Chapter 1

312 30 2
                                    

DRAP

DRAP

DRAP


       "Hei, pernah dengar tidak? Katanya di dalam hutan ada hantu yang suka memangsa manusia." "Eehhh? Serius?" "Katanya siapapun yang masuk hutan itu tidak akan bisa kembali." "M-memangnya itu benar?"


"HAAAHH-"

"HAAAHH-"

"HAAAHH-"


        "IYA! Ada penduduk desa yang pernah melihatnya saat dia pergi mencari kayu bakar." "Tapi dia bisa kembali dengan selamat,tuh?" "Errrr... iya sih, tapi setelah dia kembali ke desa entah bagaimana dia terus-terusan tertimpa sial." "A-apa-apaan itu!?"


" Hufft... huufft...Sial! Kenapa aku harus memikirkan ucapan anak-anak perempuan itu. Mereka,kan,Cuma suka bergosip,un. Dan....."

        Peluh mengucur dari pelipis saat seorang anak memutuskan untuk berhenti berlari. Terduduk di dekat pohon yang tidak cukup besar namun cukup untuk mengistirahatkan paru-parunya yang bekerja keras lebih dari biasanya saat menghirup oksigen. Sambil masih tersengal-sengal dia melihat sekitar dan menyadari sesuatu yang membuatnya sedikit frustrasi.

" Haaahh... kurasa sudah sekitar 10 menit aku mengitari hutan ini. Tapi tetap saja aku tidak bisa kembali ke desa! Apakah dewa telah mengutukku atau.... gulp, tidak mungkin itu kenyataan-"

"Oi, bocah."

JOLT


" H-hei, aku masih penasaran dengan kelanjutan ceritanya." " Apa yang ingin kau ketahui, itu sudah semua." " Bagaimana wujudnya?" "Hahhh??? Mana aku tahu. Namanya hantu, memangnya berwujud?"


" SIAPA KAU!?"

"Aku yang seharusnya bertanya begitu."

"Jangan mengagetkanku begitu!"

"Terserahlah, aku hanya mengecek kesini karena mendengar ada suara seseorang."

        Sudah sejak lama hutan ini tidak memiliki pengunjung, pikirnya. Dia mulai melangkahkan kakinya pergi menjauhi anak yang masih duduk itu.

"Tunggu!"

***

        Matahari sudah semakin tenggelam dan menyembunyikan kehangatannya. Anak itu terus mengikuti orang yang baru saja dia temui. Terkadang menyelaraskan langkah kaki untuk menghibur diri karena dia sudah terlalu bosan tidak mendengar sepatah kata pun dari orang di depannya. Tiba-tiba orang di hadapannya berhenti dan membalikkan badannya menghadap anak berambut pirang itu. Dia menatap anak itu lekat-lekat.

"A-apa,un!?" Mulai merasa kesal dan malu.

" Jangan-jangan, kau..." Wajahnya tidak menunjukkan ketertarikan tetapi mata hazelnya terlihat sedikit mengintimidasi. Belum selesai dia megucapkan kalimatnya, anak itu sudah menyela dengan nada yang memekakkan telinga.

"AKU TIDAK TERSESAT, UN!"

"Ho? Padahal aku tidak bilang apa-apa."

        Menyadari kebodohannya membuat wajahnya memerah dan spontan menundukkan wajahnya dalam-dalam. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang apalagi orang yang baru saja dia temui. Dia selau berpikiri, itu sedikit membuatnya terlihat menjadi anak manja seperti apa yang teman-temannya katakan.

Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang