2

1K 81 1
                                    

Waktu pulang sekolah tiba, Jaehyun yang dari tadi menggunakan kacamata pun mengedip-ngedipkan matanya yang pegal sebentar, 2 jam pelajaran dia harus mendengarkan materi yang disampaikan guru fisika lalu mencatat materi dan mengerjakan soal. Sungguh fisika adalah salah satu hal yang membuatnya lelah akan hidup.

"John!!" Panggil Jaehyun.

Johnny menoleh diikuti Ten dan menaikkan satu alisnya, Jaehyun menarik Johnny setelah mengatakan "Ikut aku sebentar, ada yang ingin aku bicarakan", Johnny yang masih dalam keadaan bingung pun hanya pasrah ditarik Jaehyun dan mengedipkan salah satu matanya ke Ten sebagai kode untuk menunggunya sebentar.

Jaehyun menarik Johnny ke samping perpustakaan sekolah dan memulai percakapan.

"Kamu pulang dengan Ten?"

Hanya terdengar deheman sebagai jawaban dari Johnny.

"John. . . Aku tau kamu bersahabat dengan Ten, tapi apa tidak bisa sedikit saja memberi jarak antara hubunganmu dengan dia—" Jaehyun menarik nafas sebentar dan menghembuskannya, "Aku masih memiliki rasa cemburu John, kalau kamu lupa"

"Jae, harus berapa kali kubilang aku dan Ten sudah bersahabat dari kecil jika aku terlalu dekat dengan dia bukankah itu wajar? Kenapa kamu terus mempermasalahkan itu" Ucap Johnny dengan nada bicara yang mulai kesal.

"Bukan it-" Timpal Jaehyun yang langsung dipotong oleh Johnny

"Kamu memang terus-menerus setiap harinya membuat ribut, apa kamu sudah bosan denganku Jae? Atau kamu sudah memiliki orang lain dihatimu? Memang dasarnya kamu tak sepolos wajahmu itu Jae, licik dan munafik adalah sifatmu" Ucap Johnny dengan mata tajamnya

See, inilah sifat Johnny yang sangat menyebalkan, Johnny akan mengalihkan pembicaraan dan menuduhnya dengan yang tidak-tidak, bahkan kadang Johnny menghinanya dengan kata-kata yang cukup membuat hatinya merasa sakit seketika.

"John, bagaimana aku harus biasa saja bersikap seolah-olah tak cemburu, saat kamu lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ten!!" Ucap Jaehyun sedikit meninggikan nada bicaranya

"Egois, just give me a little space , aku juga memiliki kehidupan yang tidak semuanya harus tentang kamu Jae"

"Little space? Aku bahkan memberi kamu space yang sangat besar John, sampai-sampai aku merasa seperti tidak mempunyai seorang kekasih!!" Ucap Jaehyun yang matanya mulai berkaca-kaca

Johnny hanya diam lalu memandang Jaehyun sebentar dan beranjak pergi, dari kejauhan terlihat Johnny melingkarkan tangannya di pinggang Ten lalu masuk ke mobil mewah berwarna merah.

Jaehyun hanya bisa terkekeh sambil mengeluarkan air matanya, kenapa dirinya terus-menerus berakhir menyedihkan jika bertengkar dengan Johnny, tidak adil sekali.

Jeno dkk sedang berada di salah satu club, belum ramai karena jam masih menunjukkan pukul 20.00, tetapi para pelacur sudah mulai mencari mangsanya, contohnya sekarang ini sudah ada 3 wanita yang mengerubungi Jeno, menawarkan untuk melakukan kegiatan panas dengan harga semurah-murahnya untuk memperebutkan Jeno, padahal mau gratis pun Jeno tidak sudi menyentuh mereka.

"Hyunjin!! Ayo pindah jangan disini" Ucap Jeno.

"Tch!! Pindah sendiri sana aku sedang asik, nanti saja" Timpal Hyunjin dengan masih Menggoyang-goyangkan badannya mengikuti ritme musik.

"Satu. . . Dua. . . Tig–"

"Aishh!! cepatlah brengsek" Potong Hyunjin.

"Hei!! Luke, Jaemin" Panggil Hyunjin dengan memberi kode menggunakan arah matanya untuk pindah.

Mereka sekarang berada di depan club dengan kondisi setangah mabuk.

"Mau kemana huh!! Lebih baik aku menari-nari dengan pelacur tadi" Ucap Jaemin sedikit kesal.

Lucas yang paham dengan situasi Jeno pun angkat bicara "Jika kau tidak mau diganggu pelacur-pelacur itu, lebih baik ketempat peribadahan saja, ke gereja misalnya disana kau bisa memohon ampun ke Tuhan untuk melep—"

"Shut your fucking mouth Luke!" Ucap Jeno

Namun tiba-tiba. . . .

SRETTT!!!

BRAK!!! BRAK!!!

"TOLONGG!!! SIAP—APUN TOL—ONG AKU!!! KUM—OHON!!!" Teriak seseorang dengan terbata-bata.

"Ck!! Bajingan itu apa yang mereka lakukan" Ucap Hyunjin.

Jeno mengangkat alisnya sebagai kode untuk menjelaskan apa yang terjadi disana.

"Geng Venom, Geng abal-abal yang biasa membuat keributan disekitar sini, entah menagih utang, membunuh atau menculik orang, intinya yang bisa menghasilkan uang" Jelas Hyunjin

"Ayo!!" Aba-aba Jeno

"Fuck!! Aku sangat malas sekali kesana jika ini bukan perintah Si Jeno" Mendumel Lucas pelan.

Jeno dkk pun menghampiri keributan itu dan memulai melakukan perkelahian, tidak impas sebenarnya 4 vs 10 orang dengan 1 ketuanya tetapi, itu bisa diatasi, terbukti 10 orang Geng venom itu telah tumbang, syukur saja jika tidak ada yang mati, pikir Jeno.

"Kemarilah keparat!!" Perintah Jeno.

"Kau ketua dari bajingan-bajingan ini bukan?" Tanya Jeno.

Dan orang tersebut hanya mengangguk-angguk sambil gemetar ketakutan.

*PLOK*

Bunyi suara uang yang dilemparkan Jeno ke wajah orang tersebut.

"Pergilah, jangan lupa bawa sampah-sampah ini ke rumah sakit, kupikir ada 5 atau 6 anak buah mu yang bagian tubuhnya patah" Ucap Jeno.

"Jen!!" Panggil Jaemin

Jeno yang terpanggil pun menengok dan menghampiri Jaemin, dan terlihat seorang laki-laki manis dengan tubuh penuh luka dan meringkuk ketakutan

"Hey, tak perlu takut siapa namamu?" Tanya Jeno lembut.

"R-renjun" Jawab orang tersebut.

"Ck, Jeno kemana sih" Ucap lirih Jaehyun mengkhawatirkan adiknya

*Tok tok tok*

Mengira itu Jeno, Jaehyun langsung berlari kearah pintu rumah dan membuka pintu tersebut.

"Jen—" Ucap Jaehyun melihat siapa orang didepannya ini.

"Hai Jae, bagaimana kabarmu sayang?"

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Jangan lupa votmen guiss ☕︎☕︎

Lost [Nohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang