Berjalan dengan percaya diri, Naruto sang jaksa, baru saja menyelesaikan sidang yang sangat menguras tenaga. Setelah berbulan-bulan mendalami kasus, akhirnya ia bisa membuktikan jika terdakwa bersalah.
“Kerja bagus, Naruto.”
Naruto mengalihkan pandangannya. Di sana, berdiri sahabat yang juga merupakan rekan sesama jaksanya. “Ya, aku tahu aku hebat.”
Sasuke berdecak. Padahal, ia tidak mengatakan pria itu hebat. “Kau ingin kemana?”
“Tentu saja ke Sara.”
Mendengar jawaban Naruto, ia pun memutarkan bola matanya. Sara adalah kekasih Naruto selama lebih dari tiga tahun. Ia menyukai Sara awalnya karena wanita itu sangat baik dan pintar. Tapi, semakin lama, hubungan kedua orang itu semakin ‘toxic’.
“Masih saja Sara. Seharusnya kau pergi ke tim mu itu dan merayakan keberhasilan kalian.”
“Akan aku lakukan nanti.”
Sasuke menggeleng tidak percaya. Sedangkan, sang pria budak cinta sudah pergi melesat menuju sang kekasih.
.
.
.“Aku akan mati kali ini.”
Suara cekikikan terdengar dari seorang pria setelah mendengar penuturan tersebut. “Kau itu kan kucing, punya sembilan nyawa.”
“Tapi nyawa ke sembilan ku sudah mati, Kiba-kun. Kali ini, aku pasti akan mati. Hua!!” rengek Hinata.
Dirinya baru saja keluar dari persidangan. Ia yang merupakan wartawan swasta, diberikan tugas untuk mengambil dokumentasi selama persidangan berlangsung. Alasannya adalah kasus kali ini dilirik oleh masyarakat. Maka dari itulah, banyak wartawan yang hadir.
Tapi sialnya….
Flashback
Kilauan sinar lampu memenuhi ruang pengadilan. Hinata yang memang tidak terlalu tinggi perlu berusaha untuk mengambil gambar yang baik. Ia pun mencoba untuk maju ke barisan paling depan agar jepretannya sempurna.
Namun, tentu saja hal ini sulit. Saking banyaknya wartawan, maju satu barisan saja rasanya mustahil.
Tapi, bukan Hinata namanya jika ia tidak berusaha.
“Ish, jangan mendorong-dorongku!” bisik salah seorang wartawan.
Hinata meringis pelan dan berojigi kecil, “Maafkan aku.”
Petualangan pun kembali berlanjut. Setelah berjuang selama 10 menit, tiba-tiba saja usahanya itu sangat mudah. Para wartawan membiarkan Hinata untuk maju ke depan.
Ia pun bersorak gembira dalam hati. Di sisi kirinya, ia bisa melihat wajah jaksa tampan, sang pujaan hati, yaitu Uzumaki Naruto. Di sebelah kanan, terduduk seorang terdakwa yang seolah-olah terlihat tidak peduli dengan persidangan ini.
Kamera yang mengalung di lehernya pun ia angkat, lalu membidikkan lensanya ke arah terdakwa. Namun..
Brak!
“Wartawan yang berambut indigo!”
Hinata terkejut setengah mati. Hakim baru saja memukul meja dengan keras dan mengucap kata 'wartawan' yang merupakan pekerjaannya.
Ia celingak celinguk ke arah sekitar. Tapi, tidak ada wartawan lain yang berambut indigo, selain dirinya. Merasa tidak berbuat kesalahan, ia pun melihat ke arah hakim dan menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
“Ya, kau! Aku sudah peringatkan pada kalian untuk tidak mengambil gambar karena mengganggu proses persidangan. Sekarang, kau keluar!”
Ehh!! Tamat sudah riwayatku! -pikir Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Fiancée [NARUHINA]
FanfictionSetelah keluar dari toxic relationship, Naruto dikejutkan oleh Kushina yang menjodohkan dirinya dengan seorang wanita yang tidak kalah gila. "Aku mencintaimu, jaksa Uzumaki!" "Apa kau melihat-lihat tunanganku? Ingin aku colok matamu?!" Cukup! Perut...