[2]

31 5 1
                                    

"Seharusnya bunga mimpi itu membawaku pada ribuan bunga plum yang bermekaran dimusim semi, tapi yang kutemui hanya kolam berlumpur dan mengharuskan aku bersinar sebagai satu-satunya bunga lotus di sini."
Daviena –

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

Tuk

Tuk

Tuk

Sepertinya kusen jendela itu sudah bosan diketuk oleh jari seorang gadis yang kini duduk dan menelungkupkan badannya malas ke arah jendela.

Sesekali tarikan dan hembusan nafas menjadi temannya sejak satu jam yang lalu.

Pikirannya berkelana kemana-mana.

"Aauughrr.." gerutu Davina.

"Sepertinya aku sudah gila. Bagaimana bisa dunia paralel seperti ini ada? Lagi pula, penulis novel itu juga mengemas ceritanya berdasarkan halu on another level-nya."

"Aduh aduhhh. Aku juga anaknya suka halu, tapi ga gini juga dong!"

Daviena bermonolog berbasis ocehan yang hanya disahuti oleh semilir angin yang masuk merambat ke dalam kamarnya.

"Penulis Earthian World juga pernah halu kek gini ya sampe buat cerita kek gitu. Tapi ceritanya bagus banget! Kayaknya aku juga harus mencoba untuk menulis novel dari The Cruel Neozeland deh. Setidaknya sampai aku bangun dari mimpi indah ini.."

Brak!

"Jadi tunggu apa lagi? Ayo menikmati mimpi indahmu Davinaaaa!" serunya bersemangat dengan satu tangan terkepal ke atas, tak menghiraukan kursi kayunya yang mahal itu sudah jatuh terbalik ke belakang.

Lagi pula, tahu apa Davina ini soal harga kursi kayu dengan ukiran klasik abad pertengah itu? Dalam dunianya, ia hanya tahu harga mie instan, deterjen, alat mandi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya sebagai anak kost.

"Nona?! Nona baik-baik saja?!" Seorang pelayan tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dengan raut wajah khawatir karena mendengar suara benda jatuh cukup keras.

"Eoh?" Daviena mengerjap beberapa kali menyadari tingkahnya saat ini kemudian dengan kikuk menurunkan tangannya dan nyengir pada seorang wanita berpakaian maid.

Pasti dia Darla pelayan pribadiku.

Viena menebak sesuai apa yang ia ingat. Dalam novel 'The Cruel Neozeland', ia memiliki pelayan bernama Darla yang selalu mengikutinya kemana pun ia pergi.

Tapi tidak sesuai bayangannya, seorang Darla akan terlihat lebih muda lima tahun dibandingkan dirinya. Hal ini karena ibu Darla bernama Gami meninggal karena penyakit yang dideritanya. Darla yang memang sudah tumbuh dalam mansion mewah kediaman Duke Arion diperintahkan untuk mengganti pekerjaan ibunya.

Karena ragu, Daviena mempertanyakan identitas wanita dihadapannya ini. Bisa saja kan dia adalah ketua pelayan yang tak disebutkan namanya dalam novel?

"Kamu siap- ah, maksud saya Anda siapa?"
Davina menyadari bahwa bahasa yang digunakan dalam novel-novel historical fanfiction adalah bahasa baku.

Cukup dianggap amnesia saja oleh orang-orang asing ini. Setidaknya jangan memancing kecurigaan seperti yang dilakukan oleh Daviena Laurenzy saat terbangun dengan raga yang sudah di huni oleh jiwa baru, jiwa Jeon Heejin. Gadis berdarah Korea yang terjebak dalam dunia paralel dan mendapatkan ending cerita penuh plot twist.

Mendengar pertanyaan Nonanya, pelayan tersebut mengulas senyum tipis tanpa sepengetahuan Davina.

"Saya Sonya, pelayan pribadi Anda, Nona," ucapnya seraya menunduk dengan posisi tubuh layaknya penghormatan maid untuk majikannya.

The Quandary PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang