satu 🐾

4.9K 485 75
                                    

"Gadis dengan darah yang mengalir di pelipis nya itu tersenyum miris. Pemuda yang selama ini ia cintai kini tengah menodongkan pistol tepat di kepala nya. Namun tak apa, ia rela mati asalkan di tangan pemuda itu."

"Sumpah ya gue kesel banget sama nih orang, tolol nya sampe ke tulang!"

"Lo gila Cha marah-marah sama novel?"

Kedua gadis remaja berseragam SMA itu kini tengah duduk manis di halte. Lebih tepat nya hanya satu yang duduk diam, tidak dengan teman satu nya yang sejak tadi mencak-mencak tidak karuan hanya karena membaca sebuah novel.

"Nipu banget anjir! Judul nya doang 'first love' gue kira isi nya lope-lope an, uwu-uwuan. Lah ini mana? Sejak tadi part yang gue baca isi nya tembak-tembakan, sayat-sayatan ...."

"Ga usah sok protes lo Cha, ending nya juga bakal lo baca sampe end."

Icha, gadis itu hanya mengedikan bahu acuh dan kembali fokus pada novel nya.

"Tapi emang ngeselin sih tuh pelakor, kesel juga gue baca nya ..."gumam Asel seraya melirik teman nya yang tengah serius membaca.

"Gadis itu mulai menutup mata saat setelah peluru menembus kepala nya. Pemuda tampan di depan nya hanya diam menikmati kejadian tersebut. Ini lah akhir kisah cinta seorang Hitzaa Berliant, yang mendapat kan akhir tragis dari kesalahannya yang terlalu obsesi pada cinta seorang Gerson Shankara."

"Lah anjim, dia mati?"dumel Icha.

"Emang, nanti kan si Gerson hidup bahagia sama Zura."sahut Asel.

"Ck, padahal gue suka Vibes nya si Berli. Dia tuh tipe-tipe cewe kuat. Cuma kelemahan karakter dia terlalu terobsesi sama tokoh utama pria."

"Ia sih, di banding sama Zura mah jauh."setuju Asel. Kedua remaja itu asik saling mengutarakan pendapat.

"Mungkin si Gerson suka nya yang lembut, imut-imut gitu ..."

"Berli kan orang nya bar-bar, suka maen pistol, asal nusuk, bahkan nembak orang. Cuma bikin ngeri doang kalo ngeliat dia kan?"

Icha seketika bergidik ngeri. Padahal ia cuma membaca, tapi membayangkan bagaimana Berli sering bersinggungan langsung dengan darah itu membuat nya mual.

"Satu itu yang paling gue ga suka dari Berli, huekk.."

"Btw menurut lo keterlaluan ga sih author nya sampe buat tokoh Berli mati?"

Asel yang di tanya terdiam sesaat. "Engga si, toh Berli udah banyak melakukan kejahatan, kaya pas dia nyulik Zura, bahkan bakar rumah kontrakan tempat tinggal orang tua Zura. Itu keterlaluan cuy, wajar si kalo Berli sampe mati, apalagi dia juga pernah nyiksa semua cewe yang berani deketin Gerson ..."jelas Asel

"Iya sih, tapi tetep aja--"

"Tetep aja apa si Cha, Lo dukung tokoh psycho kek Berli? Ga waras lo!"

"Ga gitu Jamilah binti yamet kudasi ..."kesal Icha seraya melotot ke arah Asel.

"Apa!"

"Dih kok ngegas!"

"Ichaaaaa"

"Aselllll"

I'M NOT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang