Api

3 1 0
                                    

sudah tak asing kita merasakan kegagalan dan kepayahan diri. seolah, 'hanya segitu saja' yang bisa kita kerjakan. tumpukan tanggungjawab setinggi kewarasan bagaikan mengejek tiap usaha yang dilakukan. remukan kertas dan bergelas-gelas kopi berhamburan disekitar ruangan, mempertanyakan dimana kesalahan mereka, hingga berakhir menyedihkan begitu?

teman, kau sudah melakukan hal yang baik hari ini. tak perlulah setiap hari kau meraih medali emas itu. dan bahkan, tidak masalah juga jika hari ini kau sedang tidak ingin terlalu bersemangat. jika hari ini energimu rendah. atau pikiranmu tidak bisa sefokus biasanya. atau tetanggamu amat menyebalkan hari ini dan menghancurkan mood-mu. atau juga paket yang kau pesan --tadi pagi-- tak kunjung datang.

semangat itu seperti kobaran api. ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan apimu membara atau mengecil. api bisa membara pada cuaca panas kering atau berangin. cuaca panas bisa membuat api semakin mengganas, bahkan membahayakan sekitarnya. sedangkan pada cuaca berangin, titik-titik api bisa menyebar tak tentu arah dan juga membahayakan. namun, jika kau memiliki pengendali api berupa sedikit air dan busa, maka bara api-mu bisa menjadi lebih stabil dan membawamu menjadi pribadi yang mengetahui tujuan dan mampu mengarahkan diri agar tidak tersesat.

lalu, cuaca hujan akan membinasakan api. kobarnya akan sirna, dan semuanya terasa dingin, sedu, suram. Ya... aku juga menyukai hujan. namun pada akhirnya aku akan tetap menyalakan perapian dan menyeduh teh panas untuk memeluk kenyamanan.

api adalah harapan. semua orang layak memilikinya. namun alangkah bijaksana untuk menyertai harapan dengan pengetahuan dan simpati, agar api-mu tidak memakanmu. namun api-mu akan membawamu pada tujuanmu, dan bahkan ikut mengantar orang lain pada tujuan mereka.

dan tanpa disadari, kau-lah api mereka.


Foto: Pinterest
https://pin.it/5hmd6Ua

Alkisah - Essay Dumps for ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang