Hari Buruk

0 0 0
                                    


Ini memang hari yang buruk.
       Nada sampai di rumah pukul setengah delapan malam. Perjalanan panjang dan macet yang mengepung menjadi dua alasan Nada pulang telat. Begitu masuk ke rumah, Nada disambut dengan wajah masam bibinya. Bibinya tidak pernah memarahi Nada dengan membentak. Wanita itu hanya diam sampai batas waktu yang hanya dia sendiri yang menentukan. Terkadang Nada merasa dibentak lebih baik daripada didiamkan.
     Itu faktor yang pertama yang membuat buruk hari Nada. Yang kedua, hantu yang ditemuinya di kafe. Hantu itu sama sekali tidak menakutkan. Kalau tidak ingat hantu itu selalu melayang, tembus pandang, dan bisa muncul kapan saja dan dimana saja, mungkin Nada sudah mengira dia bertemu dengan manusia sungguhan
     Hantu itu tidak seperti hantu-hantu biasa yang kulitnya putih seperti mayat, noda darah di sekujur tubuh, atau bekas luka seperti tusukan. Tidak ada apa pun di tubuhnya. Dia bersih. Dia berpakaian dengan normal. Kulitnya putih dan pucat.
      Hal terakhir yang membuat Nada merasa harinya miserable adalah hantu itu amat sangat berisik dan menyebalkan. Saat pertama kali hantu itu tahu Nada bisa melihat dia, hantu itu mulai mendekat. Dia melayang ke arah Nada, memperhatikan cewek itu dari segala arah lalu mulai berbisik. Nada tentu saja tidak meresponnya karena sedang bersama teman-temannya. Hantu itu lalu mulai memanggil dengan keras, seakan tidak menyadari kalau Nada pusing karenanya. Telinganya berdengung karena Nada mendengar suara dari dua arah: dari teman-temannya dan dari hantu gila itu.
      "WOOOYYY!! aku tahu kamu bisa denger. Nengok dong!" Teriak hantu itu lagi.
    Makanya begitu sampai di kamar, Nada langsung menutup telinganya rapat-rapat dan balas meneriaki hantu, "BACOT!, HANTU SIALAN!!"
     "Nah kan enak kalo direspon. Dari tadi kek, ribet amat."
      " Kamu ngapain disini?" Pergi sana!"
     Si hantu tidak menggubris. Dia malah tersenyum dan menjulurkan tangan. " Aku Max. Aku seneng banget ketemu kamu karena kamu satu-satunya orang yang bisa ngeliat aku. Nggak usah minta maaf karena udah nyuekin aku, aku udh maafin kok."
      Nada meringis, Are you kidding me?
      "Aku nggak suka ketemu kamu. Dan sekarang, please, pergi dari kamarku. Aku nggak mau ketemu kamu lagi!"
      "Nggak usah galak gitu kenapa sih? Aku udah lama nih nggak ngobrol normal sama orang, makanya aku ngebacot terus. Maklumlah, selama ini nggak ada yang bisa nanggepin aku. Nama kamu siapa?"
      Kalian liat sendiri kan betapa berisik dan menyebalkannya dia?
      "Gimana aku bisa ngomong normal sama orang yang nggak normal?"
        " Aku bukan orang ."
        " Iya, kamu setan!"
        " Aku kurang normal apa sih? Penampilan aku nggak enak dilihat?" tanya Max. Dia melihat dirinya sendiri, menbuat Nada juga melihat Max secara keseluruhan. Hantu itu memakai kaos dan celana panjang yang terlihat seperti celana jins. Tubunya proporsional. Wajahnya juga lumayan ganteng khas bule. Dan Nada tiba-tiba menyayangkan bule itu sudah menjadi hantu.
      "Kamu mau aku ganti penampilan?" tanya Max lagi.
      "Emang bisa?"
      " Nggak."
      "Yeee..." Nada mendengus, lalu menuju kamar mandi untuk mengganti baju seragamnya dengan baju tidur dan membersihkan tubuhnya. Dia berharap Max akan menghilang setelah dia tolak mentah-mentah, tapi ternyata tidak. Max muncul lagi saat Nada membuka pintu kamar mandi dan berbicara dengan wajah memelasnya.
     "Jangan kesel sama aku ya. Aku cuma mau cari temen, suer!" Ucapnya sambil membentuk huruf V dengan jarinya. "kamu nggak tahu kan gimana rasanya dicuekin? Tersiksa banget, tahu. Mana nggak ada yang bisa lihat aku. Ngenes deh aku sepuluh tahun ini!"
     "Kamu udah jadi hantu selama sepuluh tahun?belum terlalu lama. Lebay."
       "Yee... Cobain sini jadi hantu. Baru tau rasa."
       " Kamu kenapa bisa mati? Sakit?"
       "Nggak. Aku jatuh dari gedung gitu. Hahahaha."
        "Kok seneng sih?"
        "Abis, aku terkenal. Headlines news!"
          Nada memasang wajah datar melihat Max yang duduk di meja riasnya. Dia mati karena jatuh dari gedung....dan dia bangga?
         "Hantu gila. Pergi dari kamar aku sekarang! Aku bener bener nggak mau ketemu hantu kaya kamu lagi,"
      "Kamu gamau tau lebih banyak tentang aku?"
      "Buat apa? Kamu hantu. Nggak ada  untungnya buat aku."
      " Dih aku kan hantu kece. Aku pinter loh waktu jadi manusia. Kamu masih SMA,kan? Yah, tugas-tugas SMA gampang. See? Aku bisa kasih keuntungan buat kamu. Makanya jangan usir  aku. Seharunya kamu berterima kasih sama aku."
      Nada merasa nasibnya benar-benar sial. Lebih baik dia bertemu kuntilanak,genderuwo, pocong dan segala macam hantu menyeramkan itu daripada harus bertemu Max.
      Nada memilih untuk tidak menanggapi kata-kata Max. Cewek itu mengambil ponsel dan headset-nya dari dalam tas. Dia berbaring di kasur lalu memakai headset,menyetel musik dengan cukup keras dan memejamkan mata. Energi ditubuhnya sangat terkuras karena satu jam pelajaran di ruang bahasa jerman, perjalanan ke toko kimia, serta pertemuannya dengan Max.

mawar hitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang