21

279 53 6
                                    

"Andrew!!"

Aku tak berhenti melakukan CPR untuk Andrew yang terbaring lemah dengan keadaan kritis. Kepalanya berdarah. Matanya bengkak. Badannya dipenuhi oleh luka-luka yang cukup serius. Aku masih tak percaya, kalau orang yang membuat keramaian tadi adalah Andrew. Aku sudah memberi kabar kepada Sasha dan Ava yang berada di rumah. Mereka terkejut setelah mendengar perkataanku, dan bergegas menyusulku.

Setibanya di rumah sakit, Andrew langsung dibawa ke dalam UGD. Aku disuruh menunggu di depan ruangan itu. Dadaku terasa sesak. Tanganku gemetar. Aku merasa sangat panik dan gelisah. Aku tak memikirkan apapun sekarang, kecuali Andrew. Mulutku terus mengucapkan doa, agar Andrew selamat dan kondisinya membaik.

Tidak lama kemudian, Sasha dan Ava tiba. Mereka langsung menghampiriku dan memelukku.

"Andrew... baik-baik saja kan? Ini gak beneran kan, Abby?!" Ava menangis terisak. Aku meneteskan air mata, dan menggeleng.

"Doain aja, Ava. Semoga Andrew bisa bertahan," ucapku. Sasha mengangguk. Dia ikut menangis, tetapi berusaha tetap tersenyum. Meyakinkan bahwa Andrew akan baik-baik saja.

━ ━ ━

Bibi dan Paman sudah melihat kondisi Andrew. Mereka tinggal di rumah sakit, dan menyuruh kami pulang ke rumah. Mereka bilang, mereka akan menginap di rumah sakit, menjaga Andrew sampai kondisi Andrew membaik.

 Aku, Ava, dan Sasha pun pulang ke rumah. Wajah kami semua murung. Sasha akan menjaga kami untuk sementara. 

 CKLEK!

 Aku masuk ke dalam kamarku dan segera menguncinya. Kuletakkan tasku di atas kursi, dan aku pun langsung merebahkan tubuhku di atas kasur. Sekarang pukul delapan malam, dan aku belum mandi sama sekali. Tubuhku terasa sangat lelah hari ini, entah kenapa. Ini hari yang berat bagiku. Dimulai dari masalah video, cemooh anak-anak sekolah, ancaman sang kepala sekolah, dan yang paling parah, kecelakaan Andrew. 

 Aku menghela napas berat. Mataku bengkak. Perutku lapar. Kakiku terasa sangat lelah. Aku menatap langit-langit kamar, dan berusaha untuk tidak membayangkan bagaimana hari esok akan berjalan. Aku terus mendoakan Andrew. Tak peduli lagi dengan masalah sekolah. 

━ ━ ━

 Masih sama seperti semalam. 

Siswa siswi sekolah melihatku dengan tatapan tak mengenakkan saat aku berjalan di koridor. Beberapa ada juga yang menatapku dengan rasa simpati.

Berita kecelakaan Andrew telah tersebar dari unggahan akun berita kota di Instagram. Saat aku masuk ke dalam kelas pelajaran pertama, Sateen, Millie, dan Sadie menghampiriku dan menanyakan soal kabar Andrew.

"Abby, lo sabar ya. Semangat! Kami bertiga yakin masalah ini bakal cepat selesai. Kailee mau dipanggil ke kantor hari ini, kata Tiffany," ujar Sateen. "Apapun itu gosipnya, lo gak salah By."

Aku tersenyum. "Makasih, Sateen."

"Emm, kami nanti boleh jenguk Andrew gak, By?" tanya Millie.

"Boleh kok," jawabku.

"Oke deh. Nanti kita pergi berempat ya," kata Millie, tersenyum.

"Gue gak ikut?"

"Alamak!" Sadie memekik setelah menoleh kepada Noah yang mendadak muncul di sebelahnya. "Noah! Lo ngagetin aja!! Muncul tiba-tiba..." Sadie mengomel.

𝐌𝐎𝐓𝐈𝐕𝐄, 𝖿𝗂𝗇𝗇 𝗐𝗈𝗅𝖿𝗁𝖺𝗋𝖽 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang