Berjalan di pagi hari yang cerah, Hinata sengaja berolahraga untuk menggerakan otot-ototnya yang kaku. Ia berkutat dua minggu non stop di depan laptop yang membuat seluruh tubuhnya sakit.
Ah.. sudah lama sekali aku tidak bertemu jaksa tampanku.
Hinata terkikik geli. Terakhir kali mereka bertemu yaitu ketika di minimarket. Itu juga sudah hampir tiga minggu lamanya.
Setelah dipikir-pikir, bagaimana aku bisa hidup selama itu tanpa Naruto-kun?!
Ia menggelengkan kepalanya. Bukannya berolahraga, ia malah berpikir yang tidak-tidak.
Brug!
"Woah.." pekik Hinata. Keseimbangannya goyah. Untungnya, ia masih bisa menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Ya ampun. Maafkan anakku."
Hinata mendongakkan kepala melihat seorang ibu muda yang menunduk minta maaf. Ia bisa merasakan bajunya basah terkena es krim yang anak itu bawa.
"Tidak apa. Ini hanya basah sedikit," ucap Hinata ramah.
"Tamao, ayo minta maaf kepada kakak," suruh sang ibu pada anaknya. "Maafkan aku, kakak."
Hinata jongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan anak itu. -lucu sekali.
"Tidak masalah. Tapi, es krim mu terkena bajuku. Jangan dimakan lagi ya. Aku takut kotor."
Tamao mengerucutkan bibirnya lucu. Ia ingin makan es krim hari ini.
Hinata yang gemas dibuatnya pun mencubit pipi anak itu. "Kau lucu sekali. Ingin aku belikan es krim?"
"Eh, tidak perlu. Aku yang akan membelikannya. Terima kasih atas tawaranmu."
Hinata menggeleng. Ia ingin membelikan Tamao es krim karena sangat gemas dengan anak itu. Rasanya ingin ia culik saja si Tamao. "Tak apa. Aku ingin melakukannya. Dia sangat manis."
"Tidak, tidak. Aku saja yang membelikan es krim," tolak sang ibu. "Oh ya, apa kau senggang? Aku dan Tamao sedang piknik. Ingin bergabung?"
Ya Tuhan, Hinata cinta piknik. Mana mungkin ia menolak. "Bolehkah?"
"Tentu boleh, kakak! Aku akan tunjukan tempat kami menggelar tikar."
Tamao menggandeng tangan Hinata antusias. Ia senang Hinata ingin bergabung bersama mereka.
"Itu disana!" Tunjuk Tamao pada satu buah titik.
Tapi, di atas tikar itu, terduduk seorang pria berambut pirang yang sedang terduduk sambil memainkan ponselnya.
T-tunggu dulu! Rambut pirang, garis di pipi, kulit tan…
"Eh?!!!"
Pekikan itu mengalihkan perhatian Naruto. Setelah melihat Tamao menggandeng tangan Hinata, ia segera membuang mukanya dan menarik nafas banyak-banyak.
"Hinata duduklah disini," ucap sang ibu sambil mendorong Hinata duduk di depan Naruto. "Naruto, aku titip Hinata ya. Aku dan Tamao akan membeli es krim sebentar."
Ibu dan anak itu pun pergi dari hadapan Hinata. Dirinya yang masih bingung akan keadaan melihat Naruto dan Tamao bergantian.
Jika dilihat-lihat, Tamao itu mirip dengan Naruto. Rambut yang berwarna pirang, bentuk rahang yang sama, dan juga warna kulit yang hampir menyerupai.
Plak!
"Aw, wanita gila! Kenapa kau memukulku?!" Pekik Naruto tidak terima setelah tangannya dipukul keras oleh Hinata.
"Jika kau sudah punya anak, seharusnya kau bilang! Jika begitukan aku tidak perlu mengharapkanmu!"
"Siapa yang punya anak?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Fiancée [NARUHINA]
FanfictionSetelah keluar dari toxic relationship, Naruto dikejutkan oleh Kushina yang menjodohkan dirinya dengan seorang wanita yang tidak kalah gila. "Aku mencintaimu, jaksa Uzumaki!" "Apa kau melihat-lihat tunanganku? Ingin aku colok matamu?!" Cukup! Perut...