia tak bersamaku. Aku meninggalkannya," kata Bripka Setyo.

Seketika Anisa teringat pada Richard yang juga meninggalkannya.

"Kenapa kau meninggalkannya jika kau mencintainya, Paman?" tanya Anisa.

"Ada hal hal yang tak bisa dijelaskan. Anisa. Terkadang kita memang harus meninggalkan mereka yang kita cintai. Agar hidup terus berjalan lebih baik," kata Bripka Setyo.

"Tapi itu menyakitkan, Paman," ujar Anisa dengan tatapan sendu.

"Menyakitkan? Hal hal seperti itu memang harus dijalani oleh manusia. Kita berada di dunia. Semua hal baik dan menyakitkan datang silih berganti. Jika kita hanya ingin merasakan bahagia, itu hanya ada di surga," kata Bripka Setyo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back To My Enemy Yui SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang