"Jennie, Aku menyukaimu lebih dari sahabat. Aku.. Aku mencintaimu" ucap Lisa dengan serius
"Sudah kukatakan aku tidak bisa Li. Lagi pula kita sama-sama wanita" ucap Jennie sambil menahan sesak didadanya. Bohong jika dia tidak mencintai Lisa. Karena dia tidak mau membuat kedua orang tuanya kecewa.
Lisa dan Jennie sudah bersahabat sejak 3 tahun lalu, Lisa yang selalu ada untuk Jennie menjaga, menghibur dan menguatkan Jennie untuk tetap kuat berjuang melawan kelainan jantung yang Jennie derita. Selama 3 tahun terakhir pula Lisa lah yang membuat Jennie bangkit dari rasa sakitnya yang meyakinkannya kalau dia pasti akan sembuh dan akan segera mendapatkan transplantasi jantung.
Lisa menarik tubuh Jennie memeluknya dan dengan sekuat tenaga dia menahan laju air matanya agar tidak keluar.
"Kau bohong, Kau tahu? Kau tidak bisa berbohong padaku. Aku tahu Kau juga mencintaiku." Lisa mengeratkan pelukannya pada Jennie yang tetap diam tidak membalas pelukannya.
"Tidak. Kau salah Li. Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku." Jawab Jennie sambil terisak dalam pelukan Lisa. Dia tidak bisa menahan lagi sesak didadanya.
Lisa melepas pelukannya, tangannya terulur menghapus air mata Jennie dengan sangat lembut.
"Kita bisa menyembunyikan ini semua dari orang tuamu jangan sampai mereka tahu ."
Plak
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Lisa. Dengan mata berkaca-kaca Lisa menahan agar dia tetap tidak menangis didepan gadis yang dicintainya.
"Lisa, apa Kau gila? Aku tidak akan mengecewakan kedua orang tuaku hanya untuk bisa bersamamu!" Jawab Jennie meninggikan suaranya.
"Baiklah kalau begitu. Beri Aku kesempatan untuk meyakinkanmu dan juga kedua orang tuamu. Aku akan membuktikan jika aku serius dengan perkataanku. Aku akan menemui mereka dan meminta restu mereka." Ucap Lisa dengan sangat lembut meyakinkan Jennie. Tapi Jennie menggelengkan kepalanya.
"Aku mohon J. Beri aku kesempatan untuk membuktikanya. Aku tahu orang tuamu tidak menyukaiku. Tapi tidak ada salahnya jika Aku mencoba" lanjutnya dengan serius.
Jennie tetap diam, dia sangat bingung sekarang. Entah harus memberi Lisa kesempatan atau tidak. Dia tahu jika kedua orang tuanya sama sekali tidak menyukai Lisa sejak pertama kali dia berteman dengan Lisa karena status sosial yang berbeda. Orang tuanya tidak menyukai Lisa karena Lisa adalah anak yang dibesarkan di panti asuhan yang tidak jelas asal usulnya, tidak memiliki pendidikan, pekerjaan yang serabutan dan sangat miskin. Terlebih jika orang tuanya tahu jika dia dan Lisa saling mencintai, orang tuanya akan sangat membenci Lisa dan takut akan melukai Lisa.
"Baiklah, Aku anggap diammu sebagai jawaban kalau Kau menyetujui dan memberiku kesempatan. Maka dari itu Aku akan membuktikannya. Dan jika Aku gagal, Aku akan menghilang dari kehidupanmu aku janji tidak akan muncul dihadapanmu lagi dan tidak akan mengganggu kebahagiaanmu."
"Li.. Ak-" Lisa memotong ucapan Jennie
"Tenang saja Kau tidak perlu khawatir J. Akhir pekan ini Aku akan datang ke rumahmu untuk menemui kedua orang tuamu. Aku akan meyakinkan mereka."
***
Akhir pekan yang dijanjikan Lisa akhirnya tiba. Lisa sudah berdiri didepan gerbang rumah mewah Jennie dengan pakaian rapih terbaik yang ia punya. Perlahan dengan rasa gugupnya Lisa berjalan untuk memasuki rumah Jennie.
"Nona Lisa sudah lama tidak kemari, apa Kau ingin bertemu dengan Nona Jennie? Ah sayang sekali, Nona Jennie sudah pergi ke kantor." Ucap penjaga rumah yang sudah mengenal Lisa.
"Ah tidak Paman. Aku ingin bertemu dengan Tuan dan Nyonya Kim. Apakah mereka ada dirumah?"
"Oh kebetulan Tuan dan Nyonya ada dirumah. Kalau begitu silahkan masuk. Paman akan memberitahu Tuan dan Nyonya jika Kau ingin menemui mereka."
"Terima kasih Paman." Ucap Lisa dengan senyum ramah yang ia perlihatkan. Penjaga tersenyum dan membukakan gerbang untuk Lisa dan mengantarnya ke depan pintu masuk rumah itu.
"Nona Lisa silahkan masuk dan tunggu saja diruang tamu. Paman akan memberi tahu Tuan dan Nyonya. Ah ya, Kau ingin minum apa? Paman akan beritahu Bibi untuk membawakannya."
"Apa saja tidak masalah." Penjaga mengangguk dan pergi meninggalkan Lisa.
Lisa masuk dengan rasa gugup yang tidak berhenti sejak tadi. Sungguh ini sangat mendebarkan. Lisa takut jika orang tua Jennie akan sangat murka padanya. Tiba-tiba kepalanya berdenyut pusing Lisa menahannya dengan sekuat tenaga. Ia lupa meminum obatnya karena sangat gugup sejak tadi malam.
"Aku mohon bertahan sebentar jangan membuatku merasa sangat pusing." Gumamnya pada dirinya sendiri sambil memukul kepalanya pelan.
Saat Lisa sedang duduk dengan rasa gugupnya kedua orang tua Jennie menghampiri Lisa. Lisa bangkit dan memberi hormat dengan sangat sopan.
"Ada perlu apa Kau kemari?" Ucap Tuan Kim dengan wajah tidak sukanya melihat Lisa yang berada dirumahnya.
"Maaf Tuan, Nyonya. Saya mengganggu waktu kalian. Tapi ada hal yang ingin Saya bicarakan dengan kalian." Lisa menjawab dengan sangat sopan karena bagaimana pun juga kedua orang tua Jennie adalah orang terpandang pemilik perusahaan ternama di Korea terlebih juga Ayahnya adalah seorang politikus di Negara tersebut.
"Apakah Kau ingin membicarakan hal gilamu yang mengajak putriku menjalin hubungan konyol itu?" Tuan Kim berbicara dengan nada sarkasnya pada Lisa.
Deg
Lisa tertegun mendengar ucapan Tuan Kim yang sudah mengetahui niatnya.
"Maaf Tuan, Nyonya tapi Saya mencintai Jennie layaknya pasangan normal lainnya. Saya hanya ingin membuktikan bahwa Saya serius dan meminta restu kalian. Saya akan mem-"
Bugh
Plak
Belum Lisa menyelesaikan ucapannya Tuan Kim memberi pukulan keras diwajah Lisa dan Nyonya Kim juga menamparnya membuat wajah Lisa memar dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Dasar gadis tidak tahu diri berani-beraninya Kau?! Kau tahu putriku siapa dan Kau siapa? Kau hanya gadis miskin gelandangan yang tidak jelas asal usulmu dari mana. Apa kau gila mengajak putriku menjalin hubungan sesama jenis?" Nyonya Kim akhirnya bersuara dengan marah dan berteriak didepan wajah Lisa.
"Sa-saya tahu Saya siapa dan Kalian siapa. Tapi Saya akan membuktikannya. Saya akan berjuang untuk Jennie. Tolong beri Saya kesempatan maka Saya akan berjuang lebih keras lagi."
Bugh
Satu pukulan lagi mendarat di perut Lisa. Ia tersungkal jatuh meringis dan sekuat tenaga mencoba untuk bangkit tapi belum sempat bangkit Tuan Kim menendang punggungnya. Kepalnya semakin sakit dan berdenyut tapi sekuat tenaga ia menahannya.
"Pergi dan jangan pernah Kau injakkan lagi kaki kotormu itu dirumahku. Jauhi putriku atau Kau akan menerima akibatnya!" Setelah mengatakan itu Tuan dan Nyonya Kim pergi dan menyuruh bodyguardnya menyeret Lisa keluar dari rumahnya.
Lisa berjalan guntai menyusuri jalanan di Kota Seoul. Pikirannya melayang entah kemana. Dengan wajah yang memar, sekujur badannya terasa sakit dan ngilu terlebih kepalanya sejak tadi tidak berhenti berdenyut dan semakin sakit. Pandangannya kosong dan perlahan kabut.
Bugh
Lisa terjatuh tak sadarkan diri dipinggir jalan. Orang-orang yang berlalu lalang berbondong-bondong menolong Lisa dan membawanya ke rumah sakit.
°°°
Ini adalah cerita pertama saya. Saya harap readir-nim menikmati tulisan saya, meninggalkan sedikit jejak dalam tulisan saya ini, beri komentar ulasan atau saran, dengan senang hati saya menerimanya. Dan maaf jika ada tulisan yang salah pengetikan atau salah tanda baca atau apa pun itu. Terima kasih. Selamat membaca.
Kalo rame dilanjut. See you<3