Prolog

2.6K 277 52
                                    

Prolog;

Pada malam yang tenang, di mana bulan berada di atasnya berbentuk utuh. Bintangnya yang bersinar terang di langit yang gelap. Angin sepoi-sepoi yang dingin menggema di wilayah itu. Membuat seseorang merasa dingin namun damai. Ini adalah malam yang damai. Malam dimana seseorang bisa tidur nyenyak dan bermimpi indah.

Tetapi tidak untuk seseorang dengan gelar tertentu.

Langkah kaki berlari seorang pria dapat terdengar melalui lorong. Pria itu bisa merasakan jantungnya berdetak kencang saat dia berlari melewati lorong. Semilir angin yang dingin malah agak bisa membuatnya merasa betah. Alih-alih kedamaian, dia merasa gugup dan tidak pasti.

Begitu dia mencapai tempat tertentu, dia melihat retakan di sekujur tubuhnya, cahaya terang keluar dari celah-celah retakan itu, membuatnya terlihat seperti lampu berjalan.

Erangan frustasi keluar dari mulut pria itu, dia tahu ada yang salah.

Pasti ada yang salah.

Jika tidak, maka tidak mungkin dia akan merasakan rasa sakit yang luar biasa. Rasa sakit itu terasa seolah-olah seseorang baru saja membalik organ dalamnya hanya untuk memukulnya kembali.

Merasakan bahwa lututnya menyerah, pria itu hanya bisa terduduk pasrah diantara gelapnya ruangan mewah berhias emas dengan pantulan cahaya bulan yang bersinar indah.

Dia bersumpah akan mengutuk siapapun yang membuatnya merasakan penderitaan ini.

Dengan napas yang tersengal pria itu harus mengerahkan seluruh keinginan dan kekuatannya untuk memanggil nama seseorang.

Seseorang yang meninggalkan sisinya karena kebodohannya sendiri.

"Athanasia... "

Dengan hembusan nafas yang pelan, retakan pria itu semakin pecah berkeping-keping, seakan pria itu adalah vas bunga emas yang retak dan rusak karena disalah gunakan.

Beberapa menit berlalu, cahaya terang yang keluar melalui celah retakan itu semakin banyak dan berhasil menutupi seluruh tubuh sang pria,, membuatnya terbalut dalam pelukan cahaya murni.

Tak lama kemudian, seorang pria berambut emas itu, yang merupakan kaisar dari Kekaisaran obelia menghilang tanpa jejak seperti debu, membuatnya seolah tidak pernah ada ditempat pertama. Memaksa para prajurit yang malang mencari sampai pagi menyambut hanya untuk kembali disambut oleh hasil yang kosong.

Untungnya, atau tidak, kekaisaran yang berada dalam keadaan kacau ini berhasil ditenangkan oleh sebuah rumah tangga duke.

Rumah tangga Duke alphaesus.

Rumah tangga Duke yang terkenal dekat dengan sang kaisar, ditambah dengan fakta bahwa putra sulung dari sang Duke juga merupakan tunangan sang putri Mahkota.

Tidak ada yang tahu bagaimana putra semata wayang Duke alphaesus dapat mengembalikan ketenagan Kekaisaran hanya dalam beberapa bulan setelah menghilangnya sang kaisar, Claude de alger obelia.

Merasa sombong dengan pencapaian putranya, sang duke dari rumah tangga alphaesus itu pun dengan santainya menyatakan bahwa mereka yang memegang kendali melalui beberapa pidato panjang yang bodoh.

Sayangnya pidato bodoh itu dapat membodohi warga Kekaisaran obelia.

Andaikan sang kaisar mendengar tentang semua ini, mereka semua pasti hanya tinggal nama.

Tetapi masalahnya, selama Kekaisaran tetap damai maka seharusnya hal itu bisa menunggu walau hanya sebentar'kan?

Alasannya, sangat disayangkan bahwa sang kaisar pirang kejam itu memiliki lebih banyak lagi kekacauan yang harus diutamakan dan diselesaikan terlebih dahulu hanya karena ia tanpa sengaja bertemu dengan pembawa kekacauan berjalan yang imut di atas atap sebuah gedung tua.

Twisted DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang