Dua hari setelah malam pertemuan keluarga Jennie dengan keluarga Song Mino. Tiba-tiba Lisa menghilang tanpa kabar. Jennie gelisah karena tidak ada pesan atau panggilan seperti yang dilakukan Lisa. Ponsel Lisa juga tidak aktif. Biasanya Lisa akan meneror Jennie dengan telpon atau dengan pesan-pesan randomnya.
Hari ini Jennie memutuskan untuk tidak bekerja dan mencari Lisa karena ia sangat khawatir pada Lisa dan Jennie harus bicara dengan Lisa karena memang banyak yang harus mereka bicarakan.
Jennie sudah datang memeriksa ke apartemen Lisa namun Lisa tidak ada. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke restoran tempat Lisa bekerja."Selamat datang, selamat siang ada yang bisa Saya bantu Nona?" sapa salah satu pelayan.
"Ah maaf saya ingin mencari Lisa, apakah dia ada?" Jawab Jennie dengan matanya yang terus bergerak mencari keberadaan Lisa.
"Oh maaf Nona, sudah dua hari ini Lisa tidak bekerja."
"Kalau boleh tahu kemana Lisa?" tanya Jennie khawatir.
"Maaf Nona, saya juga tidak tahu karena Lisa tidak memberi kabar sama sekali. Saya sudah sempat menghubunginya namun ponselnya tidak aktif. Nona maafkan saya jika tidak ada lagi keperluan lain saya harus kembali bekerja. Permisi." Pelayan tersebut meninggalkan Jennie yang sedang diam mematung.
Di dalam mobil Jennie gelisah ia meraih ponselnya untuk menelpon seseorang.
"Hallo Rosie, apa Kau bersama Lisa? Apa Kau tahu dimana Lisa sekarang? Karena sudah dua hari ini dia menghilang. Aku khawatir padanya."
"Tidak Jenn, Aku tidak tahu dimana Lisa Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Jika nanti Aku bertemu Lisa, Aku akan memberitahunya kalau Kau mencarinya. Maaf, Aku sedang sibuk oke, sampai jumpa."
Tut
Jennie menghela nafasnya karena Rosie mematikan panggilannya tanpa mendengar jawabannya.
"Kau dimana Li? Maafkan Aku, Aku khawatir padamu. Lisa, Aku juga mencintaimu." batin Jennie.
Ditempat lain Lisa sedang terbaring lemah di rumah sakit sejak malam dimana dia mengetahui kalau Jennie dijodohkan dan akan segera bertunangan. Kepalanya tiba-tiba sakit teramat sakit. Ia tidak bisa menahan sakitnya sekarang.
Lisa, Rosie dan Jisoo sedang berada di ruangan Lisa membahas tentang perkembangan Lisa."Kau tahu Li, Jennie menerorku dengan telpon dan pesannya yang selalu menanyakan keberadaanmu." Rosie menghela nafas lega sesudah ia menerima telpon dari Jennie.
"Aku mohon jangan pernah beritahu Jennie tentang penyakitku. Aku tidak mau membuatnya khawatir dan menangis." Rosie hanya mengangguk mendengar ucapan Lisa.
"Rosie, aku punya satu permintaan. Aku mau Kau mengabulkannya untukku nanti. Saat dimana waktu itu tiba, tolong berikan jantungku untuk Jennie. Dengan begitu Aku akan selalu hidup, bersama dengan Jennie dan Kau pun tidak akan merasa kehilanganku karena detakku akan selalu berdetak dalam tubuh Jennie." Ucap Lisa dengan derai air mata yang tidak bisa ia tahan lagi.
"Tidak Li, Kau harus sembuh! Aku yakin Kau akan sembuh. Jangan berbicara seperti itu. Karena itu tidak akan terjadi."
"Rosie benar Lisa, Kau harus sembuh. Meskipun kemungkinannya kecil tapi tidak ada yang tidak mungkin. Aku selalu berdoa untuk kesembuhanmu." Ucap Jisoo mengusap kepala Lisa dengan lembut.
"Aku mohon chipmunk, Aku hanya mempunyaimu sebagia keluargaku dan sebagai orang yang selalu mau membantuku. Aku mohon.. Aku ingin Jennie terus hidup berumur panjang, menjalani kehidupannya dengan bahagia, Aku ingin Jennie bisa mewujudkan semua mimpinya. Aku akan bahagia jika itu terjadi terlebih jika dia hidup bersama dengan detak jantungku." Rosie menangis memeluk Lisa, dia tidak tahan lagi mendengar ucapan Lisa.
"Kau tahu kan keadaanku sudah sangat tidak mungkin untuk Aku hidup. Satu-satunya cara untukku agar Aku tetap hidup adalah dengan memberikan detakku untuk Jennie." Lanjutnya terisak dalam pelukan Rosie
"Baiklah, Aku akan membantumu menuruti semua maumu. Aku akan. Kau puas hm?" Lisa tersenyum mendengar jawaban sahabatnya.
"Dan lagi, tolong jangan beritahu Jennie atau pun keluarganya jika Aku yang mendonorkan jantungku untuk Jennie."
"Dan juga Aku harap. Kau mau membantuku sampai akhir Dokter Kim."
***
Lisa sudah diperolehkan pulang dan bekerja seperti biasa meski kondisinya belum cukup stabil. Tapi Lisa tetap memaksa pulang dan mau tidak mau Jisoo membiarkan Lisa pulang dengan syarat ia harus rutin berobat padanya.
Saat Lisa sedang membersihkan meja pelanggan tiba-tiba seorang wanita datang menarik lengannya dan keluar begitu saja dari restoran."Baby J. Kenapa Kau disini? Ada apa?" Jennie memeluk Lisa dengan erat.
"Kau kemana saja Li? Aku mencarimu tapi Kau tidak ada dimana-mana. Aku sangat mengkhawatirkanmu." Jennie menangis dipelukan Lisa.
"Aku hanya menenangkan diriku. Aku tidak apa J. Aku baik-baik saja. Berhentilah menangis, Aku tidak suka melihatmu menangis!" Jennie melepas pelukannya dan menghapus airmatanya sendiri dengan kasar.
"Mari kita bicara Li, Aku mohon dengarkan penjelasanku terlebih dulu." Lisa setuju dan mengangguk.
Jennie menjelaskan semuanya pada Lisa dari mulai orang tuanya yang tiba-tiba menjodohkannya hingga rencana pertunangannya dengan Mino.
"Minggu depan Aku akan bertunangan dengan Mino."
Deg
"Lisa, Aku mencintaimu. Sungguh. Percaya padaku. Tapi aku juga tidak mau membuat kedua orang tuaku kecewa. Maafkan Aku." Lisa mengelus pipi basah Jennie dengan tangannya.
"Dari awal Aku sudah tahu kalau ini akan terjadi J. Aku tahu disini hanya Aku yang sangat menginginkanmu dan mencintaimu. Aku tahu Kau sangat menyayangi kedua orang tuamu dan Aku paham Kau tidak mau membuat orang tuamu sedih dan kecewa. Aku tidak berhak untuk memaksamu." Lisa menggenggam tangan Jennie sekuat tenaga ia menahan air mata dan rasa sakit di kepalanya.
"Aku mohon jalani hidupmu dengan baik, jangan bersedih, jangan terluka dan jangan sakit. Setelah ini Aku yakin Kau akan menjalani kehidupan yang bahagia. Kau akan segera mendapat donor jantungmu, Aku yakin itu. Kau harus tetap hidup mewujudkan semua mimpimu. Kelak jika Kau sudah menjadi orang tua, Aku yakin Kau akan menjadi Ibu terbaik untuk anakmu. Cintai lelaki itu seperti kau mencintaiku bahkan lebih. Tidak apa. Aku menerima keputusanmu, asal Kau selalu bahagia. Aku akan menghilang dan pergi dari kehidupanmu. Aku tidak akan mengganggu kehidupan dan kebahagianmu." Lisa melepas genaggaman tangan Jennie lalu beranjak namun Jennie tiba-tiba memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.
"Maafkan Aku Li, sungguh maafkan Aku. Kumohon maafkan Aku."
Lisa tersenyum mengangguk melepas paksa pelukan Jennie, ia pergi meninggalkan Jennie yang sedang menangis. Sungguh ia juga ingin menangis. Sangat menyakitkan. Itu yang ia rasakan sekarang.
°°°