dia curhat

9 3 0
                                    

"Assalamualaikum.."

Tidak ada jawaban salam dari dalam rumah, namun laki-laki itu tetap saja masuk, membuka sepatu sekolah nya, dan mulai masuk dapur.
Ternyata di dalam dapur ada seorang ibu paruh baya yang sedang mencuci piring, mungkin tidak terdengar saat laki-laki itu masuk mengucapkan salam.

"Ibu..."
Panggilan pelan dari laki-laki itu membuat ibu nya menghentikan pekerjaan nya, ibu itu pun mematikan keran air, dan mengusap tangannya yang basah dengan handuk kecil yang tergantung di dinding dapur, dan mulai mendekati sang anak.
Anak itu mencium tangan ibu nya yang masih basah habis mencuci piring.

"Hmm sudah pulang nak.."
Anak laki-laki itu hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Ibu udah masak, km makan siang dulu ya. Eh tapi ganti dulu baju seragam kamu.."
Titah ibu pada sang anak yang baru pulang sekolah itu.
Anak laki-laki itu lalu melongos ke dalam kamarnya, dia mulai mengganti baju seragam nya dengan kaos putih dan celana training selutut.
Anak laki-laki itu mulai berjalan ke dapur, mengambil piring dalam rak piring, lalu membuka tudung saji yang ada diatas meja makan.
Menu nya sangat sederhana, ada nasi dalam bakul, sayur asem, ikan tongkol dan sambal, juga timun sebagai lalap nya.
Setelah semua lengkap, dia lalu berjalan dan duduk di lantai di depan televisi, berniat ingin makan siang sambil nonton televisi.
Sebetulnya rumah dia mempunyai kursi atau ruang tamu, namun sudah kebiasaan anak laki-laki ini makan duduk di lantai sambil nonton televisi.

"Jun.. gimana hari pertama sekolah? Lancar? Kamu senang sekolah disitu ?"
Tidak ada jawaban dari Dejun, nama anak laki-laki itu, dia fokus makan sambil nonton televisi atau kartun favoritnya.
Ibunya hanya menghela dan mulai mendekati ke arah Dejun duduk.

"Tambah lagi, makannya yang banyak ya.."
Sontak Dejun langsung terkejut dengan ibunya yang tiba-tiba berbicara di samping nya.

"I-iya Bu, kalau ga kenyang pasti nambah lagi kok.."

"Ibu tanya sama km, gimana sekolah disitu?.."

"Ga gimana-gimana kok bu, biasa aja.."

"Jangan bandel ya, jadi siswa yang baik, ibu ga maksa kamu buat  harus selalu jadi juara kelas disana, cukup di raport kamu nilai dan sikap yang baik, ibu ga mau sampai kena panggilan apa-apa soal kamu.."
Dejun terkekeh dengan nasihat ibu, anak itu mengangguk sambil terus melihat ke arah mata sang ibu.
"Ah Ibu, emang aku Abang Dery apa, yang setiap Minggu kena hukuman?.."

"Makannya kamu jangan sampai kaya Abang kamu itu.."
Dejun tidak membalas percakapan ibu, Dejun bangun dan ternyata dia sudah selesai makan, dia menyimpan piring kotor ke dapur, mulai minum air putih sampai habis satu gelas.
Dejun mulai mendekati ibu kembali.

"Sore ini aku mau latihan main bola di lapangan Bu.."

"Iyaiya latihan aja sana, tapi belajar dulu Jun.."
Hening beberapa detik, ternyata Dejun sedang memikirkan sesuatu untuk ia ceritakan pada Ibunya.

"Bu.. ternyata di kelas aku, banyaknya siswa perempuan, siswa laki-lakinya cuma sedikit.."

"Lah, kenapa kaya gitu ?"

"Soalnya sistim nya kaya di bagi-bagi gitu bu, kita dipisah dengan teman-teman yang satu sekolah dulu Bu, jadi ada beberapa siswa yang dipisah kelasnya sama kepala sekolah.."
Ibu mengangguk tanda mengerti dengan penjelasan Dejun.

"Hmmm, mungkin biar lebih membaur atau beradaptasi dengan siswa-siswi lain kali Jun.."

"Kurang paham deh Bu.." jawab Dejun sambil mengangkat kedua bahunya

"Bu Ibu, aku juga satu kelas sama siswi perempuan yang aneh tau bu, hehe.."
Dejun terkekeh.

"Aneh gimana Jun?"
Terlihat alis ibu bertaut karena kurang paham aneh apa yang Dejun maksud.

"Aneh Bu, tapi dia lucu, anak nya sih cantik--eumm aneh aja deh pokoknya.."
Dejun terlihat seperti salah tingkah karena dia keceplosan bilang kalau siswi itu cantik di hadapan Ibunya.

"Hmmm aneh ? Aneh apaa kamu suka? Hmmm??"
Ibu mulai mengangkat satu alis nya sambil menatap Dejun yang masih terlihat salah tingkah.

"A-ah Ibu, masa aku suka sama .. cewe aneh sih Bu, engga kok.."

"Lalu maksud kamu aneh itu seperti apa ?"
Ibu mulai minta penjelasan.

"Aku liatnya kaya, dia cewe yang beda sama cewe lain di kelas Bu, aku sih belum kenal dekat, tapi aku kaya udah anggap dia cewe beda aja, makannya aku cuma bilang dia cewe aneh.."
Ibu merespon dengan senyum simpul di bibir nya yang tidak terlalu merah, lalu menepuk bahu kiri anaknya.

"Kamu udah bisa merhatiin perempuan yang belum kamu kenal sama sekali, dan udah punya pendapat sendiri soal perempuan itu. Seperti nya, kamu emang suka sama perempuan itu.."
Terlihat Dejun malah menunduk, ia tundukan kepala semakin dalam, seperti nya Dejun aga malu melihat mata sang Ibu.

"Hey.. kenapa Jun ?.."
Dejun mengangkat kepalanya pelan-pelan dan mulai tersenyum sambil diperlihatkan gigi-giginya pada sang Ibu.

"Heheheh, eummm.. gimana ya bu, aku cuma--"
Ibu langsung berdiri, dan mulai berjalan menuju dapur. Terlihat ekpresi Dejun kebingungan.
Sebelum ibu masuk ke kamar mandi ibu sempat bilang.

"Dejun, jangan sampai kamu memendam perasaan yang hanya kamu sama Tuhan yang tahu.."
Lalu Ibu menutup rapat pintu kamar mandi.
Dejun menggaruk kepala nya, ia bingung sama apa yang ibu bilang barusan.
Selang 2 menit ia berpikir dengan ucapan Ibu, suara dari luar yang menyerukan namanya terdengar oleh Dejun. Dejun yang merasa dirinya terpanggil, langsung lari keluar untuk mengetahui siapa yang telah memanggilnya.
Ternyata itu teman Dejun, tetangga sebelah yang selalu mengajak Dejun bermain bola. Teman Dejun mengajak latihan bola hari ini.

"Lah, katanya sore, ini masih siang.."
Ucap Dejun di depan teman-temannya.

"Ah tar hujan ribet, kaga mau gue di lapangan kalau hujan tanah nya basah, susah larinya.."
Dejun hanya menghela mendengar ucapan temannya yang ingin latihan siang ini.

"Yaudah, sebentar, gue ijin Ibu dulu.."
Menunggu selama 5 menit Dejun keluar dengan membawa bola kesayangan nya yang sudah dibelikan ayah nya dulu.
Dejun dan teman-temannya mulai berjalan kaki menuju lapangan tempat biasanya ia dan teman-temannya bermain bola.


















Halloooooo
Aku up again hehe:)
Seperti biasa, vote and comment^^
Stay terus sampai aku up story yang, yang.. seperti itulah hehe..
Thanks yaa^^

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang