CHAPTER V

1.3K 144 11
                                    

CHAPTER V

Tiga bulan kemudian.

"Selamat atas kelulusanmu." Taeyong berbicara lembut pada Mark yang kini sudah resmi lulus dari SMA.

Mereka makan malam bersama tanpa Jaehyun. Pria itu sedang sibuk mengurus bisnis dunia gelapnya di luar negeri. Entah apa pun itu, meski Taeyong bersikeras ikut, pria bermarga asli Jung itu tak mengijinkannya.

Hubungan keduanya membaik sejak saat itu, mereka bahkan sudah berbagi kehangatan dan peluh bersama. Untung saja Mark tahu diri, jadi tidak mengganggu kegiatan keduanya di dalam kamar orang nomer satu Nero itu. Sementara Jeno, harus rela menghabiskan waktunya dengan mempelajari berkas perusahaan Lee Corp dan berlatih di mansion serta mengunjungi markas jika waktu liburnya tiba. Dia hanya masuk sekolah seminggu 3-4 kali tergantung jadwal.

"Malam Pa, Hyung." Jeno baru saja sampai dan duduk di kursi dengan keadaan cukup aneh, kemejanya kusut dengan wajah lelah yang begitu kentara.

"Malam Jeno." Sahut keduanya bersamaan.

"Arghhh, aku sangat pusing!" Jeno mengeluh, mengerang menahan kesal. " Para tua bangka itu terlalu meremehkan bocah SMA sepertiku, sialan! Awas ya mereka, akan ku piting satu per satu."

"Kau kenapa?" Mark bertanya seakan-akan dia tidak mengerti. Jeno memasang wajah datar sebagai respon.

"Pa, kapan kau akan menikah dengan paman Jae? Aku ingin sekolah normal lagi!" Pemuda itu merengek dan mendramatisir keadaan. Berlagak seperti dirinya sangat tersakiti.

"Pa, hadiah untuk kelulusanku adalah pernikahan kalian. Menikahlah secara sederhana, dengan begitu aku dan Jeno bisa bergantian mengurus bisnis kalian berdua. Atau bisa juga kita bertukar peran. Kurasa Jeno lebih pantas menjadi pemegang Nero setelah Daddy dari pada aku." Mark bicara cukup panjang.

Hanya ada mereka bertiga di meja makan. Para Elite yang tidak ikut sang Father harus mengurus kekacauan lain di luar kota dan mengatasi banyaknya gangguan.

"Mintalah pada Daddy-mu." Taeyong berucap santai.

"Kalau Jeno merasa beban ini terlalu berat, papa akan ke kantor lagi mulai besok."

"Tidak pa. Ini sudah keputusan kami para dominan, jadi papa tidak perlu kelelahan lagi seperti biasanya. Biar aku mengurus semua ini." Jeno tersenyum, berusaha meyakinkan yang lebih tua.

"Kan tadi Jeno mengeluh..."

"Hehee, itu wajar kan pa? Bisnis itu melelahkan, mengeluh kan tidak salah." Dalihnya.

"Huum, iya." Ucap Taeyong dengan senyum mengembang di pipinya.

***

"Tidak disangka kita hampir lulus." Haechan berceloteh di kantin sekolah. Jaemin dan beberapa teman yang lain tidak menyahut. Hyunjae dengan asyiknya menyeruput lemon tea yang dia pesan.

"Masih satu tahun lagi, tahu." Seungmin menyahut.

"Satu tahun lagi itu sebentar, Minnie sayang..." Haechan mendayu. "Sepuluh tahun baru lama."

"Jadi kita akan kuliah bersama?" Hyunjae akhirnya buka suara.

"Aku di mana saja yang penting sekolah." Haechan bersemangat menjawab. "Kalau kau bagaimana Na?" Atensinya sepenuhnya pada Jaemin.

"Di mana saja tidak masalah untukku."

"Kalau begitu kita masuk bersama ke kampus yang sama!" Seungmin berseru senang.

"Boleh juga." Haechan menceletuk.

***

"Tuan Lee yang terhormat, kenapa kau sekarang berpacaran dengan lembar-lembar kertas saham dan bisnis Lee Corps?" Hyunjin mampir untuk memberikan makan siang Jeno. Pemuda itu sudah biasa ke luar sekolah jika waktunya istirahat. Tentu saja tidak ada yang melarang karena orang tua Hyunjin adalah donatur tetap dari sekolah tersebut.

NERO (JUNG FAMS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang