One

4.8K 367 69
                                    

Cassie's POV

Udara di New York pagi hari ini memang membuatku tidak ingin pergi dari pacarku—kasurku. Aku menganggap kasurku ini adalah pacarku. Itu memang terdengar gila, tapi jangan kalian pikir aku gila. Well, aku memang merasa nyaman sekali kalau sudah dikasur, bersama guling-guling, dan boneka-boneka-ku. Yah, walaupun aku sudah 16 tahun tak ada salahnya bukan kalau aku suka boneka?

Oh maafkan aku karena terlalu banyak berbicara, tetapi beginilah aku. Well, aku akan memperkenalkan diriku dan menceritakan sedikit tentang diriku kepada kalian. Namaku Cassandra Moore, kalian bisa memanggilku Cassie atau apapun yang kalian suka. Umurku 16 tahun. Aku putri tunggal dari Johnny Moore. Yap, salah satu pengusaha terbesar di Kota New York. Aku sudah tidak mempunyai ibu. Ibuku meninggal sewaktu melahirkanku. Aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Terkadang, aku iri pada teman-temanku karena mereka mempunyai ibu yang selalu memperhatikannya, menjaga, dan merawatnya dengan baik. Terkadang aku merasa Tuhan tidak adil padaku, tapi apa boleh buat selain menerima kenyataan bahwa ibuku telah tiada. Tetapi untungnya, aku mempunyai Dad yang sangat pengertian dan penyayang. Dad selalu menyempatkan waktunya untukku walaupun ia sibuk dengan pekerjaannya. Uh betapa sayangnya Daddy padaku.

Aku bersekolah di The High School Of American Studies. Sekolahku termasuk golongan sekolah elite. Dan aku juga termasuk kalangan siswa-siswi populer bersama sahabatku, Rachel Adams. Aku dan Rachel sudah bersahabat sejak kecil. Ia tetanggaku, dan kebetulan orang tua Rachel juga berteman baik dengan orang tuaku. Di sekolah, aku memang dikenal sebagai Playgirl . Aku memang dekat dengan para lelaki populer di sekolahku. Tetapi, aku tidak pernah  dengan salah satu dari mereka. Aku hanya menganggap mereka teman, tidak lebih dari itu. Ya walaupun kenyataannya aku suka berciuman dengan teman lelakiku tetapi aku tidak pernah mempunyai hubungan khusus dengan salah satu dari teman lelakiku. Kalian mau tau alasannya? Karena aku tidak percaya cinta. Sebut aku aneh, tetapi memang itu kenyataanya. Aku tidak percaya dengan adanya cinta, menurutku cinta itu bullshit. Well, itu menurut pendapatku saja sih, tidak tahu dengan kalian. Di sekolah, aku juga sering membuat onar. Aku dikategorikan sebagai siswi nakal karena suka membolos pelajaran, membuat masalah, dan lainnya. Tetapi pihak sekolah tidak berani mengeluarkanku, karena aku putri dari Johnny Moore.

***

Kubuka mataku secara perlahan. Jujur, aku masih merasa ngantuk. Aku masih butuh tidur. Mengingat kekasih Dad akan datang hari ini, aku harus segera bangun. Wait, apakah aku sudah bercerita pada kalian tentang kekasih baru Dad? Oh ralat, Kekasih Dad. Karena selama ini Dad tidak mempunyai kekasih dan baru sekarang ini Dad mempunyai kekasih. Beberapa hari yang lalu, Dad bilang padaku bahwa ia sudah memiliki kekasih dan Dad ingin memperkenalkan kekasihnya padaku. Aku sih hanya mengangguk saja tanda setuju. Tapi apakah kalian tahu? Aku sudah mempunyai rencana untuk itu, untuk kekasih Dad. Aku akan menjahili dia. Tentu saja dengan bantuan Rachel. Ini terdengar jahat, tapi tak apalah. Tujuanku menjahilinya supaya dia dan Dad putus. Karena aku tidak menyukai hubungannya dengan Dad. Yah, walaupun aku belum pernah bertemu dengannya.

Perlahan, ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Dengan segera ku lepaskan pakaianku satu persatu dan mulai membasuh badanku. Setelah mandi kurang lebih 20 menit, aku segera mengambil handuk lalu melilitkannya pada tubuhku dan setelah itu berpakaian.

Untuk hari ini, aku memilih dress selutut berwarna peach dan flat shoes putih bermotif bunga kesayanganku. Setelah penampilanku selesai, aku bergegas ke bawah untuk sarapan.

"Good Morning, Nona Cassie" sapa Rose padaku. Rose itu koki pribadi keluarga Moore. Ia sudah berkeja disini kurang lebih 18 tahun, ya sebelum aku lahir ia sudah terlebih dulu bekerja disini.

"Hello Rose, Good Morning too" sapaku seraya duduk.

"Good Morning Rose and Cassie. Apa menu makanan kita hari ini?" tanya seseorang dibelakangku. Ya, itu Dad. Dad segera menarik kursi didepanku lalu segera duduk di depanku.

Wild ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang