situasi macam apa ini...

19 3 0
                                    

Malam ini aku tidak ikut bergabung bersama keluargaku menonton televisi diruang tamu. Biasanya aku selalu duduk di tengah-tengah dan paling depan saat menonton televisi. Tapi untuk malam ini aku ingin sendiri di kamar tidurku. Ternyata mencoba tidur jam delapan malam itu susah, aku biasa tidur di atas jam sepuluh atau sekitar jam sebelas malam baru aku bisa merasakan kantuk, dan ternyata perutku lapar, tapi aku tidak mau makan nasi.

"Kayaknya, aku pengen makan cemilan deh."

Batinku sambil ku pegang perutku.
Aku bangun dari kasur dan mulai keluar, rencana untuk mencari cemilan.
Saat aku keluar kamar, ternyata yang sedang menonton televisi hanya tetehku dan Bapak. Bunda sudah tidur. Aku hanya menengok ke kamar Bunda dan mulai keluar rumah.
Alih-alih ingin langsung jalan keluar rumah, aku malah duduk di kursi depan rumahku sambil memikirkan mau makan cemilan apa. Aku sedikit bingung sambil ku utak-atik handphoneku melihat status-status temanku di sosial media. Mataku menangkap status temanku Winda, yang sedang di foto depan komedi putar di pasar malam, aku sedikit terkejut dan baru tahu ternyata ada pasar malam, dan tempat nya tidak terlalu jauh. Aku tidak membalas status Winda, karena caption  yang dia tulis, "pasar malam didekat Taman jembatan" .
Aku langsung masuk ke dalam rumah, dan rencana mengajak tetehku untuk kesana.

"Teh, ke pasar malam yu?"

Tetehku terlihat menautkan alisnya tanda kebingungan dengan ajakanku yang tiba-tiba.

"Pasar malam? Dimana?"

"Itu disana, di taman jembatan."

Tetehku langsung menggelengkan kepalanya, dan kembali menonton televisi.

"Sejak kapan ada pasar malam disana ?"
Tanya Bapak yang beranjak dari duduknya dan bergegas akan masuk ke kamar untuk tidur.

"Kayanya baru deh Pak, aku juga baru tau dari temanku ini."
Jawabku sambil ku tunjukkan status Winda tadi.
Tetehku melirik ke arah handphoneku, lalu Bapak hanya memajukan pandangnya, maklum penglihatan bapakku kurang tajam.

"Hmmmm."
Gumam Bapakku yang langsung melongos masuk ke kamarnya.

"Teh, ayo kesana, pasti banyak makanan."
Tetehku tetap saja menggeleng.
Aku paling suka pasar malam, bukan karena wahana-wahananya, tapi karena banyak makanan dan minuman yang dijual disana. Dalam pikiranku sudah siap akan membeli sosis bakar, es campur, es lilin, permen kapas, berondong jagung, dan masih banyak lagi. Dan sepertinya tetehku tidak tertarik sama sekali.

"Ck, yaudah deh, aku sendiri aja kesananya, laper, pengen jajan."

Aku langsung keluar rumah lagi, saat aku keluarkan sepedaku dari garasi, tetehku datang dan berdiri di depan pintu garasi.

"Jangan pulang larut malam, kalau mau jajan, jajan aja, langsung pulang lagi, kalau pulang larut pintu di kunci ya."

Lalu dia masuk lagi kerumah. Aku hanya berdecak mendengar pesan tetehku.
Aku langsung menaiki sepedaku menuju pasar malam.
Malam ini sangat cerah, bintang-bintang di langit sangat cantik, mereka juga bercahaya secara bersamaan.
Sambil bersenandung, akhirnya aku sampai dipasar malam itu. Aku memasukkan sepedaku ke area parkir di dekat kendaraan bermotor para pengunjung.

Pandangan pertamaku yaitu pada penjual makanan dan minuman yang berjajar disana. Aku sama sekali tidak tertarik pada wahana-wahana disana.
Sungguh ramai sekali disini, antrian untuk wahana-wahana disana juga cukup panjang.
Aku langsung berjalan ke arah penjual sosis bakar.
Opsi pertamaku, ingin sekali makan aneka bakar-bakaran. Saat tiba di stand sosis bakar, aku langsung tersenyum, mataku melihat ke aneka menu di dalam box transparan itu, yang isinya aneka seafood, sosis, baso dan banyak lagi.
Aku mengambil dua sosis, satu baso sapi, satu kepiting, dan satu sotong. Lalu ku berikan pada penjual itu agar membakar nya.
Sambil menunggu, akupun melihat-lihat area pasar malam ini. Ternyata banyak juga yang dijual disini, mulai dari pakaian, sendal, sepatu, sampai perabot rumah tangga. Aku ingin sekali membeli salah satu barang untuk bundaku, tapi aku hanya bawa uang untuk jajan saja.
Saat aku kembali melihat pesananku, aku terkejut, ternyata api keluar cukup besar, lalu penjual itu buru-buru mematikan api itu. Aku sampai mundur beberapa langkah karena takut terbakar.
Saat aku lihat pesananku ternyata gosong semua. Pesananku terbakar habis sampai warna nya hitam semua dan pasti tidak enak untuk dimakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang