chapter 4

805 73 8
                                    

Makasih minna san yg dah pada ngevoted =3=
Silahkan baca cerita jelek ini
Hati hati muntah. Saya aja mual bacanya.

-----***----
           Nyonya akata tersenyum geli menatap tingkah laku anaknya.

"Kazu jahat, aku laki-laki bukan perempuan. Aku tidak manis." Cemberut Toru melipat tangan membuang muka dengan pipi memerah malu. Kazuki akan memberikan dirinya hadiah kalau dia mau memakai bando kucing dan mengeong.

"Oke.... maaf. Sudah ah jangan marah oke ? Mau hadiahnya tidak ?"

Mendengar kata hadiah pria bersurai gelap malam itu melompat kearahnya kemudian menimpanya. "Mau !"

"Kazu mana hadiahnya ?" Masih menimpa tubuhnya,Kazuki menatap muka polos dirinya. Pria yang seumuran dengan dirinya  bertingkah laku tak beda dengan bocah 10 tahun  menimpa dirinya tanpa tau yang ditimpanya menahan lapar untuk tak melahap pria manis di depanya.

Kazuki menggelengkan kepalanya mengusir godaan jahat yang menyuruhnya untuk melakukan hal-hal yang negative terutama mencium. Aroma manis susu dari Toru menguar manis sekali.

"Kazuki !"

"E-eh... nggg.... gomen" meringis sebentar, masih dalam keadaan ditindih Toru, kazuki menggapai kantung plastik yang ia bawa.

Kazuki bangun dari posisinya dan kini toru duduk dipangkuanya. Mengeluarkan benda yang Kazuki katakan hadiah dari plastik yang ia gapai, Kazuki memberikan sebuah benda seperti kue berbentuk ikan kepada pria yang dipangkunya.

"Ini apa ?"

"Taiyaki."

Menatap benda bernama taiyaki itu Toru mengendusnya seperti kucing, kazuki tersenyum geli sambil menahan hasrat untuk menyerang.

"Aromanya enak. Bisa dimakan ?" Tanyanya.

Tersenyum,Kazuki mengangguk. Toru menatap benda itu kemudian mulai menggitnya kecil. Mengunyah perlahan menghayati rasa dari benda bernama taiyaki itu. Matanya melebar kemudian tersenyum.

"Enak !!!"

Terkekeh bangga bisa membuat pria didepanya tersenyum lebar, Kazuki mengusap bawah hidungnya. Toru fokus makan tak peduli dengan serpihan taiyaki yang berantakan dimulutnya.

"Ne~ toru-kun mau coba jalan jalan keluar ?" Tanya Kazuki mengucap hati-hati. Toru menatapnya masih mengunyah kemudian menelan gigtan terakhir.

"Mau...tapi... toru takut." Suaranya berlirih pelan sambil bergetar, Kazuki mengusap pelan rambut hitam toru,mengambil tisu dan mengusap serpihan taiyaki.

"Kan ditemani aku, jadi Toru-kun nggak perlu takut."

Toru mengubah posisi menunduknya kemudian menatap Kazuki berlinang air mata.
"Kazuki bohong."

"E-eh ? Jangan nangis. Go-gomen." Gelagapan kazuki mengambil tisu sebanyak mungkin kemudian mengusap air mata Toru dengan wajah cemas.

"Nanti kazuki meninggalkan Toru seperti onni-chan."

Mulai menangis Toru sesengukan, Kazuki tambah gelagapan bingung mencari ide untuk menghentikan tangis pria didepannya. Menguras bongkahan daging berjuta saraf mencari informasi, Kazuki menyerah mencari ide.

Kazuki terkejut kemudian pipinya memanas, ketika Toru melingkarkan tangan dipinggangnya kemudian memeluknya. Tangisnya mulai berhenti.

"Setiap malam Toru bermimpi dipeluk oleh potongan tubuh onii-chan dengan darah mengerikan." Suaranya masih bergetar, Toru tetap memeluknya.

"Setiap Toru mencoba untuk melihat keluar jendela,  sayatan yg pernah pria itu berikan sakit sekali."

"Toru takut."
Kazuki tersenyum kemudian mengusap rambut lembut Toru.

scaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang