TIGA

8.1K 422 2
                                    

next or not?










s
c
r
o
l
l



















😋😋



















happy reading ♥️♥️

--

Nay mundur beberapa langkah kebelakang, membuat cowok yang di samping mengerutkan keningnya.

berasa dikira penculik dah gue- pikir nya

bang Ar, cepetan Dateng.. nay takut- ucap nay dalam hati

hening tak ada kata yang keluar dari kedua nya, mereka hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Ting..

suara notifikasi handphone nay menjadi pemecah keheningan, dengan segera nay membuka handphone nya.

AbangAr♥️

urusan Abang ini udah selesai
ini mau otw ke prakiraan,
kamu dimana?

iya, Abang buruan..
nay duduk di kursi koridor paling ujung Deket tempat parkir

iya cantik😘
(Read✓✓)

nay hanya melihat pesan terakhir Arlan tanpa berniat membalasnya.
ujung mata nya melirik sosok yang ada disampingnya.

sedangkan cowok itu hanya diam sibuk memainkan handphone yang ada digenggam nya,

"Hay cantik"panggil seseorang dari belakang yang langsung mengalihkan pandangan nay

melihat Arlan di sampingnya nay langsung berdiri dan mengambil tempat di belakang punggung Arlan.

"Abang ayok pulang, nay capek" rengek nay

dengan gemas Arlan langsung mencubit pipi nay " iya princess kita pulang"

"belum pulang, Ar?" kedua kakak beradik itu mengalihkan pandangannya pada asal suara itu, disana sosok cowok tadi telah berdiri.

"loh Van, dari kapan Lo disitu?" tanya Arlan bingung pasalnya ia tadi hanya melihat sang adik

cowok yang di panggil Van itu hanya mendengus " punya mata? dipake. bukan buat pajangan" cibir nya

Arlan hanya tertawa melihat teman nya itu "sorry-sorry gue gak sadar tadi, btw Lo ngapain disini?"

" biasa nunggu si Bimbim"jelas nya

merasakan tarikan diujung seragamnya Arlan pun sadar awal tujuannya " kalau gitu gue duluan nya mau ngawal princess pulang nih, buat Lo semangat" ucap nya yang diakhiri tawa

"sialan Lo"

"nama gue Arlan bulan alan" setelah mengucapkan itu Arlan berlalu bersama nay yang ada di genggaman nya..

✨✨

malam hari nya suasana di kediaman Argantara Ramai seperti biasanya, ada sang  ayah dan bunda yang senantiasa menonton acara televisi, Elvano yang sibuk dengan laptop di pangkuannya, Alvaro yang asik dengan game di handphone, dan yang terakhir dan membuat suasana jadi ramai adalah kelakuan Arlan yang sedari tadi tak berhenti untuk menjahili sang adik.

entahlah sedari tadi ada saja yang Arlan lakukan, karena menurutnya ketika melihat wajah adiknya cemberut merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.
dasar Abang laknat

"Abang Ar.. ih jangan usil"ucap nay untuk kesekian kali nya

"siapa yang usil sih, dari tadi Abang tuh diem kok"sangkal Arlan.

"mana ada, dari tadi Abang gangguin nay terus"

memang benar ada nya Arlan sedari tadi tak berhenti mengganggu nay yang sedang asik menonton televisi disertai cemilan ditangannya.. mulai dari menoel hidung dan juga pipi, mengacak-acak rambut, mengambil toples makanan dan masih banyak lagi.

"ih engk tuh"

dengan kesal nay berjalan menuju kedua kakak nya berada dan duduk diantara kedua kakak nya itu,

"Bang El, liat tuh bang Ar nya nyebelin ih" adu nya

Elvano meletakkan laptop diatas meja dan membawa sang adik pada dekapan nya.

"setan gak usah diurus"

Arlan mendelik tak terima, hey dia tampan bahkan wajah nya bisa menyaingi para muka plastik itu, di bilang setan? wah ngajak gelud nih orang..
tapi apa lah daya dia yang hanya bisa berteriak di dalam hati, mana berani dia melawan sang kakak tertua nya itu sekali tatap saja sudah bikin mati dadakan.

"bunda.. masa muka Arlan di bilang setan"adu Arlan pada sang bunda

"siapa emang yang bilang?" tanya Kanaya

"kesindir? bener berarti" timpal elvano cepat

"lah pake diomong bang, si Arlan kan emang gitu muka nya"ucap Alvaro yang entah sejak kapan sudah selesai dengan permainannya

"ayah sama bunda, waktu bikin gak pake  bismilah ya?" lanjut Alvaro

Aditya mendelik pada anak kedua nya " enak aja, ya pake lah tapi gak tau tuh yang keluar kayak gitu"

"berarti pas keluar ketuker itu yah"

"bisa jadi.. terkadang aja ayah meragukan nya"

oke fix. kalau untuk ketiga lelaki itu memang musuh untuk Arlan apalagi sang kakak pertama yang mulutnya udah kayak boncabe level 1000000000~ yang tak terhingga lagi..

Arlan hanya bisa mencibir dalam diam jika sudah seperti ini, sedangkan Kanaya hanya bisa geleng kepala melihat tingkah keluarga nya.

"nay, tidur udah malem" ucap elvano pada nay

masih dalam dekapan sang kakak nay menggeleng "gak mau dikamar, mau nya disini"

Alvaro dan Arlan menggeleng tegas " engk, nanti yang ada badan kamu sakit semua "

"dikamar aja princess, lebih enak tau"

"mau nya disini"

"gak boleh gitu sayang, bener kata Abang Al nabati badan kamu sakit.. ke kamar aja yuk" bujuk Kanaya

nay hanya menggeleng, kalau sudah menyangkut nay gini semua nya kompak.

elvano menepuk kedua paha nya "sini"

paham dengan yang elvano perintahkan, nay langsung berbaring dan menjadikan paha sang kakak sebagai bantal, sedangkan Alvaro mengangkat kedua kaki adik nya itu untuk di bawa di pangkuannya.

dengan lembut tangan elvano mengusap pelan pada Surai hitam sang adik, memberikan ketenangan dan kenyamanan disana.

"tidur" dengan tenang kedua mata itu terpejam

arlan yang melihat itu langsung mengambilkan selimut untuk sang adik.

My Little Sister And Possessive Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang