2. Uchiha Sasuke

495 98 7
                                    


Uchiha Sasuke adalah laki-laki paling hangat yang pernah Sakura kenal. Ia baik, tampan, menawan, dan sangat santun. Mereka bertemu saat sama-sama sedang mengejar pendidikan di Todai. Dengan sifat-sifat yang dimilikinya, tak mengherankan bila Sasuke memiliki begitu banyak penggemar.

Orang-orang sering berkata kalau perempuan cenderung menyukai bad boy. Tapi Sasuke adalah pengecualian yang nyata. Dia adalah contoh laki-laki terbaik yang diinginkan para perempuan. He is the epitome of a gentleman.

Sakura dan sahabatnya--Ino--menyimpan rasa yang mendalam bagi Sasuke. Tapi mereka tentu saja tidak bertengkar hanya karena seorang laki-laki. Ino akhirnya menyerah untuk mendekati Sasuke karena laki-laki itu sama sekali tidak menunjukkan ketertarikannya pada perempuan. Namun Sakura tidak ingin menyerah, jadi ia memberanikan diri menyatakan perasaannya.

Meskipun sudah bisa menebak bagaimana respons Sasuke, namun tetap saja Sakura patah hati. Sayangnya, ia tidak bisa marah. Sungguh tidak bisa karena Sasuke menolaknya dengan begitu santun. Menjelaskan segala hal tentang kenapa ia tidak bisa menerima perasaan Sakura.

Dan Sakura akhirnya tahu alasan Sasuke selalu sendiri tanpa kekasih hati. Ternyata ia memiliki seseorang di masa lalu yang belum bisa ia lupakan. Sasuke berkata bahwa ia mencintai seseorang dengan begitu dalam, sampai-sampai ia tidak bisa melihat seorang pun dengan benar karena selalu wajah perempuan itu yang terbayang.

Sakura hanya menanggapi perkataan Sasuke dengan senyuman. Memakluminya karena begitulah cinta bekerja, setidaknya menurut Sakura. Lalu Sakura memberanikan diri bertanya, "Apakah perempuan itu cantik?"

Sasuke tersenyum mendengarnya. Ia mengangguk, kemudian berujar, "Dia adalah perempuan dengan senyuman terindah yang pernah kutemui. Perkataannya begitu lembut, sampai kadang-kadang aku perlu memintanya mengulang dua kali saat dia sedang berbicara."

Sasuke menatap ke depan, menerawang lagi masa-masa indahnya bersama sang kekasih di masa SMA.

"Dia memperlakukan semua orang dengan baik. Dia sangat jarang marah. Dia tidak pernah menuntut apa-apa padaku. Katanya, kebahagiaanku adalah yang paling penting baginya. Ketika sedang malu, pipinya begitu merah. Bahkan kupingnya pun memerah. Dia adalah perempuan yang ceria, tapi tidak ribut."

Penjelasan Sasuke membuat Sakura terpana. Jika bukan Sasuke yang menceritakannya, Sakura pasti mengira orang itu sedang mengada-ngada. Bagaimana seorang gadis SMA begitu dewasa? Karena seingatnya dulu, saat SMA, Sakura dan teman-teman perempuannya begitu kekanakan.

Pantas saja Sasuke tidak bisa melupakan mantan kekasihnya. Bahkan jika gadis itu tidak cantik sekalipun, pasti ada banyak laki-laki yang menyadari kebaikannya.

Ada banyak perempuan cantik tapi perempuan baik yang selalu mengerti, tidak gampang marah, dan sekaligus menyenangkan adalah hal yang langka. Jadi Sakura tahu ia tidak akan bisa mencoba menggeser perempuan itu dari hati Sasuke. Siapa pun tidak akan bisa.



"Kenapa kita harus nongkrong di sini, sih?" Ino menatap keempat laki-laki di depannya kesal. Ia dan Sakura berkunjung ke Kyoto sesekali tapi malah berakhir di kafe milik Naruto.

"Padahal kami ingin melihat Jidai Matsuri tapi kalian malah memaksa kami ke sini," tambah Sakura dan semakin membuat Ino menatap tajam keempat temannya.

"Seperti kalian tidak pernah lihat festival musim gugur saja. Memangnya di Tokyo tidak ada?" Perkataan Gaara membuat kedua perempuan itu menggertakkan gigi.

"Kan berbeda. Ini Kyoto. Itu Tokyo!" desis Ino tajam.

Gaara hanya menggelengkan kepala. Perempuan dan segala keribetannya membuat Gaara tak pernah mengerti.

Our Memories Stay ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang