Di buat Gila

12 4 0
                                    

Bel istirahat berbunyi cukup nyaring, menandakan pelajaran kedua sudah selesai. Saat nya para siswa-siswi keluar untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan sejak tadi.
Aku diajak Yona untuk jajan keluar, tapi aku hanya menggelengkan kepalaku dan bilang
"Aku bawa bekal, aku ga jajan dulu ya, kamu duluan aja."
Terlihat Yona mengangguk, dan langsung pergi jajan bersama teman-teman yang lain.
Di kelas hanya ada aku dan Nida. Semalam aku telponan sama Nida untuk menceritakan soal hubungan Yona dan Dejun, dan Nida akan menceritakan itu.
Aku menghampiri keberadaan Nida yang duduk dibelakangku, terlihat Nida baru selesai menulis.

"Ssstt Nida.." bisikku kepada Nida.
Nida mendongak dan melihat ku tersenyum padanya, ekpresi Nida biasa aja, seperti nya dia tahu apa maksud ku berbisik seperti itu.

"Aman ga ?" Tanya Nida sambil melihat sekeliling kelas.

"Aman, Yona tadi udah keluar buat jajan." Jawabku sambil mengacungkan jempol.
Nida mengatur posisi duduk nya agar lebih nyaman menghadap ku, aku siap-siap untuk mendengarkan itu. Terlihat Nida mulai mengambil nafas pelan-pelan.

"Hubungan Yona, kayanya udah berjalan 1-2 bulan deh."
Aku sedikit terkejut baru mendengar satu fakta itu saja dari Nida.

"Waktu itu gue liat Yona, pulang sekolah dia ga pulang, tapi dia kaya nunggu di samping sekolah gitu, gue lagi beli pulpen sama buku di fotokopian sebrang sekolah. Gue liat Yona kaya nunggu seseorang gitu, kaya gelisah lah."
Aku masih setia mendengarkan sambil aku angguk-anggukkan sedikit kepalaku.

"Pas gue mau samperin dia, takutnya kenapa kan dia, eh si Dejun datang. Dejun datang bawa 2 ice cream. Gue mundur lagi pelan-pelan, tapi gue ga pergi, gue intip disana. Dan gue dengerin mereka pada ngomong apaan"
Nida mengambil botol minum yang ada di dalam tas nya, dia minum sedikit, mungkin bercerita seperti ini membuat Nida haus.
Aku hanya diam sambil melihat mengikuti arah tangan Nida yang mulai meminum air mineral nya. Aku ikut meneguk ludah ku, melihat Nida minum air.

"Terus mereka ngomong apa?"
Tanyaku penasaran.
Saat Nida mulai menarik nafas lagi untuk bercerita aku siap mendengar kan kembali.

"Yona di tembak Dejun."
Aku membulatkan mataku, dan sedikit menganga.

"Lo ngerti kan, pokoknya Dejun bilang kalau dia suka sama Yona, Dejun cinta sama Yona, dia minta Yona buat jadi pacar nya."
Aku masih terkejut, ya sedikit.

"T-terus, Yona jawab apa ?"
Tanyaku ragu

"Ya dijawab mau lah, orang mereka pacaran kan sekarang, kalau Yona tolak mana bisa pacaran mereka."
Aku membuang nafas kasar dan sedikit terkekeh.

"Tapi, Yona bilang sama Dejun, kalau hubungan mereka engga mau ketahuan siapapun, biarin rahasia, Dejun sih gue liat mukanya kaya aneh gitu, kaya nanya, kenapa harus rahasia, yaa Dejun disitu langsung setuju sih sama permintaan Yona."

"Hmmm gitu ya" aku hanya menghela mendengar apa yang sudah Nida ceritakan.

"Oh iya, waktu kerja kelompok Minggu kemarin, pas Yona ga masuk rumah gue, yang dia telponan di deket pohon mangga rumah gue, gue udah tau dia telponan sama Dejun, soalnya pas di telpon, gue kan lagi ganti baju, nah deket pohon mangga itukan ada jendela, itu jendela kamar gue, gue awalnya liat Yona ngapain disitu, gue dengerin aja dari jendela tapi Yona ga liat, dan ternyata mau di jemput kan sama Dejun."

Aku membulatkan mataku kembali saat itu.
Aku pikir hanya aku saja yang tahu hubungan Yona sama Dejun saat di didepan gerbang sekolah. Ternyata Nida sudah tahu jauh sebelum aku.
Aku menunduk, dan mulai membayangkan apa yang sudah Nida ceritakan.
Aku rasakan tangan Nida menepuk pelan pundakku beberapa kali, saat aku menatap mata Nida, dia mulai bertanya.

"Lo, sejak kapan suka sama Dejun?"
Lagi-lagi aku terkejut dengan pertanyaan Nida.

"S-siapa yang suka sama Dejun sih!"
Tanyaku dengan nada sedikit meninggi.
Nida tertawa meledek melihat ekspresi ku.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang