Chapter 2

2.7K 72 5
                                    

-

Hari ini aku pergi ke tempat Tricia,karena hanya di sana aku bisa mendapat kan uang dengan caraku sendiri,Tricia membutuh kan ku setiap hari dan aku juga dengan senang hati melayani nya, uang adalah segalanya,tanpa uang mungkin kau tidak bisa membaca apa yang sedang kau baca ini.

" Tricia ! "

" Uh uh... Del ? "

" Apa ada pekerjaan hari ini ? "

" Tentu ! Sekarang kau ke Hotel San Carlisle kamar nomor 92,baru saja dia menelfon ku segera kesana dia pengusaha kaya "

" Baiklah,terima kasih "

Aku melangkah kan kaki ku ke bangunan megah maksud ku hotel mewah ini,ah ya aku paling suka jika berhadapan dengan Pengusaha Kaya pasti Uang Tambahannya sangat besar,apa lagi jika aku memberikannya bonus.

Aku memencet bel nya namun tidak ada yang keluar, pintu nya tidak terkunci,bergegas aku masuk ke dalam nya.
Suara gemercik air memasuki telinga ku jadi aku berasumsi pelanggan ku sedang mandi.

Aku melepaskan baju dan celana jeans ku dan terpampang lah Lingerie merah yang sedikit sempit karena ukuran dada Tricia 2 kali lipat lebih kecil di bandingkan ku.

Suara gemercik air nya terhenti berarti tuan ku ini sudah selesai,dia membuka pintu nya dan keluar tanpa sehelai benangpun,mata ku meloncat kaget melihat nya dan dia juga kaget melihat ku.

" Paman Louis ? "

" Adelaide ? "

Paman louis langsung mengambil handuk dan menutupi badan bagian bawah nya yang terekspos,mati aku.

Aku memunguti pakaian ku di lantai dan kembali memakai nya.

OH HORMON SIALAN...

Aku tak tahan,ya tuhan,aku basah.

" Paman...maafkan ak- "

" Tunda penjelasaan mu sekarang puaskan aku "

-
-

" Jadi ? "

" Aku tinggal bersama Anna teman 1 Flat ku dan aku teman Tricia "

" sudah berapa lama kau seperti ini ? "

" Hmm..hampir 3 tahun "

" Bagaimana dengan Sekolah mu ? "

" Apa bibi tidak berkata kepadamu ?"

" Tidak..Dia bahkan tidak pernah menyebut namamu lagi "

" Aku sudah tidak bersekolah dan sekarang ini pekerjaan ku,soal bibi katakan kepada nya jangan pernah mengirimi aku surat lagi karena aku Mem-Ben-Ci-Nya ! "

" kenapa ? Dia orang baik. "

" Dia bukan orang baik paman,beruntung kau sudah bercerai dengannya. Dia saat itu berusaha menjual ku kepada teman laki laki nya,dia brengsek. "

" Tapi sekarang kau menjual dirimu "

" Ini kemauan ku dan aku terdesak "

" Kau butuh uang ?"

" ya aku butuh uang. "

" berhenti dari pekerjaan ini dan aku akan memberikan mu uang setiap minggu "

" Deal..aku terima "

" Baiklah,apa kau merokok ? Bibir mu hitam "

" Ya..aku merokok,hitung hitung sebagai pelampiasan "

" hmm...bagaimana dengan Harry ? Kau sudah bertemu dengannya ?"

ObliviousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang