Mingyu menatap Wonwoo yang sedang berguling guling di sebelahnya seraya memainkan bebek karetnya, keduanya baru saja menyelesaikan makan malam dua jam yang lalu. Mingyu tengah memikirkan Wonwoo yang sekarang sudah tidak pernah berubah lagi menjadi bantal, apa mungkin Wonwoo sudah terlepas dari kutukannya? Tapi bagaimana mungkin kutukannya bisa hilang begitu saja, setau Mingyu jika di drama drama yang sering ibunya tonton kutukan bisa dihilangkan setelah melalui berbagai macam hal hal rumit dan drama kehidupan.
Puk'
Mingyu tersadar dari lamunannya kala perutnya terasa berat. Mingyu melirik sedikit dan ternyata Wonwoo sedang membaringkan kepalanya diatas perutnya, Mingyu tersenyum kecil seraya tangannya terangkat mengusap surai halus Wonwoo.
"Mingyu."
"Hmm..?"
Wonwoo menatap kearah Mingyu kemudian mengedipkan matanya imut seperti tengah memikirkan sesuatu.
Mingyu yang melihat hal tersebut menjadi gemas kemudian mendudukkan diri dan bersandar di kepala ranjang secara tidak langsung membuat kepala Wonwoo menurun menjadi berbaring di pahanya.
Mingyu menangkup pipi Wonwoo. "Kau ingin apa hmm? Katakan."
Wonwoo tersenyum lima jari membuat kadar imutnya bertambah, Mingyu yang tidak tahan mendaratkan satu kecupan diujung hidung Wonwoo.
"Aku ingin makan pudding buah."
"Huh..? Pudding buah? Tiba tiba? Bukankah tadi kita sudah makan Pudding."
"Tadi Pudding Cokelat, aku ingin pudding buah."
"Tapikan sama saja pudding."
"Ish Mingyu. Pudding buah!!!"
Wonwoo merengek menatap tajam kearah Mingyu berusaha menampilkan wajah seram, bukannya seram wajah Wonwoo justru terlihat semakin menggemaskan membuat Mingyu tertawa lepas karenanya. Menggoda Wonwoo kini menjadi kegiatan favorit Mingyu selain bekerja lembur bagai kuda.
Setelah seminggu lalu Mingyu melakukan hal yang iya iya kepada Wonwoo keduanya menjadi semakin dekat. Terkadang Mingyu sengaja melakukan skinship yang sedikit berlebihan seperti mencuri kecupan di wajah Wonwoo atau memeluk Wonwoo saat sedang tidur dan Wonwoo sepertinya tidak masalah dengan hal tersebut. Mingyu sebenarnya mulai menyadari perasannya kepada Wonwoo tapi dirinya masih bimbang akan hal tersebut, apakah dia benar benar memiliki perasaan semacam cinta atau hanya ketertarikan semata yang bisa hilang kapan saja.
"Santai dong tidak usah emosi begitu." Kemudian Mingyu meraih ponselnya yang terletak diatas nakas. "Baiklah coba lihat masih ada tidak restoran pesan antar yang buka."
Wonwoo menelusup diantara kedua tangan Mingyu membuat Mingyu refleks melebarkan kedua kakinya agar Wonwoo bisa duduk diantaranya.
"Kau mau yang mana?" Tanya Mingyu semabari menggeser geser layar ponselnya. "Yang ini?" Wonwoo menatap layar ponsel Mingyu yang menampilkan gambar pudding buah dari restoran pesan antar kemudian menggelengkan kepalanya pelan, Mingyu kembali menggeser layar ponselnya. "Ini?"
"Tidak mau, gambarnya tidak bagus."
"Memangnya kau mau pudding buah yang seperti apa?"
"Yang seperti dirumahmu waktu itu."
"Huh? Bukankah sama saja dengan yang ini?"
"Beda, aku mau yang seperti dirumahmu."
"Ini sama saja. Lihat bahkan bentuknya juga sama."
"Aku inginnya pudding buah yang dirumahmu tidak mau yang ini."
Mingyu menarik nafasnya perlahan kemudian menghembuskannya dengan kasar. "Kau ini ya, membuat rumit sesuatu. Kenapa tidak bilang ingin pudding buah buatan ibu begitu kan lebih mudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pillow Talk [MEANIE]/ ON HOLD
FanficCerita tentang perjalanan Kim Mingyu yang berjuang mencari kekasih.