kalian sudah deket ?

7 2 0
                                    


Sudah 1 bulan aku bersekolah disini, ternyata tidak terlalu buruk, aku sudah berfikir untuk tidak mau sekolah lagi disini karena sistim sekolah nya yang menurut ku tidak adil. Tapi ternyata aku punya teman baru yang baik, tidak hanya Yona teman baru ku, aku juga ada beberapa teman yang menurut ku di kelas mereka masing-masing, ternyata mereka mau berkenalan denganku. Kupikir awalnya Yona saja yang akan menjadi teman satu-satunya yang mau berkawan denganku, tapi aku punya teman baru lagi yaitu Karina, Winda dan Nida. Aku dipertemukan mereka karena sebuah kerja kelompok, awalnya aku malas sekali, bukan apa-apa, aku hanya takut, entahlah.
Tapi ternyata mereka senang disatukan kerja kelompok bersamaku.
Seperti saat ini aku bersama keempat kawan baru sedang berdiskusi soal tugas yang sudah di berikan guru seni budaya.

"Hmmm.. bagus nya buat seni apa ya kita dari tanah liat itu ?"
Aku berpikir keras sambil mengetuk-ngetukkan pena ku diatas meja, berharap ada ide yang masuk ke dalam otakku ini.

"Kita bikin kaya guci aja, kayanya bagus tuh!"
Karina memberi ide sambil menjentikkan jari nya didepan wajahnya

"Guci ribet kali Rin, lo aja bikin sendiri, yang mudah-mudah aja lah bikinnya"
Winda terlihat sedikit aga malas dengan ide yang Karina bilang

"Ih gimana sih lo, kita buat guci aja, walaupun ribet pasti hasilnya bagus, kita pasti dapat nilai tinggi"
Ucap karina sambil bertepuk tangan namun pelan, ia tetap konsisten dengan ide nya

"Yang lain coba, masa stak di guci sih, kerajinan tanah liat kan banyaaaakk"
Kudengar Nida bicara sedikit aga tinggi karena aga pusing dengan tugas yang menurut kita--- susah.

Hening beberapa detik, kita masih berpikir antara ambil ide Karina, atau cari ide lain.
Aku hanya menghela nafas dengan pendapat dari teman-teman ku itu. Tapi kulihat Yona memandang ke arah jajaran para siswa kelompok laki-laki yang ada beberapa meter dari meja kelompok ku.
Ku lihat Yona seperti sedang memperhatikan seseorang dari sini. Benar saja kupanggil Yona dari sini Yona diam saja, dia tetap melihat kearah sana.

"Hey Yona!!"
Panggil ku sedikit meninggi karena Yona dari tadi tidak merespon panggilan ku.
Yona terkejut, Karina, Winda juga Nida ikut terkejut karena suaraku yang 'agak' keras.

"Ih apa Qia, bikin kaget aja. Pelan-pelan manggil nya dong"

"Aku dari tadi panggil kamu Yona, pelan-pelan lho dari sini, tapi kamu dari tadi kayaknya ngeliat ke arah sanaa mulu, liat siapa sih ?"
Sontak Yona langsung terlihat gugup dan membuang pandangannya agar tidak melihat mataku.

"E-engga kok.. liat siapa emangnya aku.."

"Ya aku gatau, kamu itu liat siapa disana ? Kita kan lagi diskusi buat kerja kelompok seni budaya, Kamu ada ide ga buat kerajinan apa dari tanah liat nanti?"
Aku mencecer Yona dengan pertanyaan-pertanyaan yang aku lontarkan, sedikit nada bicaraku aga tegas disana, jujur aku pusing dengan tugas sekolah, di tambah teman kelompok ku yang kurang kompak dalam berpikir.
Yona hanya memejamkan mata dan tampak menelan ludah beberapa kali, sedangkan Karina, Winda dan Nida masih diam dan menyimak perbincangan kami.

"Hmmm iyaiya, aku juga.. mikirin ide nya kok.. hmm apa ya, jangan yang susah-susah kali ya"
Ucap Yona sedikit terbata-bata, kulihat Yona seperti memang habis memerhatikan seseorang.
Aku hanya merotasikan mataku, sungguh aku pusing, aku mengantuk, kenapa tugas kelas satu SMP sudah serepot dan sesusah ini sih.

"Gini deh, kita bikin kaya asbak aja, gimana ? Asbak kan engga kaya guci, guci itu banyak ukirannya, kalau asbak kan simple ya"
Nida pun memberi ide nya pada kita semua, terlihat kawan yang lain mengangguk mendengar ide dari Nida.

"Okelah, gue setuju ide nya Nida, kita bikin asbak aja dari tanah liat nanti, simple juga kan. Kita bikin 3 biji aja gimana ?"
Winda juga memberi pendapat nya saat setelah Nida.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang