Chapter 4

12 2 0
                                    

"Gak! Gue ga mau Yava yang jadi taruhan."

"Bukan taruhan men, this is competition."

"And why the hell the trophy is my sister?"

"No! She's not the trophy"

"So? What do you mean?"

"Gue bakal berjuang sendiri buat ngedapetin Yava dan gue mau lo ngedukung gue."

"Why should i?" Tanya Yohan menatap tajam Elnath. Senyum miring meremehkan muncul di bibir tipisnya.

"I just respect you as shes brother. You should know that."

Yohan tertegun. Ia bisa saja tinggal mendukung Elnath untuk mendekati Yava tanpa harus duel basket terlebih dahulu. Tapi Ia juga tidak bisa mempercayakan Yava kepada lelaki seperti Elnath. Tipe lelaki yang selalu mendapatkan apa yang Ia inginkan, tetapi jarang peka dan tidak peduli pada perasaan orang lain.

Ia tidak tau apa tujuan Elnath sebenarnya, tidak mungkin cowok satu ini tiba-tiba jatuh cinta dalam beberapa jam, maka dari itu mau tidak mau Ia harus menang dalam pertandingan basket ini. Sebagai kembaran, Ia harus menjadi pelindung nomor 1 bagi Yava dan sepertinya ini adalah tugas pertamanya di SMA.

Yav, lo baru sehari masuk aja gue udah ribet gini ngejagainnya.

"Oke. Tapi kalo gue menang, stay away from my sister! Deal?" Yohan mengulurkan kepalan tangannya mengundang tinju persetujuan dari Elnath.

Elnath tersenyum kecil lalu menyambut tos tinju tersebut,

"Deal"

***

Sudah lima hari terhitung sejak Yava menjadi siswi Stavador International High School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lima hari terhitung sejak Yava menjadi siswi Stavador International High School. Selama itu pula Yava banyak menghabiskan waktu bersama keempat sahabat barunya, mulai dari pengenalan sekolah, Yava diajak berkeliling mengitari gedung-gedung mulai dari gedung kelas X sampai kelas XII beserta gedung eksrakurikuler, Falla juga mengajak Yava untuk bergabung ke club cheerleading, karena mereka bertiga merupakan anggota inti cheers, lagipula Yava juga mantan anggota cheers di junior high school jadi ini bukan hal yang baru baginya.

Stavador mewajibkan semua siswa untuk mengambil satu ekstrakurikuler dan dua club, jadi Yava memilih ekstrakurikuler pacuan kuda, club cheerleading dan band. Ekstrakurikuler yang diambilnya berbeda dengan ketiga sahabatnya, Falla yang lebih memilih renang, Zivia yang memilih taekwondo serta Cia yang masuk ke ekskul panahan.

Suasana kantin kali ini cukup ramai, bel isitirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu. Sebagian masih mengambil nampan untuk mengambil makan siang yang akan dibagikan. Menu kali ini adalah sup ikan, nasi tofu, kimchi, dan sayuran segar. Kantin Stavador memiliki sistem yang menghidangkan makan siang yang berbeda-beda dari berbagai negara di tiap harinya, hari ini adalah makanan yang berasal dari Korea Selatan.

Biasanya makanan Indonesia seperti nasi padang, rendang, lalapan, soto dan lain-lain akan dihidangkan pada setiap hari Senin dan Kamis. Selain menyediakan makan siang, Stavador membuat stan varian makanan yang diminati siswa misalnya ada stan pizza, steak, fried chicken dan sebuah minimarket untuk jajanan yang sesuai di lidah anak jaman sekarang.

Blue HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang