28

121 22 7
                                    

Masalah aku dan Aidan masih belum menemukan ujungnya. Ditambah lagi dengan..

Persiapan bazaar per kelas.

Sekolah sudah mulai menyiapkan acara. Berbagai dekorasi dipasang di setiap sisi sekolah. Semangat acara menguasai seluruh orang. Bahkan, kegiatan belajar mengajar saja rasanya seperti harus diliburkan saja.

Seperti yang dibilang Mrs Agatha beberapa minggu yang lalu, sekolah kami akan mengadakan acara perayaan ulang tahun sekolah. Akan ada pentas seni, bazaar, dan juga lomba di acara yang diadakan lima hari berturut-turut itu, dari hari Senin-Jumat.

Berdasarkan pengamatan kami, sudah banyak sekali kelas yang menyiapkan bazaar mereka. Murid-murid bebas memilih kelas mana yang akan menjadi tempat mereka berpartisipasi dalam bazaar.

Misalnya, aku lebih memilih untuk mengikuti bazaar tim kelas Sains ku. Boleh saja. Dan sebagainya.

Nah, tapi berbeda dengan kelas lain, kami-aku, Millie, Sadie, Noah, Finn, Jaeden, Wyatt, dll-sama sekali belum menyiapkan bazaar kami. Apa yang akan kami jual pun belum didiskusikan juga.

Kami mewakili kelas matematika. Walaupun kelasnya memuakkan, tapi inilah kelas yang paling lengkap-karena kami satu grup semua. Kelas lain sudah penuh. Jadi, daripada susah-susah memilih kelas lagi, mending kami bersatu saja.

"Jadi, kita buat apa nih?" tanya Millie saat kami memutuskan untuk berkumpul pada waktu makan siang di kafetaria.

"Buat donat," jawab Noah. Kami semua langsung memandangnya.

"Nah," Jaeden menjentikkan jarinya. "Bener tuh. Noah aja yang buat."

"Jaeden." Millie melotot kepada Jaeden. "Gak boleh. Jangan Noah aja dong. Kita semua juga harus buatnya bareng-bareng."

"Sibuk, Mill," ujar Gaten, menyeka dahinya. "Capek banget banting tulang."

"Lebay lo ah," kata Finn. Dia memandang Millie, "Buat apa jadinya?? Donat, tapi rame-rame kah?"

"Gimana kalau spaghetti?" usul Sadie.

"Boleh aja," tanggap Caleb.

"Tapi entar gak enak, Sad, kalau dingin?" kata Wyatt. Sadie memikirkan perkataan Wyatt, lalu ia pun mengangguk setuju.

"Gimana kalau cupcake aja?" usul Finn. Kami memandangnya.

"Cupcake?" Millie bergumam. "Bagus juga tuh."

"Gampang lagi," tambah Jaeden. "Setuju deh."

"Setuju juga," ujar Wyatt.

"Setuju dah."

"Setuju."

"Setujuu!! Bahan-bahannya bisa pakai punya guee aja," ujar Noah.

"Entar malah habis, No. Mending kita beli rame-rame aja ya," kata Millie, memegang pundak Noah. Ia kemudian menepuk tangannya, "Oke, guys. Ayo kita beli bahan-bahannya hari ini juga! Lebih cepat, lebih baik kan?"

"Ayo!"

━ ━ ━

Kami bersembilan pun pergi belanja bahan-bahan untuk cupcake itu nanti. Aku dibonceng oleh Finn, Sadie dengan Caleb, Millie dengan Wyatt, Noah dengan Gaten, sementara Jaeden sendiri. Sesampainya di swalayan tujuan, kami pun segera mencari bahan-bahan yang telah dirincikan oleh Millie.

𝐌𝐎𝐓𝐈𝐕𝐄, 𝖿𝗂𝗇𝗇 𝗐𝗈𝗅𝖿𝗁𝖺𝗋𝖽 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang