Lima🐾

3.4K 438 246
                                    

---Seragam nya kini sudah ganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---
Seragam nya kini sudah ganti. Untung lah koprasi sekolah masih memiliki stok beberapa potong kemeja sekolah, jika tidak Berli akan pusing mencari ganti.


Beberapa menit yang lalu, bel istirahat berbunyi. Berli, Laskar dan Raffan kini sudah mengambil tempat di salah satu meja sudut kantin, mereka tengah menunggu makanan yang mereka pesan.

Sedari Berli melangkah keluar kelas menuju kantin, bisik-bisik samar selalu terdengar, bahkan beberapa murid terang-terangan mengomentari perubahan nya.

"Mereka ngomongin gue."decak Berli seraya menjatuhkan kepala nya di atas meja dengan malas.

"Anggep aja suara kunti."celetuk Raffan.

Berli melotot. "Serem dong."ujar nya seraya bergidik. Raffan terkekeh, ekspresi Berli benar-benar lucu. Remaja itu semakin gencar mengeluarkan celetukan nyeleneh agar Berli lebih banyak berekspresi, sungguh langka bukan? Gadis yang biasa nya memandang sekitar datar tanpa minat, kini dengan mudah nya memberenggut kesal hingga tertawa ringan.

Laskar sesekali tersenyum tipis melihat interaksi itu, kemudian kembali memasang wajah datar seraya mengamati sekitar.

"I-itu serius Berli? Gila! berita tadi pagi memang bener."

"Aura nya beda banget."

"Anjir, vibes nya kaya adkel polos yang baru daftar sekolah."

"Cantik banget pas ketawa, sialan!"

"Tapi kita tetep jangan gegabah sama dia."

"Tumben dia ke kantin, biasanya kan dia ke sini kalo ada Ge sama yang lainnya. Sedangkan mereka sekarang masih ada di lapangan main basket."

"Hari ini juga belum ada drama Berli ngerusuhin Ge. Apa mungkin dia udah move on."

"Bisa jadi ..."

"Tapi aneh banget."

Laskar mendengus tajam mendengar ucapan beberapa murid yang ada di kantin.

Tak lama, makanan ketiga nya telah tersaji di atas meja. Berli memegang sendok dan garpu nya dengan antusias, tatapan berbinar bak anak kecil itu mampu menghipnotis seluruh penghuni kantin, termasuk kedua teman nya.

Laskar berkedip, setelah itu menggeleng kan kepala pelan. Di depan Berli padahal hanya sebuah somay dengan bumbu kacang melimpah, menu sederhana yang mampu membuat teman nya semangat.

"Suka?"tanya Laskar. Gadis itu tak langsung menjawab, ia lebih memilih menyendokan porsi besar ke dalam mulut mungil nya. Raffan menganga menatap nya, dia bertanya-tanya, apakah Berli mampu mengunyah somay itu?

Berli memejamkan mata menikmati makanan kesukaan nya. Benar-benar lezat.

Setelah mengunyah dan menelan dengan sempurna, ia menatap kedua nya teman. "Gokil banget rasanya!"seru Berli membuat Laskar dan Raffan terkekeh.

I'M NOT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang